Ramadan di AS, Warga Non-Muslim Diajak Buka Puasa di Masjid

Sabtu, 05 Juli 2014 - 12:48 WIB
Ramadan di AS, Warga Non-Muslim Diajak Buka Puasa di Masjid
Ramadan di AS, Warga Non-Muslim Diajak Buka Puasa di Masjid
A A A
KENDALL - Ketika azan Magrib berkumandang, Sthephanie Restrepo (25) melepas sepatu dan mengenakan jilbab hitam berpadu warna putih. Sthephanie kemudian melangkah masuk ke Masjid An-Noor, Kendall, Chicago, Amerika Serikat (AS) Rabu petang lalu.

Dia duduk di barisan paling belakang dan mengamati orang-orang merampungkan ibadah salat Magrib. Sthephanie yang juga terbiasa berdoa, merasa damai melihat para warga Muslim salat.

”Rasanya seperti pertama kali saya mengunjungi Gereja Katolik,” ucap Sthephanie, warga non-Muslim yang dibesarkan dengan tradisi Pentakosta. Saya ingin benar-benar belajar apa yang ada di dalamnya, apa dan proses doa mereka bagaimana,” lanjut dia, seperti dikutip Miami Herald, Jumat 4 Juli 2014, malam.

Sthephanie adalah satu dari sekitar selusin warga non-Muslim yang menghadiri acara buka puasa bersama di masjid An-Noor. Banyak warga non-Muslim di Kendall, AS, itu sengaja diundang para warga Muslim ke masjid untuk menyantap hidangan buka puasa bersama.

Acara tahunan itu digelar oleh Koalisi Organisasi Muslim Florida Selatan dan kelompok Emerge AS. Bagi, para Muslim di AS, Ramadan menjadi momentum untuk berbagi bersama dan menjalin silaturahim, termasuk dengan warga non-Muslim.

Sebelum menyantap hidangan buka puasa, imam masjid, Zakaria Badat bercerita tentang maksud puasa Ramadan yang dijalani warga Muslim di hadapan para warga non-Muslim.

”Ini adalah bentuk disiplin diri,” ucap Badat. ”Jika kita bisa meninggalkan hal-hal yang (membatalkan puasa) selama 12 jam atau mungkin 16 jam, saya pikir kita memiliki kemauan dan kekuatan untuk meninggalkannya,” lanjut Badat.

Usai ceramah singkat itu, acara menyantap buka puasa bersama pun dimulai. ”Kami ingin berbagi dengan Anda malam ini, bagaimana komunitas Muslim di sini istirahat dari puasa (berbuka puasa), dan bagaimana kita hidup di dalam masyarakat (dengan berbagi bersama),” ujar Badat.

Dialog Antar-Agama


Tak hanya seputar Ramadan, Sthephanie dan warga non-Muslim lainnya juga dipersilakan jika ingin berdialog tentang agama Islam dan agama lain yang mereka anut.

”Ayo Sthephanie (jika ingin dialog), karena Anda tidak tahu persis siapa kita,” kata Qureshi (36) warga Muslim dari Kendall.

”Itu akan lebih baik dengan mengenal lebih banyak tentang agama yang berbeda. Ini tidak berarti saya menekan Anda, ayo bergabung sini (berdialog),” imbuh Qureshi. Sthephanie bersemangat dengan ajakan itu.

Bill Duquette (58) bersama istrinya Gladis (62) keduanya warga Katolik memuji toleransi warga Muslim yang mengundang mereka berbuka puasa bersama.

”Saya tahu apa itu Ramadan, tapi saya ingin mendapatkan wawasan yang lebih baik lagi,” kata Duquette. ”Kami memiliki banyak teman Muslim. Ini bagus bahwa mereka menjangkau kami dan mengajari orang-orang,” imbuh dia.

Buka puasa bersama di sekitar masjid, di bawah tenda putih itu menyajikan aneka makanan dari daging ayam dan sapi. Banyak dari warga non-Muslim penasaran dengan ritual puasa Ramadan, dan mereka menyambut baik jika di lain kesempatan diundang lagi.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4443 seconds (0.1#10.140)