PT KAI Terus Pantau Titik Rawan Jalur Kereta Api Mudik

Senin, 07 Juli 2014 - 19:42 WIB
PT KAI Terus Pantau...
PT KAI Terus Pantau Titik Rawan Jalur Kereta Api Mudik
A A A
BANDUNG - Menjelang masa mudik Lebaran, PT KAI terus memantau beberapa titik rawan pada jalur kereta api. Titik-titik seperti jembatan, tempat rendah yang rentan banjir, jalur yang berada dekat tebing, terus diinventarisasi untuk memastikan keamanan jalur.

Dikatakan Kepala Humas PT KAI Daop 2 Bandung Zunerfin, titik-titik rawan seperti daerah antara Cirahayu-Cipeundeuy, Rancaekek, terus menjadi perhatian. Kekhasan kontur tanah yang dilintasi jalur kereta api di Jabar memang menjadi perhatian lebih untuk menghadapi masa mudik Lebaran, apalagi hujan masih sering turun.

"Daerah-daerah yang rawan longsor, rawan banjir, terus kami pantau. Petugas khusus (pemeriksa jalur) pun sudah kami siapkan," ujarnya kepada wartawan, Senin (7/7/2014).

Petugas regular yang memeriksa dua kali per hari, ada juga petugas ekstra Lebaran, dan petugas ekstra yang memeriksa jika hujan turun tanpa henti lebih dari 30 menit. "Selain tentunya petugas-petugas seperti penjaga perlintasan, penjaga jembatan, maupun penjaga terowongan," katanya.

PT KAI juga sudah menyiapkan posko pengaduan untuk menampung aduan terkait data, informasi, dan humas yang operasional mulai H-7 hingga H+7 Lebaran. "Bisa ditambah waktunya, tergantung kondisional nantinya," katanya.

Adapun terkait tiket KA jelang Lebaran dari tanggal 23-28 Juli sudah ludes terjual. Untuk tanggal 21 Juli dan 29 Juli masih tersisa sekitar 15% lagi. Selebihnya masih banyak.

Bagi yang belum memiliki tiket, Zunerfin menghmbau diharapkan segera mencari angkutan alternatif lain, atau mengubah rencana kepergian, dipercepat atau diperlambat.

"Atau bisa juga dengan rajin membuka situs www.railticket.kereta-api.co.id atau www.tiket.kereta-api.co.id. Barangkali ada penumpang yang membatalkan," terangnya.

Zunerfin menegaskan, pihaknya tidak meluncurkan kereta sapu jagad pada masa Lebaran ini, namun menambah empat KA pulang-pergi untuk memenuhi kebutuhan mudik Lebaran. Jadi, total operasional KA selama masa Lebaran sebanyak 50 KA pulang-pergi.

"Tingkat okupansi kereta api Lebaran ini mencapai 110%, karena dimungkinkan ada penumpang yang naik di tengah perjalanan. Misalnya yang berangkat dari stasiun Bandung turun di Tasikmalaya, di sana ada yang naik lagi," tuturnya.

PT KAI Daop 2 Bandung juga tidak melayani ekspedisi sepeda motor. Kalaupun ada yang melalui jalur Utara (Cirebon), kata dia, itu merupakan kebijakan Departemen Perhubungan yang membolehkan Daop 6 melayani ekspedisi sepeda motor via kereta api. "Di sini (Daop 2), tidak bisa ekspedisi sepeda motor," ucapnya.

Untuk menghindarkan calo, pihak PT KAI sudah memberlakukan persyaratan pembelian tiket tidak boleh menggunakan KTP palsu dan atau fotokopi. Kecuali anak-anak yang tidak harus menggunakan KTP.

"Sekarang zamannya online, agar terhindar dari calo, masyarakat harusnya tidak lagi beli tiket di stasiun. Di tempat-tempat terdekat yang menjual tiket online saja," katanya.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7268 seconds (0.1#10.140)