Layanan Katering Jemaah Haji di Makkah Akan Dihentikan Sementara
Minggu, 11 Juni 2023 - 22:04 WIB
MADINAH - Layanan katering untuk jemaah haji Indonesia di Makkah akan dihentikan sementara. Rata-rata layanan katering bagi jemaah selama tinggal di Makkah berlangsung dalam rentang 22 hari.
Namun, ada fase di mana layanan katering jemaah di Makkah akan berhenti sementara. “Menjelang dan setelah puncak haji, layanan katering di Makkah akan berhenti sementara tepatnya pada 7, 14, dan 15 Dzulhijjah 1444 H,” kata Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat di Madinah, Minggu (11/6/2023).
Penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat. Jemaah dari seluruh dunia sudah berada di Makkah sehingga sering terjadi kemacetan dan itu tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering.
“Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar 2 km harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai jemaah,” ucapnya.
Dalam fase penghentian sementara layanan katering, jemaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel. Begitu juga jemaah haji lanjut usia (lansia), dia meminta agar jemaah perlu mempersiapkan diri.
Apabila tidak bisa, pendamping maupun orang terdekat bisa membantu menyiapkan supaya lansia tersebut bisa mengonsumsi makanan.
Pada fase puncak haji, 8 sampai 13 Dzulhijjah, jemaah tetap mendapatkan layanan katering. Layanan itu diberikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna,” kata Arsyad.
Khusus untuk jemaah yang mengambil nafar awal, kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah mereka juga belum mendapat layanan katering di hotelnya. Sebab, saat itu layanan katering masih dipusatkan di Mina.
“Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Dzulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jemaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah,” ujarnya.
Seperti diketahui, Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M telah menyiapkan 66 kali makan untuk jemaah haji selama berada di Makkah. Paket konsumsi itu dibagikan tiga kali sehari sejak awal kedatangan jemaah haji di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Selain katering, layanan transportasi bus sholawat juga akan dihentikan sementara. "Menjelang Armuzna itu semua bus sholawat akan ditarik dari jalanan di Makkah sebagai persiapan mengantarkan jemaah dari Makkah ke Arafah. Setiap tahun seperti itu, tidak hanya Indonesia tapi semua negara," kata Arsad.
Di sisi lain, jumlah jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah hingga saat ini mencapai 80.613 jemaah dari 212 kloter. Dari jumlah tersebut sebanyak 24.596 merupakan jemaah haji lansia.
Namun, ada fase di mana layanan katering jemaah di Makkah akan berhenti sementara. “Menjelang dan setelah puncak haji, layanan katering di Makkah akan berhenti sementara tepatnya pada 7, 14, dan 15 Dzulhijjah 1444 H,” kata Direktur Bina Haji Kementerian Agama Arsad Hidayat di Madinah, Minggu (11/6/2023).
Penghentian sementara layanan katering pada tanggal-tanggal tersebut dikarenakan kondisi di Makkah sudah sangat padat. Jemaah dari seluruh dunia sudah berada di Makkah sehingga sering terjadi kemacetan dan itu tidak memungkinkan dilakukan proses distribusi katering.
“Jangankan wilayah yang jauh, kawasan yang dekat hanya sekitar 2 km harus ditempuh dalam waktu lama. Kalau ada katering, kemungkinan akan terlambat sampai jemaah,” ucapnya.
Dalam fase penghentian sementara layanan katering, jemaah dapat membeli makanan pada sejumlah pedagang yang berjualan di dekat hotel. Begitu juga jemaah haji lanjut usia (lansia), dia meminta agar jemaah perlu mempersiapkan diri.
Apabila tidak bisa, pendamping maupun orang terdekat bisa membantu menyiapkan supaya lansia tersebut bisa mengonsumsi makanan.
Pada fase puncak haji, 8 sampai 13 Dzulhijjah, jemaah tetap mendapatkan layanan katering. Layanan itu diberikan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
“PPIH telah bekerja sama dengan muassasah/masyariq untuk menyiapkan 16 kali layanan katering pada fase Armuzna,” kata Arsyad.
Khusus untuk jemaah yang mengambil nafar awal, kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah mereka juga belum mendapat layanan katering di hotelnya. Sebab, saat itu layanan katering masih dipusatkan di Mina.
“Layanan katering pada hotel di Makkah akan mulai diberikan kembali pada 16 Dzulhijjah 1444 H. Layanan ini akan diberikan kepada jemaah yang belum habis paket kateringnya yang sebanyak 66 kali makan di Makkah,” ujarnya.
Seperti diketahui, Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M telah menyiapkan 66 kali makan untuk jemaah haji selama berada di Makkah. Paket konsumsi itu dibagikan tiga kali sehari sejak awal kedatangan jemaah haji di kota kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Selain katering, layanan transportasi bus sholawat juga akan dihentikan sementara. "Menjelang Armuzna itu semua bus sholawat akan ditarik dari jalanan di Makkah sebagai persiapan mengantarkan jemaah dari Makkah ke Arafah. Setiap tahun seperti itu, tidak hanya Indonesia tapi semua negara," kata Arsad.
Di sisi lain, jumlah jemaah haji Indonesia yang sudah berada di Makkah hingga saat ini mencapai 80.613 jemaah dari 212 kloter. Dari jumlah tersebut sebanyak 24.596 merupakan jemaah haji lansia.
(jon)