Tips Jemaah Haji: Untung Mana Beli Paket Data di Indonesia atau Provider Arab Saudi?
Senin, 22 Mei 2023 - 20:05 WIB
JAKARTA - Komunikasi menjadi hal penting bagi jemaah haji Indonesia. Meninggalkan keluarga dan saudara selama lebih dari sebulan membuat komunikasi sebagai sarana utama melepas kangen dan berkirim kabar ke Tanah Air.
Namun, tidak sedikit jemaah bingung dalam menentukan provider sebagai sarana komunikasi ke Tanah Air. Apakah menggunakan provider Indonesia atau Arab Saudi. Apakah isi paket data sebelum berangkat ke Tanah Suci atau saat mendarat di Arab Saudi.
"Semuanya kembali ke pilihan masing masing. Tapi dari sepanjang pengalaman saya di sini, untuk jemaah lebih praktis menggunakan provider dari Tanah Air," kata Suseno yang sudah tinggal di Arab Saudi sejak 2009, Minggu (21/5/2023).
Dikatakan Suseno banyak kentungan menggunakan provider dalam negeri. Berikut ini rinciannya:
1. Jamaah haji tidak perlu ganti nomor telepon, sehingga leluasa dalam menjalin komunikasi.
2. Pembelian biaa dilakukan di Tanah Air karena beberapa provider Indonsia membuka booth di embarkasi keberangkatan, sehingga jemaah tinggal mengaktifkan paket saat tiba di Tanah Suci. Dengan begitu jemaah bisa langsung berkabar bahagia dengan keluarga.
3. Jika ada kendala, keluarga di rumah bisa membantu melakukan komunikasi dengan costumer service Indonesia. Pun jika paket data habis, keluarga bisa melakukan injeksi dari Tanah Air. Beda jika membeli nomor atau paket di Arab Saudi, di mana semua harus dilakukan secara mandiri oleh jemaah.
4. Provider di dalam negeri, terutama BUMN sudah melakukan kerja sama dengan tiga provider lokal, sehingga sinyal lebih merata karena bisa switch ke sinyal paling kuat saat jemaah melakukan mobilisasi. Sedangkan provider lokal tentu memiliki jangkauan berbeda di masing-masing wilayah.
5. Provider lokal tidak support untuk video call. Berbeda dengan provider Tanah Air yang tetap bisa digunakan video call.
6. Membeli provider lokal harus dilakukan di counter dan harus melakukan registrasi ulang dengan menggunakan pasport. Masalahnya tidak semua counter memiliki bahasa Indonesia yang bagus. Ada juga melalui pihak ketiga tapi jika ada kendala jamaah tidak bisa melakukan klaim.
"Yang sering ditanyakan jemaah mungkin soal harga paketnya. Tapi setahu saya tidak beda jauh. Ditambah potensi antara yang diharapkan dengan kenyataannya berbeda karena ada kendala dalam bahasa," kata Suseno yang juga bertugas di Grapari Arab Saudi tersebut.
Namun, tidak sedikit jemaah bingung dalam menentukan provider sebagai sarana komunikasi ke Tanah Air. Apakah menggunakan provider Indonesia atau Arab Saudi. Apakah isi paket data sebelum berangkat ke Tanah Suci atau saat mendarat di Arab Saudi.
"Semuanya kembali ke pilihan masing masing. Tapi dari sepanjang pengalaman saya di sini, untuk jemaah lebih praktis menggunakan provider dari Tanah Air," kata Suseno yang sudah tinggal di Arab Saudi sejak 2009, Minggu (21/5/2023).
Dikatakan Suseno banyak kentungan menggunakan provider dalam negeri. Berikut ini rinciannya:
1. Jamaah haji tidak perlu ganti nomor telepon, sehingga leluasa dalam menjalin komunikasi.
2. Pembelian biaa dilakukan di Tanah Air karena beberapa provider Indonsia membuka booth di embarkasi keberangkatan, sehingga jemaah tinggal mengaktifkan paket saat tiba di Tanah Suci. Dengan begitu jemaah bisa langsung berkabar bahagia dengan keluarga.
3. Jika ada kendala, keluarga di rumah bisa membantu melakukan komunikasi dengan costumer service Indonesia. Pun jika paket data habis, keluarga bisa melakukan injeksi dari Tanah Air. Beda jika membeli nomor atau paket di Arab Saudi, di mana semua harus dilakukan secara mandiri oleh jemaah.
4. Provider di dalam negeri, terutama BUMN sudah melakukan kerja sama dengan tiga provider lokal, sehingga sinyal lebih merata karena bisa switch ke sinyal paling kuat saat jemaah melakukan mobilisasi. Sedangkan provider lokal tentu memiliki jangkauan berbeda di masing-masing wilayah.
5. Provider lokal tidak support untuk video call. Berbeda dengan provider Tanah Air yang tetap bisa digunakan video call.
6. Membeli provider lokal harus dilakukan di counter dan harus melakukan registrasi ulang dengan menggunakan pasport. Masalahnya tidak semua counter memiliki bahasa Indonesia yang bagus. Ada juga melalui pihak ketiga tapi jika ada kendala jamaah tidak bisa melakukan klaim.
"Yang sering ditanyakan jemaah mungkin soal harga paketnya. Tapi setahu saya tidak beda jauh. Ditambah potensi antara yang diharapkan dengan kenyataannya berbeda karena ada kendala dalam bahasa," kata Suseno yang juga bertugas di Grapari Arab Saudi tersebut.
(abd)
Lihat Juga :