Mudik 2014, Organda Berharap Zero Accident
A
A
A
JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat (DPP) Organda berharap zero accident dalam mudik tahun ini. Maka itu, Organda melakukan koordinasi dengan seluruh Perusahaan Otobus (PO) yang menurunkan armadanya untuk mudik 2014.
"Kita harapkan tidak ada kecelakaan pada tahun ini, karena seluruh armada yang diturunkan sudah melalui pengecekan yang maksimal," kata Ketua DPP Organda Eka Sari Lorena di Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Dalam pelaksanaan mudik tahun ini, kata Eka, pihaknya harus menambah biaya. Pasalnya, dengan adanya kerusakan dijembatan Comal maka seluruh armada yang biasanya melewati jalur utara harus berputar melalui jalur selatan.
"Ada peningkatan biaya sebesar 20 persen, ini yang mengkhawatirkan kami," katanya.
Menurutnya, saat ini pihaknya tidak mendapatkan kepastian apakah bus bisa melewati jembatan tersebut pada H-3. Karena, Kementerian PU menegaskan pada hari itu jembatan tersebut bisa dilewati.
"Kami tahun kalau jembatan hanya bisa dilewati oleh kendaraan kecil, kalau memang tidak bisa maka harus memutar maka ini cukup merugikan," ujarnya.
Bahkan, dia sudah melakukan ujicoba perjalanan dari Jakarta-Surabaya. Dalam uji coba tersebut dengan kondisi jembatan Comal belum bisa digunakan, dirinya harus memakan waktu 25 Jam. "Kalau segitu, saya mestinya sudah sampai Bali," jelasnya.
Bila dalam musim Lebaran ini akan ada 1.500 armada yang akan melintas, maka bisa dibayangkan kalau harus lewat jalur selatan yang sempit. Maka kepadatan tidak bisa dihindari.
Selain masalah jalan, pihaknya juga meminta Pertamina untuk menambah suplai menjelang Lebaran dan paska Lebaran.
"Konsumsi BBM pasti meningkat, oleh karena itu kami meminta mereka untuk menambah suplai," ujarnya.
Selain itu, dalam Lebaran tahun ini memang ada penyesuaian tarif tetapi semuanya tergantung tujuan.
"Kita harapkan tidak ada kecelakaan pada tahun ini, karena seluruh armada yang diturunkan sudah melalui pengecekan yang maksimal," kata Ketua DPP Organda Eka Sari Lorena di Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Dalam pelaksanaan mudik tahun ini, kata Eka, pihaknya harus menambah biaya. Pasalnya, dengan adanya kerusakan dijembatan Comal maka seluruh armada yang biasanya melewati jalur utara harus berputar melalui jalur selatan.
"Ada peningkatan biaya sebesar 20 persen, ini yang mengkhawatirkan kami," katanya.
Menurutnya, saat ini pihaknya tidak mendapatkan kepastian apakah bus bisa melewati jembatan tersebut pada H-3. Karena, Kementerian PU menegaskan pada hari itu jembatan tersebut bisa dilewati.
"Kami tahun kalau jembatan hanya bisa dilewati oleh kendaraan kecil, kalau memang tidak bisa maka harus memutar maka ini cukup merugikan," ujarnya.
Bahkan, dia sudah melakukan ujicoba perjalanan dari Jakarta-Surabaya. Dalam uji coba tersebut dengan kondisi jembatan Comal belum bisa digunakan, dirinya harus memakan waktu 25 Jam. "Kalau segitu, saya mestinya sudah sampai Bali," jelasnya.
Bila dalam musim Lebaran ini akan ada 1.500 armada yang akan melintas, maka bisa dibayangkan kalau harus lewat jalur selatan yang sempit. Maka kepadatan tidak bisa dihindari.
Selain masalah jalan, pihaknya juga meminta Pertamina untuk menambah suplai menjelang Lebaran dan paska Lebaran.
"Konsumsi BBM pasti meningkat, oleh karena itu kami meminta mereka untuk menambah suplai," ujarnya.
Selain itu, dalam Lebaran tahun ini memang ada penyesuaian tarif tetapi semuanya tergantung tujuan.
(mhd)