Ada Hari Tasyrik, Bagaimana Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Zulhijjah?

Kamis, 29 Juni 2023 - 11:14 WIB
Karena terhalang Hari Tasyrik (11,12 dan 13 Zulhijjah), pelaksanaan puasa sunah ayyamul bidh, bisa dilakukan pada tanggal 14 dan 15 Zulhijjah. Foto ilustrasi/ist
Hari Tasyrik adalah 3 hari setelah Iduladha (10 Zulhijjah) atau tepat pada hari 11,12 dan 13 Zulhijjah. Pada hari tasyik umat Islam dilarang atau haram untuk berpuasa. Lantas bagaimana bila ingin berpuasa tengah bulan atau puasa Ayyamul Bidh -nya?

Untuk diketahui, awal Zulhijjah insya Allah kita masuki pada tanggal 11 Juli 2021. Di bulan mulia itu umat Islam akan merayakan Hari Raya Iduladha 10 Zulhijjah bertepatan 20 Juli 2021.

Begini penjelasan Ustaz Hanif Luthfi Lc MA terkait puasa Ayyamul Bidh di bulan Zulhijjah dilansir dari rumahfiqih. Puasa Ayyamul Bidh (Ayyam al-Bidh) adalah satu puasa sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ayyamul Bidh artinya adalah hari-hari putih. Puasa ini biasanya dilakukan 3 hari dalam tiap bulan ketika rembulan sedang purnama, yaitu tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan Qamariyyah (kalender Hijriyah). Adapun kesunnahan puasa Ayyamul Bidh ini menjadi masalah ketika di bulan Dzulhijjah, dimana tanggal 13 bulan Zulhijjah masih masuk Hari Tasyri yang dilarang puasa. Sebagaimana hadis dalam Sahih Al-Bukhari dari Ibnu 'Umar dan 'Aisyah, mereka mengatakan:

لَمْ يُرَخَّصْ فِى أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْىَ


"Pada hari Tasyriq tidak diberi keringanan untuk berpuasa kecuali bagi orang yang tidak mendapat al-hadyu ketika itu." (HR Al-Bukhari)



Lantas apakah puasanya cukup 2 hari saja, atau geser ke hari berikutnya? Jika biasanya puasa Ayyamul Bidh dilakukan tiap tanggal 13,14,15 tiap bulannya, maka pada bulan Dzulhijjah bisa dilakukan 14,15, dan tanggal lainnya. Bisa tanggal 16 atau selain tanggal itu. Imam an-Nawawi (wafat 676 H) menyebutkan dalam Kitabnya al-Majmu' bahwa puasa 3 hari di setiap bulan itu tak harus tanggal 13,14,15. Tapi yang penting 3 hari.

Beliau menyebutkan:

وثبتت أحاديث في الصحيح بصوم ثلاثة أيام من كل شهر من غير تعيين لوقتها وظاهرها أنه متى صامها حصلت الفضيلة


"Hadis-hadis yang sahih menyebutkan bahwa puasa 3 hari tiap bulan tak dibatasi waktunya. Zahirnya jika sudah puasa 3 bulan, maka sudah hasil pahalanya." Adapun hadis yang menunjukkan kesunnahan puasa 3 hari tiap bulan, tanpa disebutkan tanggal pastinya adalah sebagai berikut:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ: صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلاَةِ الضُّحَى، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


"Kekasihku (yaitu Rasulullah mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati:

(1) berpuasa tiga hari setiap bulannya,

(2) mengerjakan sholat Dhuha,

(3) mengerjakan sholat witir sebelum tidur." (HR Al-Bukhari)

Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh

Hadis lain yang menerangkan keutamaan puasa 3 hari setiap bulan yaitu dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, Rasulullah bersabda: صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ "Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR Al-Bukhari) Lihat Juga: Niat Puasa Ayyamul Bidh Lengkap dengan Jadwalnya Halaman : 12

Dari Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar." (HR An-Nasa'i)
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More