Kisah Nashikin, Petugas Haji yang Selalu Menemui Keajaiban saat Menolong Jemaah
Minggu, 02 Juli 2023 - 16:55 WIB
JAKARTA - Puncak haji 1444 H/2023 M di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) telah usai. Ada banyak cerita yang mewarnai perjalanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) selama melayani Duyufurrahman atau tamu-tamu Allah.
Seperti yang dialami Nashikin, petugas haji di Ad Hoc 11. Menjaga dan melayani jemaah haji secara bergantian bersama-sama petugas haji lainnya di sembilan maktab mulai dari 63, 64, 65, 67, 68, 69, 70,71, dan 72 memberikan pengalaman yang sangat bernilai dan tidak pernah dapat dilupakan.
Berbeda dengan Maktab 48 hingga 55 yang berada di tanah datar, maktab tempat Nashikin bertugas berada di bukit Mina. Hal ini memberikan tantangan tersendiri. Jalan berundak ditambah cuaca yang cukup panas merupakan situasi yang selalu dihadapi Nashikin.
Meski demikian, tugas melayani jemaah haji menjadi prioritas utama. Tak heran, beberapa kali Nashikin menemukan keajaiban dari Allah SWT saat tengah menolong jemaah haji.
Ketika itu, Nashikin tengah berjaga, tiba-tiba seorang ibu-ibu menanyakan di mana letak Makktab 66. Mendapat pertanyaan tersebut, Nashikin kemudian menunjukkan arah ke maktab yang dimaksud. "Di sana bu, kanan. Nanti mentok ada tangga di kiri jalan," tuturnya, Minggu (2/7/2023).
Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba ibu tersebut pingsan karena kelelahan. Dengan sigap, Nashikin memberikan pertolongan, memberikan minum dan alas untuk duduk. "Kita buat rileks dan rasanya tidak mungkin untuk jalan lagi. Saat itu saya berpikir keras untuk mencari kursi roda," katanya.
Namun tidak mudah bagi Nashikin mendapatkan kursi roda mengingat keterbatasan fasilitas yang tersedia. Di tengah keputusasaannya tiba-tiba ada keajaiban.
"Allah datangkan pertolongan. Itu umal-umal (petugas) sedang mau angkat nasi, mereka bawa dorongan. Saya pikir ini efektif untuk mengantarkan ibu tersebut ke maktabnya," ucapnya.
Setelah meminta kesediaan petugas untuk meminjamkan troli, Nashikin kemudian mengangkat ibu tersebut. Selanjutnya, mendorong serta membawanya ke maktab.
"Akhirnya ibu itu kita naikkan ke atas dorongan barang itu, tapi ternyata lebih nikmat rasanya karena kakinya bisa selonjor dan ibunya juga bisa bersandar digeladak dorongan barang. Apalagi kondisinya bersih, sehingga layak lah dan kita bisa antarkan ke tempatnya," ujarnya.
Keajaiban dari Allah juga dirasakan ketika Nashikin tengah menolong jemaah kesasar di persimpangan maktab yang berasa di atas bukit Mina. Kala itu menjelang Maghrib hingga pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS) sudah 20 jemaah haji kesasar yang dikumpulkan.
"Kalau diantar petugas enggak mungkin, kondisi jemaah sudah lelah dan petugas juga kurang karena cuma 2 orang yang stand by. Ada ketua kloter dan keluarga jemaah yang mau jemput tapi enggak datang-datang juga," ujarnya.
Bukan cuma itu, jemaah yang kesasar, tutur Nashikin juga berasal dari berbagai daerah. Ada jemaah yang dari Sulawesi, Kalimantan Barat, Madura dan sebagainya dengan berbagai masalahnya.
"Kita sudah setengah panik waktu itu, karena jemaah ini macam-macam. Ada jemaah demensia yang mau kabur saja bawaannya. Termasuk jemaah demensia yang minta salat di rumah. Ada juga jemaah yang setiap menit selalu nanya gimana Pak-gimana Pak," katanya.
Di tengah keputusasaannya, Nashikin mengaku berdoa memohon pertolongan kepada Allah. "Ya Allah ini gimana, bukan putus asa ya. Tiba-tiba ada pertolongan. Ada mobil los jemaah datang, akhirnya kita setop dan minta untuk mengantar jemaah. Itu setelah sekian jam, bahkan ada yang 3 jam lebih bersama kita," ucapnya mengenang.
Seperti yang dialami Nashikin, petugas haji di Ad Hoc 11. Menjaga dan melayani jemaah haji secara bergantian bersama-sama petugas haji lainnya di sembilan maktab mulai dari 63, 64, 65, 67, 68, 69, 70,71, dan 72 memberikan pengalaman yang sangat bernilai dan tidak pernah dapat dilupakan.
Berbeda dengan Maktab 48 hingga 55 yang berada di tanah datar, maktab tempat Nashikin bertugas berada di bukit Mina. Hal ini memberikan tantangan tersendiri. Jalan berundak ditambah cuaca yang cukup panas merupakan situasi yang selalu dihadapi Nashikin.
Meski demikian, tugas melayani jemaah haji menjadi prioritas utama. Tak heran, beberapa kali Nashikin menemukan keajaiban dari Allah SWT saat tengah menolong jemaah haji.
Ketika itu, Nashikin tengah berjaga, tiba-tiba seorang ibu-ibu menanyakan di mana letak Makktab 66. Mendapat pertanyaan tersebut, Nashikin kemudian menunjukkan arah ke maktab yang dimaksud. "Di sana bu, kanan. Nanti mentok ada tangga di kiri jalan," tuturnya, Minggu (2/7/2023).
Namun baru beberapa langkah, tiba-tiba ibu tersebut pingsan karena kelelahan. Dengan sigap, Nashikin memberikan pertolongan, memberikan minum dan alas untuk duduk. "Kita buat rileks dan rasanya tidak mungkin untuk jalan lagi. Saat itu saya berpikir keras untuk mencari kursi roda," katanya.
Namun tidak mudah bagi Nashikin mendapatkan kursi roda mengingat keterbatasan fasilitas yang tersedia. Di tengah keputusasaannya tiba-tiba ada keajaiban.
"Allah datangkan pertolongan. Itu umal-umal (petugas) sedang mau angkat nasi, mereka bawa dorongan. Saya pikir ini efektif untuk mengantarkan ibu tersebut ke maktabnya," ucapnya.
Setelah meminta kesediaan petugas untuk meminjamkan troli, Nashikin kemudian mengangkat ibu tersebut. Selanjutnya, mendorong serta membawanya ke maktab.
"Akhirnya ibu itu kita naikkan ke atas dorongan barang itu, tapi ternyata lebih nikmat rasanya karena kakinya bisa selonjor dan ibunya juga bisa bersandar digeladak dorongan barang. Apalagi kondisinya bersih, sehingga layak lah dan kita bisa antarkan ke tempatnya," ujarnya.
Keajaiban dari Allah juga dirasakan ketika Nashikin tengah menolong jemaah kesasar di persimpangan maktab yang berasa di atas bukit Mina. Kala itu menjelang Maghrib hingga pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS) sudah 20 jemaah haji kesasar yang dikumpulkan.
"Kalau diantar petugas enggak mungkin, kondisi jemaah sudah lelah dan petugas juga kurang karena cuma 2 orang yang stand by. Ada ketua kloter dan keluarga jemaah yang mau jemput tapi enggak datang-datang juga," ujarnya.
Bukan cuma itu, jemaah yang kesasar, tutur Nashikin juga berasal dari berbagai daerah. Ada jemaah yang dari Sulawesi, Kalimantan Barat, Madura dan sebagainya dengan berbagai masalahnya.
"Kita sudah setengah panik waktu itu, karena jemaah ini macam-macam. Ada jemaah demensia yang mau kabur saja bawaannya. Termasuk jemaah demensia yang minta salat di rumah. Ada juga jemaah yang setiap menit selalu nanya gimana Pak-gimana Pak," katanya.
Di tengah keputusasaannya, Nashikin mengaku berdoa memohon pertolongan kepada Allah. "Ya Allah ini gimana, bukan putus asa ya. Tiba-tiba ada pertolongan. Ada mobil los jemaah datang, akhirnya kita setop dan minta untuk mengantar jemaah. Itu setelah sekian jam, bahkan ada yang 3 jam lebih bersama kita," ucapnya mengenang.
(abd)