Jemaah Haji Indonesia Dipastikan Dapat Makan Selama di Arafah dan Mina
Senin, 26 Juni 2023 - 23:32 WIB
MAKKAH - Jemaah haji Indonesia dipastikan mendapat makan selama menjalani prosesi puncak haji di Arafah dan Mina. Hal ini dikatakan Kasi Konsumsi Daerah Kerja (Daker) Makkah, Beny Darmawan.
Dijelaskan Beny, selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jemaah haji Indonesia akan mendapatkan 15 kali makan.
Ada dua cara penyajian makanan yaitu, makanan siap saji dan makanan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina. "Jemaah haji akan mendapatkan makanan di Arafah dan Mina. Jumlah makannya sama, tiga kali sehari," kata Beny di Mekkah, Senin (26/6/2023).
Menurut dia, jemaah mulai mendapatkan katering pertama saat makan siang pada 8 Zulhijah bersamaan dengan pergerakan jemaah dari Makkah menuju Arafah. "Begitu jemaah datang di Arafah, sudah langsung tersedia makanan," ucapnya.
Kedua, makan siang diberikan pada 9 Zulhijah saat puncak wukuf. Agar jemaah tidak disibukkan oleh antrean, katering yang diberikan dalam bentuk makanan siap saji sehingga konsumsi jemaah bisa dibagikan lebih awal.
"Ketiga, makan malam pada 9 Zulhijah, tepatnya pada saat jemaah akan mulai bergerak menuju Muzdalifah," ujarnya.
Keempat, sarapan pagi pada 10 Zulhijah, saat jemaah baru tiba di Mina. Saat jemaah tiba di Mina, sudah tersedia makanan yang siap dikonsumsi.
Kelima, makan siang pada saat jemaah akan meninggalkan Mina, baik pada 12 Zulhijah untuk Nafar Awal maupun 13 Zulhijah untuk Nafar Tsani.
"Di luar jam-jam itu, makanan di Armuzna akan disajikan secara reguler berupa masakan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina," katanya.
Adapun menu makanan untuk jemaah haji disesuaikan dengan cita rasa Indonesia di antaranya mangut lele, rendang ayam, rendang daging, semur, gulai ikan, bubur kacang hijau, kacang merah, dan ketan hitam.
"Makanan menu nusantara untuk jemaah haji Indonesia saat puncak haji itu akan disiapkan oleh Masyariq atau Muassasah," ucapnya.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief bersama tim telah melakukan pengecekan rasa makanan yang akan disajikan untuk jamaah sesuai dengan cita rasa dan kualitas makanannya dengan melakukan uji rasa makanannya (mealtest).
Menu masakan yang diuji rasa adalah makanan siap saji agar lebih memudahkan saat pelayanan dan rasa makanan juga terjaga di Armuzna.
"Makanan siap saji tersebut, akan dipadu dengan nasi putih yang dikemas dalam kotak (box) dan jamaah haji juga akan mendapatkan buah-buahan dan air mineral seperti yang mereka dapat saat di hotel Makkah," ujarnya.
Dijelaskan Beny, selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jemaah haji Indonesia akan mendapatkan 15 kali makan.
Ada dua cara penyajian makanan yaitu, makanan siap saji dan makanan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina. "Jemaah haji akan mendapatkan makanan di Arafah dan Mina. Jumlah makannya sama, tiga kali sehari," kata Beny di Mekkah, Senin (26/6/2023).
Menurut dia, jemaah mulai mendapatkan katering pertama saat makan siang pada 8 Zulhijah bersamaan dengan pergerakan jemaah dari Makkah menuju Arafah. "Begitu jemaah datang di Arafah, sudah langsung tersedia makanan," ucapnya.
Kedua, makan siang diberikan pada 9 Zulhijah saat puncak wukuf. Agar jemaah tidak disibukkan oleh antrean, katering yang diberikan dalam bentuk makanan siap saji sehingga konsumsi jemaah bisa dibagikan lebih awal.
"Ketiga, makan malam pada 9 Zulhijah, tepatnya pada saat jemaah akan mulai bergerak menuju Muzdalifah," ujarnya.
Keempat, sarapan pagi pada 10 Zulhijah, saat jemaah baru tiba di Mina. Saat jemaah tiba di Mina, sudah tersedia makanan yang siap dikonsumsi.
Kelima, makan siang pada saat jemaah akan meninggalkan Mina, baik pada 12 Zulhijah untuk Nafar Awal maupun 13 Zulhijah untuk Nafar Tsani.
"Di luar jam-jam itu, makanan di Armuzna akan disajikan secara reguler berupa masakan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina," katanya.
Adapun menu makanan untuk jemaah haji disesuaikan dengan cita rasa Indonesia di antaranya mangut lele, rendang ayam, rendang daging, semur, gulai ikan, bubur kacang hijau, kacang merah, dan ketan hitam.
"Makanan menu nusantara untuk jemaah haji Indonesia saat puncak haji itu akan disiapkan oleh Masyariq atau Muassasah," ucapnya.
Sebelumnya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief bersama tim telah melakukan pengecekan rasa makanan yang akan disajikan untuk jamaah sesuai dengan cita rasa dan kualitas makanannya dengan melakukan uji rasa makanannya (mealtest).
Menu masakan yang diuji rasa adalah makanan siap saji agar lebih memudahkan saat pelayanan dan rasa makanan juga terjaga di Armuzna.
"Makanan siap saji tersebut, akan dipadu dengan nasi putih yang dikemas dalam kotak (box) dan jamaah haji juga akan mendapatkan buah-buahan dan air mineral seperti yang mereka dapat saat di hotel Makkah," ujarnya.
(maf)