Supir Bus di Terminal Tirtonadi Jalani Tes Urin
A
A
A
SOLO - Seluruh sopir bus yang beroperasi di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah giliran menjalani tes urin untuk menguji kelayakan mengemudi. Tes urin tersebut melibatkan Dinas Kesehatan serta pihak Polresta Surakarta.
"Semua supir bus wajib menjalani tes kesehatan. Kalau kondisi supir tidak memenuhi persyaratan, maka kru bus itu tak boleh jalan," jelas Sesdirjen Pengendalian Penyakit dan Lingkungan dr Muhammad Subuh saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/7/2014).
Pemeriksaan, kata Subuh, terdiri dari uji tekanan darah, gula darah, tes urin untuk narkoba serta tes alkohol termasuk narkotika.
Bila saat pemeriksaan ditemukan adanya kru bus yang mengkonsumsi psikotropika, maka saat itu juga pihaknya merekomendasikan pihak kepolisian untuk memproses secara hukum.
"Dari situ, jika terindikasi ada supir bus yang menggunakan psikotropika, maka kita merekomendasikan pihak kepolisian untuk memproses lewat hukum,"katanya.
Selain supir bus, tes urin pun diberlakukan bagi masinis kereta api. Sedangkan untuk pilot pesawat, meski di bandara ada posko kesehatan, namun tes tersebut diserahkan langsung kepada tiap-tiap maskapai.
"Biasanya untuk pilot itu sudah dilakukan oleh tiap-tiap maskapai. Jadi untuk para pilot, karena ada aturan internasional menyangkut penerbangan, maka diserahkan ke tiap-tiap maskapai," jelasnya.
Dari 35 supir yang menjalani test urin tercatat ada satu sopir bus yang terpaksa dirujuk ke klinik di Terminal Tirtonadi karena mengidap hipertensi. Meski mengidap hipertensi, tetapi supir tersebut masih dianggap layak dan masih diperbolehkan mengemudi.
"Semua supir bus wajib menjalani tes kesehatan. Kalau kondisi supir tidak memenuhi persyaratan, maka kru bus itu tak boleh jalan," jelas Sesdirjen Pengendalian Penyakit dan Lingkungan dr Muhammad Subuh saat ditemui di Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/7/2014).
Pemeriksaan, kata Subuh, terdiri dari uji tekanan darah, gula darah, tes urin untuk narkoba serta tes alkohol termasuk narkotika.
Bila saat pemeriksaan ditemukan adanya kru bus yang mengkonsumsi psikotropika, maka saat itu juga pihaknya merekomendasikan pihak kepolisian untuk memproses secara hukum.
"Dari situ, jika terindikasi ada supir bus yang menggunakan psikotropika, maka kita merekomendasikan pihak kepolisian untuk memproses lewat hukum,"katanya.
Selain supir bus, tes urin pun diberlakukan bagi masinis kereta api. Sedangkan untuk pilot pesawat, meski di bandara ada posko kesehatan, namun tes tersebut diserahkan langsung kepada tiap-tiap maskapai.
"Biasanya untuk pilot itu sudah dilakukan oleh tiap-tiap maskapai. Jadi untuk para pilot, karena ada aturan internasional menyangkut penerbangan, maka diserahkan ke tiap-tiap maskapai," jelasnya.
Dari 35 supir yang menjalani test urin tercatat ada satu sopir bus yang terpaksa dirujuk ke klinik di Terminal Tirtonadi karena mengidap hipertensi. Meski mengidap hipertensi, tetapi supir tersebut masih dianggap layak dan masih diperbolehkan mengemudi.
(kri)