Katering Berhenti Sementara saat Puncak Haji, Jemaah Beli Peralatan Masak
Sabtu, 24 Juni 2023 - 22:04 WIB
MADINAH - Menjelang penghentian sementara pasokan katering pada puncak haji . Sejumlah jemaah mulai mempersiapkan diri.
Seperti yang dilakukan oleh Nurainah Arbain, Meri Rahmida, dan Nurliani Ulfah. Jemaah kelompok terbang (kloter) 13 embarkasi Banjarmasin (BDJ-13). Nurainah terlihat hendak membeli panci di toko sebelah hotelnya di kawasan Syisyah.
"Ini untuk masak Karena besok enggak dapat kateringan lagi. Jadi ini untuk persiapan masak besok," kata Nurainah, Sabtu (24/6/2023).
Nurainah mengaku lebih memilih membeli panci daripada rice cooker karena pertimbangan harga. "Panci lebih murah, Rp180.000," ujarnya.
Mereka membawa 4 kilogram beras dari Tanah Air yang bakal mereka masak untuk konsumsi selama penghentian sementara layanan katering jemaah haji di Makah.
Para jemaah yang berasal dari Tabalong, Kalimantan Selatan, tersebut juga membawa lauk pauk. "Lauknya kami juga bawa dari kampung, ada ikan asin. Kalau lauknya masih kurang mungkin beli di sini," kata Meri.
Demikian juga dengan beras, apabila stok yang mereka miliki kurang. Mereka mengatakan beras pun tersedia di toko kelontong dekat hotel.
"Penghentian sementara layanan katering tidak lama, sehingga tidak perlu memakai rice cooker. Setelah selesai panci enggak usah dibawa pulang ke Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, layanan katering bagi jemaah haji reguler di Makkah akan berhenti sementara pada 7 Zulhijjah 1444 H atau Minggu, 25 Juni 2023. Kemudian pada 14 dan 15 Zulhijjah atau pada 2 dan 3 Juli 2023.
Secara rinci pergerakan jemaah jelang puncak ibadah haji dimulai pada 8 Zulhijjah atau 26 Juni 2023 dari Makkah ke Arafah dengan bus. Mereka tidak mendapatkan sarapan pagi. Namun setibanya di Arafah jemaah akan mendapatkan makan siang dan malam.
Pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni bertepatan dengan wukuf di Arafah, jemaah mendapatkan tiga kali makan. Demikian pula ketika ke Muzdalifah hingga ke Mina, jemaah mendapatkan layanan katering sebanyak tiga kali.
Layanan katering untuk jemaah haji selama di Armuzna total sebanyak 16 kali.
Seperti yang dilakukan oleh Nurainah Arbain, Meri Rahmida, dan Nurliani Ulfah. Jemaah kelompok terbang (kloter) 13 embarkasi Banjarmasin (BDJ-13). Nurainah terlihat hendak membeli panci di toko sebelah hotelnya di kawasan Syisyah.
"Ini untuk masak Karena besok enggak dapat kateringan lagi. Jadi ini untuk persiapan masak besok," kata Nurainah, Sabtu (24/6/2023).
Nurainah mengaku lebih memilih membeli panci daripada rice cooker karena pertimbangan harga. "Panci lebih murah, Rp180.000," ujarnya.
Mereka membawa 4 kilogram beras dari Tanah Air yang bakal mereka masak untuk konsumsi selama penghentian sementara layanan katering jemaah haji di Makah.
Para jemaah yang berasal dari Tabalong, Kalimantan Selatan, tersebut juga membawa lauk pauk. "Lauknya kami juga bawa dari kampung, ada ikan asin. Kalau lauknya masih kurang mungkin beli di sini," kata Meri.
Demikian juga dengan beras, apabila stok yang mereka miliki kurang. Mereka mengatakan beras pun tersedia di toko kelontong dekat hotel.
"Penghentian sementara layanan katering tidak lama, sehingga tidak perlu memakai rice cooker. Setelah selesai panci enggak usah dibawa pulang ke Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, layanan katering bagi jemaah haji reguler di Makkah akan berhenti sementara pada 7 Zulhijjah 1444 H atau Minggu, 25 Juni 2023. Kemudian pada 14 dan 15 Zulhijjah atau pada 2 dan 3 Juli 2023.
Secara rinci pergerakan jemaah jelang puncak ibadah haji dimulai pada 8 Zulhijjah atau 26 Juni 2023 dari Makkah ke Arafah dengan bus. Mereka tidak mendapatkan sarapan pagi. Namun setibanya di Arafah jemaah akan mendapatkan makan siang dan malam.
Pada 9 Zulhijjah atau 27 Juni bertepatan dengan wukuf di Arafah, jemaah mendapatkan tiga kali makan. Demikian pula ketika ke Muzdalifah hingga ke Mina, jemaah mendapatkan layanan katering sebanyak tiga kali.
Layanan katering untuk jemaah haji selama di Armuzna total sebanyak 16 kali.
(ams)
Lihat Juga :