Masyarakat Mulai Tinggalkan Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Para pemudik yang menggunakan motor sebagai sarana transportasi mulai memadati jalan protokol untuk meninggalkan Jakarta. Para pemudik itu mulai memadati jalan protokol itu mulai dari Kamis 24 Juli 2014.
Para pemudik yang ditadai dengan banyaknya barang bawaan berupa tas dan kardus yang terlihat di sejumlah jalan protokol Jakarta, seperti Jalan Gatot Subroto, Jalan MT Haryono, Jalan Otista Raya, dan Jalan Mayjen Sutoyo.
Ribuan pemudik motor tersebut berjalan menuju ke dua jalur utama akses keluar masuk Jakarta yakni Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur.
Antrean kendaraan yang didominiasi sepeda motor terlihat di dua ruas jalan raya tersebut. Kepadatan arus lalu lintas pada kedua ruas jalan itu terus berlangsung hingga Jumat 25 Juli dinihari.
"Kalau melihat dari geliat pemudik motor yang sudah terlihat dan jumlahnya terbilang besar, diperkirakan puncak arus mudik memang terjadi pada hari Kamis dan Jumat ini," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Jakarta Timur AKBP Supoyo kepada wartawan, Sabtu (26/7/2014).
Dia mengatakan, kepadatan arus lalu lintas karena pemudik motor lebih terlihat di ruas Jalan Raya Kalimalang. Menurutnya, sebagai akses jalan non tol menuju jalur Pantura, jalur ini memang menjadi jalur utama pemudik motor setiap tahunnya.
"Kepadatan paling terlihat di ruas Jalan Raya Kalimalang. Namun karena para pemudik berjalan malam hari, masih lebih mudah diantisipasi agar tidak terjadi kemacetan parah," tutur Supoyo.
Ia menjelaskan, karena dianggap sebagai jalur utama pemudik motor, sejumlah posko terpadu didirikan di sepanjang ruas Jalan Kalimalang. Untuk wilayah Jakarta Timur, lanjutnya, ada tiga posko yang didirikan di sepanjang Jalan Raya Kalimalang.
Dikataan Supoyo, posko pertama berada tak jauh dari perempatan lampu merah Kalimalang Kebon Nanas. Kemudian posko serupa juga didirikan di persimpangan Jalan Raden Inten dan persimpangan Pangkalan Jati.
Ia mengatakan, di setiap posko ini terdapat lima orang petugas kepolisian. Selain mengamankan arus mudik, petugas di posko siap membantu pemudik jika membutuhkan informasi apapun terkait mudik.
"Selain itu, kalau ada pemudik yang lelah dan ingin beristirahat, silakan beristirahat di posko-posko tersebut," ujarnya.
Sejumlah pemudik yang ditemui di lapangan mengaku sengaja menghindari puncak arus mudik yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kemacetan parah yang biasanya terjadi setiap puncak arus mudik.
Selain itu para pemudik juga mengaku sengaja berangkat lebih cepat karena khawatir amblasnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah membuat jalur mudik tahun ini lebih macet ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Para pemudik yang ditadai dengan banyaknya barang bawaan berupa tas dan kardus yang terlihat di sejumlah jalan protokol Jakarta, seperti Jalan Gatot Subroto, Jalan MT Haryono, Jalan Otista Raya, dan Jalan Mayjen Sutoyo.
Ribuan pemudik motor tersebut berjalan menuju ke dua jalur utama akses keluar masuk Jakarta yakni Jalan Raya Bogor dan Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur.
Antrean kendaraan yang didominiasi sepeda motor terlihat di dua ruas jalan raya tersebut. Kepadatan arus lalu lintas pada kedua ruas jalan itu terus berlangsung hingga Jumat 25 Juli dinihari.
"Kalau melihat dari geliat pemudik motor yang sudah terlihat dan jumlahnya terbilang besar, diperkirakan puncak arus mudik memang terjadi pada hari Kamis dan Jumat ini," ujar Kepala Satuan Lalu Lintas Jakarta Timur AKBP Supoyo kepada wartawan, Sabtu (26/7/2014).
Dia mengatakan, kepadatan arus lalu lintas karena pemudik motor lebih terlihat di ruas Jalan Raya Kalimalang. Menurutnya, sebagai akses jalan non tol menuju jalur Pantura, jalur ini memang menjadi jalur utama pemudik motor setiap tahunnya.
"Kepadatan paling terlihat di ruas Jalan Raya Kalimalang. Namun karena para pemudik berjalan malam hari, masih lebih mudah diantisipasi agar tidak terjadi kemacetan parah," tutur Supoyo.
Ia menjelaskan, karena dianggap sebagai jalur utama pemudik motor, sejumlah posko terpadu didirikan di sepanjang ruas Jalan Kalimalang. Untuk wilayah Jakarta Timur, lanjutnya, ada tiga posko yang didirikan di sepanjang Jalan Raya Kalimalang.
Dikataan Supoyo, posko pertama berada tak jauh dari perempatan lampu merah Kalimalang Kebon Nanas. Kemudian posko serupa juga didirikan di persimpangan Jalan Raden Inten dan persimpangan Pangkalan Jati.
Ia mengatakan, di setiap posko ini terdapat lima orang petugas kepolisian. Selain mengamankan arus mudik, petugas di posko siap membantu pemudik jika membutuhkan informasi apapun terkait mudik.
"Selain itu, kalau ada pemudik yang lelah dan ingin beristirahat, silakan beristirahat di posko-posko tersebut," ujarnya.
Sejumlah pemudik yang ditemui di lapangan mengaku sengaja menghindari puncak arus mudik yang diperkirakan jatuh pada hari Jumat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kemacetan parah yang biasanya terjadi setiap puncak arus mudik.
Selain itu para pemudik juga mengaku sengaja berangkat lebih cepat karena khawatir amblasnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah membuat jalur mudik tahun ini lebih macet ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
(mhd)