Petugas Dishub dan Polri Jaga Perlintasan KA Tak Berpalang
A
A
A
GARUT - Dua dari empat perlintasan kereta api (KA) tanpa palang pintu di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dipastikan akan ramai dilintasi pemudik. Dua perlintasan KA yang lumrah dilintasi ini adalah perlintasan di wilayah Desa Bangbayang, Kecamatan Kadungora, dan perlintasan di Desa Cikembulan, Kecamatan Kadungora.
Perlintasan KA Desa Bangbayang terletak di Jalan Rancasalak. Jalan ini merupakan sambungan dari jalur alternatif Cijapati yang menghubungkan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Bandung. Sementara, dua perlintasan KA lainnya terletak di Desa Ciloa, Kecamatan Malangbong, dan Desa Cipatik, Kecamatan Cibatu. Meski jumlah pemudik yang akan melintasi dua perlintasan di wilayah utara Garut ini lebih sedikit, tetap saja kedua perlintasan tanpa palang pintu tersebut masuk ke dalam daftar salah satu lokasi rawan kecelakaan.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Garut Wahyudijaya memastikan akan menerjunkan petugas dari jajarannya untuk membantu kelancaran arus mudik di sejumlah perlintasan KA tanpa palang pintu. Pelibatan petugas Dishub Garut akan mulai efektif dilakukan pada H-7 hingga H+7 lebaran mendatang.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Garut dalam hal pengamanan arus mudik dan balik Lebaran 2014 ini. Beberapa di antaranya pengamanan di rel tanpa palang pintu. Khusus untuk perlintasan tanpa palang pintu, kami juga akan menerjunkan petugas," kata Wahyu saat dihubungi Kamis (17/7/2014).
Akan tetapi, Wahyu belum bisa menyebut berapa jumlah pasti personel yang akan diterjunkan ke sejumlah perlintasan KA ini. Saat menggelar rapat bersama dengan Polres Garut, pihaknya diminta untuk menurunkan 60 petugas dalam pengamanan jalur mudik.
"Untuk seluruh kegiatan pengamanan, kami diminta untuk menurunkan 60 petugas. Namun petugas organik terlatih yang kami miliki di Bidang Pengendali dan Operasi (Dalops) baru 27 personel. Mungkin nanti kami akan meminta bantuan tenaga dari bidang lain di Dishub Garut. Kami akan coba memenuhi kuota petugasnya. Setelah terpenuhi, baru diketahui berapa personel yang akan ditempatkan di setiap pos jalur mudik dan perlintasan KA itu," paparnya.
Dari pengalaman di tahun-tahun yang lalu, Dishub Garut memberlakukan sistem shift kepada petugas yang khusus membantu pengamanan di perlintasan KA tak berpalang pintu. Dengan demikian, perlintasan KA tersebut akan dijaga selama 24 jam penuh.
"Sementara untuk pengamanan jalur, sudah ada rencana pendirian pos. Kami akan mendirikan pos di lima titik jalur mudik, yaitu di wilayah Kadungora, Leles, Tarogong, Limbangan, dan Malangbong," tandasnya.
Perlintasan KA Desa Bangbayang terletak di Jalan Rancasalak. Jalan ini merupakan sambungan dari jalur alternatif Cijapati yang menghubungkan Kabupaten Garut dengan Kabupaten Bandung. Sementara, dua perlintasan KA lainnya terletak di Desa Ciloa, Kecamatan Malangbong, dan Desa Cipatik, Kecamatan Cibatu. Meski jumlah pemudik yang akan melintasi dua perlintasan di wilayah utara Garut ini lebih sedikit, tetap saja kedua perlintasan tanpa palang pintu tersebut masuk ke dalam daftar salah satu lokasi rawan kecelakaan.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Garut Wahyudijaya memastikan akan menerjunkan petugas dari jajarannya untuk membantu kelancaran arus mudik di sejumlah perlintasan KA tanpa palang pintu. Pelibatan petugas Dishub Garut akan mulai efektif dilakukan pada H-7 hingga H+7 lebaran mendatang.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Polres Garut dalam hal pengamanan arus mudik dan balik Lebaran 2014 ini. Beberapa di antaranya pengamanan di rel tanpa palang pintu. Khusus untuk perlintasan tanpa palang pintu, kami juga akan menerjunkan petugas," kata Wahyu saat dihubungi Kamis (17/7/2014).
Akan tetapi, Wahyu belum bisa menyebut berapa jumlah pasti personel yang akan diterjunkan ke sejumlah perlintasan KA ini. Saat menggelar rapat bersama dengan Polres Garut, pihaknya diminta untuk menurunkan 60 petugas dalam pengamanan jalur mudik.
"Untuk seluruh kegiatan pengamanan, kami diminta untuk menurunkan 60 petugas. Namun petugas organik terlatih yang kami miliki di Bidang Pengendali dan Operasi (Dalops) baru 27 personel. Mungkin nanti kami akan meminta bantuan tenaga dari bidang lain di Dishub Garut. Kami akan coba memenuhi kuota petugasnya. Setelah terpenuhi, baru diketahui berapa personel yang akan ditempatkan di setiap pos jalur mudik dan perlintasan KA itu," paparnya.
Dari pengalaman di tahun-tahun yang lalu, Dishub Garut memberlakukan sistem shift kepada petugas yang khusus membantu pengamanan di perlintasan KA tak berpalang pintu. Dengan demikian, perlintasan KA tersebut akan dijaga selama 24 jam penuh.
"Sementara untuk pengamanan jalur, sudah ada rencana pendirian pos. Kami akan mendirikan pos di lima titik jalur mudik, yaitu di wilayah Kadungora, Leles, Tarogong, Limbangan, dan Malangbong," tandasnya.
(zik)