Mengapa Ada Sebutan Malam Lailatulqadar, Ini 3 Alasannya
Selasa, 04 April 2023 - 09:16 WIB
Pada bulan Ramadan, ada satu malam yang disebut malam Lailatulqadar . Mengapa disebut demikian dan apa saja alasannya? Penyebutan malam Lailatulqadar mempunyai makna yang begitu dalam. Lantaran makna inilah, setiap umat Islam berbondong-bondong untuk bisa mendapatkan keberkahan malam tersebut.
Al-qadar memiliki arti takaran atau ukuran, maksudnya adalah Allah Subhanahu wa ta'ala telah menetapkan segala perkara dengan ukuran atau kadar tertentu pada malam tersebut. Hal ini senada dengan firman Allah Ta'ala :
“Sungguh, Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (QS. al-Qamar: 49)
Al Imam al-Razy dalam kitab 'Mafatih al-Ghaib' menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan mengapa malam itu disebut malam Lailatulqadar . Tiga alasan tersebut yakni:
1. Al-Qadar memilki arti takaran atau ukuran
Disebut lailatul qadar karena pada malam tersebut Allah Ta'ala menetapkan segala perkara dengan segala ukuran atau takaranNya termasuk di dalamnya adalah segala perkara yang berkaitan dengan hukum.
Sebuah hadis yang disampaikan sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata bahwa pada malam tersebut di setiap tahun Allah Ta'ala menetapkan hujan, rezeki, hidup, dan mati, serta segala perkara lainnya untuk satu tahun ke depan.
Namun Imam al-Razi menambahkan bahwa Allah Ta'ala telah menetapkan segala takdirNya sejak zaman azali, sebelum Ia menciptakan bumi, langit, dan isinya.
2. Al-Qadar memiliki arti al-Azhamah (keagungan) dan al-syaraf (kemuliaan)
Disebut demikian karena keagungan dan kemuliaan malam ini. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala:
“’Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS. al-Qadr : 3)
Kemuliaan yang dimaksud pada malam tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi seorang hamba ataupun kegiatan yang dilakukan. Dari sisi seorang hamba, maksudnya adalah siapapun umat Nabi saw yang melakukan kebaikan pada malam tersebut maka ia akan memiliki nilai lebih dan menjadi mulia.
Sedangkan kemuliaan dari sisi kegiatan maksudnya adalah segala kebaikan yang dilakukan pada malam tersebut akan memiliki kadar kemuliaan yang lebih dari malam-malam lainnya.
3. Al-qadar dimaknai sebagai al-dhayyiq atau sempit
Disebut demikian karena pada malam ini, bumi dipenuhi oleh para malaikat, sehingga tampak sempit.
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr; 4-5)
Al-qadar memiliki arti takaran atau ukuran, maksudnya adalah Allah Subhanahu wa ta'ala telah menetapkan segala perkara dengan ukuran atau kadar tertentu pada malam tersebut. Hal ini senada dengan firman Allah Ta'ala :
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْناهُ بِقَدَرٍ
“Sungguh, Kami telah menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (QS. al-Qamar: 49)
Al Imam al-Razy dalam kitab 'Mafatih al-Ghaib' menjelaskan, setidaknya ada tiga alasan mengapa malam itu disebut malam Lailatulqadar . Tiga alasan tersebut yakni:
1. Al-Qadar memilki arti takaran atau ukuran
Disebut lailatul qadar karena pada malam tersebut Allah Ta'ala menetapkan segala perkara dengan segala ukuran atau takaranNya termasuk di dalamnya adalah segala perkara yang berkaitan dengan hukum.
Sebuah hadis yang disampaikan sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu'anhu berkata bahwa pada malam tersebut di setiap tahun Allah Ta'ala menetapkan hujan, rezeki, hidup, dan mati, serta segala perkara lainnya untuk satu tahun ke depan.
Namun Imam al-Razi menambahkan bahwa Allah Ta'ala telah menetapkan segala takdirNya sejak zaman azali, sebelum Ia menciptakan bumi, langit, dan isinya.
2. Al-Qadar memiliki arti al-Azhamah (keagungan) dan al-syaraf (kemuliaan)
Disebut demikian karena keagungan dan kemuliaan malam ini. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta'ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“’Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS. al-Qadr : 3)
Kemuliaan yang dimaksud pada malam tersebut mencakup dua hal, yaitu dari sisi seorang hamba ataupun kegiatan yang dilakukan. Dari sisi seorang hamba, maksudnya adalah siapapun umat Nabi saw yang melakukan kebaikan pada malam tersebut maka ia akan memiliki nilai lebih dan menjadi mulia.
Sedangkan kemuliaan dari sisi kegiatan maksudnya adalah segala kebaikan yang dilakukan pada malam tersebut akan memiliki kadar kemuliaan yang lebih dari malam-malam lainnya.
3. Al-qadar dimaknai sebagai al-dhayyiq atau sempit
Disebut demikian karena pada malam ini, bumi dipenuhi oleh para malaikat, sehingga tampak sempit.
تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr; 4-5)