Gambaran Kecil Siksaan Batin Penghuni Neraka
Rabu, 14 Juni 2023 - 14:51 WIB
Siksa neraka adalah siksaan yang sangat pedih dan tidak bisa dibayangkan ngerinya. Siksaan fisik hanyalah sebagian kecil dari bentuk dan azab siksa neraka bagi penghuninya. Selain itu, mereka akan merasakan azab lain yang tidak kalah dahsyatnya yaitu azab siksaan batin. Di antara bentuknya dengan menyaksikan penghuni surga dengan kenikmatannya.
Ustaz Raehanul Bahraen, dai yang juga seorang dokter alumnus Ma'had Al Ilmi Yogjakarta ini menjelaskan, banyak orang ketika sedang ditimpa penderitaan, dia akan semakin tersiksa ketika melihat orang lain yang justru dalam kenikmatan, yang dinamakan dengan hasad.
Demikianlah perasaan penduduk neraka , semakin tersiksa ketika melihat penduduk surga sedang makan dan minum, sementara mereka kehausan dan kelaparan.
Allah Ta'ala berfirman,
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (QS. Al-A’raf: 50)
Sebaliknya, penduduk surga akan semakin bersyukur menyaksikan itu karena mereka telah dihindarkan dari azab yang begitu pedih di neraka, lalu diberikan kenikmatan yang berlimpah di surga. Sahabat yang dulu saling mengajak kepada kebaikan akan berkumpul kembali, bereuni saling bernostalgia, berterima kasih telah mengajaknya untuk mendatangi majelis taklim, mengajaknya memakai hijab, mengajaknya untuk berhijrah.
Adapun penduduk neraka, akan menyesali perbuatan mereka dahulu. Dakwah telah sampai kepadanya, kawannya telah mengajaknya untuk salat, mengajaknya untuk berhijab menutup aurat, tetapi semua semua seruan hidayah itu diabaikan lantas lebih memilih jalan-jalan kesesatan.
Allah Ta'ala berfirman,
Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 10)
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia menyesatkan aku dari Al- Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29)
Wallahu A'lam
Ustaz Raehanul Bahraen, dai yang juga seorang dokter alumnus Ma'had Al Ilmi Yogjakarta ini menjelaskan, banyak orang ketika sedang ditimpa penderitaan, dia akan semakin tersiksa ketika melihat orang lain yang justru dalam kenikmatan, yang dinamakan dengan hasad.
Demikianlah perasaan penduduk neraka , semakin tersiksa ketika melihat penduduk surga sedang makan dan minum, sementara mereka kehausan dan kelaparan.
Allah Ta'ala berfirman,
ﻭَﻧَﺎﺩَﻯٰ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺃَﻥْ ﺃَﻓِﻴﻀُﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﺃَﻭْ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ۚ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﺮَّﻣَﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (QS. Al-A’raf: 50)
Sebaliknya, penduduk surga akan semakin bersyukur menyaksikan itu karena mereka telah dihindarkan dari azab yang begitu pedih di neraka, lalu diberikan kenikmatan yang berlimpah di surga. Sahabat yang dulu saling mengajak kepada kebaikan akan berkumpul kembali, bereuni saling bernostalgia, berterima kasih telah mengajaknya untuk mendatangi majelis taklim, mengajaknya memakai hijab, mengajaknya untuk berhijrah.
Adapun penduduk neraka, akan menyesali perbuatan mereka dahulu. Dakwah telah sampai kepadanya, kawannya telah mengajaknya untuk salat, mengajaknya untuk berhijab menutup aurat, tetapi semua semua seruan hidayah itu diabaikan lantas lebih memilih jalan-jalan kesesatan.
Allah Ta'ala berfirman,
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 10)
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia menyesatkan aku dari Al- Qur'an ketika Al-Qur'an itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29)
Wallahu A'lam
(wid)