Jasa Penukaran Uang Mulai Marak di Bangkalan
A
A
A
BANGKALAN - Menjelang Idul Fitri 2014, jasa penukaran uang receh atau uang pecahan kecil baru mulai marak di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Mereka menjajakan uang receh pada pengguna jalan yang melintas.
Pecahan uang yang ditawarkan pada masyarakat bervariasi, mulai Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, dan Rp10.000. Mereka menjajakan uang di pinggir Jalan Mayjen Sungkono (pasar senggol) dan kawasan depan Masjid Agung Kota Bangkalan.
Jasa penukaran uang banyak diminati masyarakat sebagai pekerjaan sampingan. Sebab, setiap uang berjumlah Rp100 ribu, ditukar dengan uang berjumlah Rp110 ribu. Artinya, pemilik uang receh baru mendapat untung senilai Rp10 ribu.
"Saya menukar uang Rp400 ribu dengan Rp440 ribu pada orang yang menjajakan uang baru di pinggir jalan. Adapun uang receh yang ditukar meliputi Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10ribu, serta Rp1.000," terang salah seorang warga setempat, Suhul Anam, Selasa (15/7/2014).
Menurut Suhul, dirinya menukar uang receh tersebut untuk dibagikan pada keponakan dan para tetangga saat Lebaran nanti. Sebab, hal semacam itu sudah menjadi sebuah tradisi, yang tua memberikan uang receh pada yang muda. "Kalau diberi uang baru, anak-anak kan senang meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Maka dari itu, saya menukar uang receh yang baru," paparnya.
Sementara itu, salah seorang pemilik atau jasa penukaran uang receh, Syamsuri, menyatakan, pekerjaan ini sudah dilakoni setiap tahun, tepatnya menjelang Lebaran. Sebab, banyak masyarakat yang ingin menukar uang receh.
"Keuntungannya setiap bendel atau berjumlah Rp100 ribu yakni sebesar Rp10 ribu. Lumayan hasilnya, bisa buat berlebaran nanti. Sebenarnya pekerjaan saya menjual koran, jasa penukaran uang ini hanya sampingan," pungkasnya.
Pecahan uang yang ditawarkan pada masyarakat bervariasi, mulai Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, dan Rp10.000. Mereka menjajakan uang di pinggir Jalan Mayjen Sungkono (pasar senggol) dan kawasan depan Masjid Agung Kota Bangkalan.
Jasa penukaran uang banyak diminati masyarakat sebagai pekerjaan sampingan. Sebab, setiap uang berjumlah Rp100 ribu, ditukar dengan uang berjumlah Rp110 ribu. Artinya, pemilik uang receh baru mendapat untung senilai Rp10 ribu.
"Saya menukar uang Rp400 ribu dengan Rp440 ribu pada orang yang menjajakan uang baru di pinggir jalan. Adapun uang receh yang ditukar meliputi Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10ribu, serta Rp1.000," terang salah seorang warga setempat, Suhul Anam, Selasa (15/7/2014).
Menurut Suhul, dirinya menukar uang receh tersebut untuk dibagikan pada keponakan dan para tetangga saat Lebaran nanti. Sebab, hal semacam itu sudah menjadi sebuah tradisi, yang tua memberikan uang receh pada yang muda. "Kalau diberi uang baru, anak-anak kan senang meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak. Maka dari itu, saya menukar uang receh yang baru," paparnya.
Sementara itu, salah seorang pemilik atau jasa penukaran uang receh, Syamsuri, menyatakan, pekerjaan ini sudah dilakoni setiap tahun, tepatnya menjelang Lebaran. Sebab, banyak masyarakat yang ingin menukar uang receh.
"Keuntungannya setiap bendel atau berjumlah Rp100 ribu yakni sebesar Rp10 ribu. Lumayan hasilnya, bisa buat berlebaran nanti. Sebenarnya pekerjaan saya menjual koran, jasa penukaran uang ini hanya sampingan," pungkasnya.
(zik)