Sekretaris Amirul Hajj Sebut Haji 2023 Sudah Baik dan Optimal
Sabtu, 08 Juli 2023 - 15:07 WIB
JAKARTA - Sekretaris Amirul Hajj Saad Ibrahim menilai penyelenggaraan ibadah haji 2023 sudah baik. Sebab haji itu ibadah yang kompleks meliputi banyak aspek kemampuan fisik, mental, maupun harta.
"Ibadah haji juga berat, karena terkait dengan cuaca, medan, situasi yang asing, makanan, ketersediaan air, penginapan, manajemen, hubungan antar jamaah, dan sebagainya," katanya, Sabtu (8/7/2023).
Kompleks dan beratnya penyelenggaraan haji, kata Saad, hampir dipastikan penyelenggaraan haji tidak akan pernah sempurna meskipun telah berupaya secara optimal.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Tabligh, Dakwah Komunitas, Kepesantrenan, dan Pembinaan Haji-Umrah itu menilai secara umum haji tahun ini sudah baik.
"Kendati masih ada kekurangan, itu hal yang lazim. Apalagi pelaksanaannya tergantung banyak pihak. "Inilah yang dapat dilakukan secara optimal, selebihnya kita serahkan kepada Allah SWT," imbuh Saad.
Pakar Ushul Fikih UIN Malang itu menyatakan pentingnya pandangan keagamaan yang mudah dalam beribadah. Ada empat alasan terkait pandangan keringanan dalam beribadah.
Keempatnya yakni pertama, Mabadi' al-fiqh (dasar-dasar ilmu fikih) itu sendiri meliputi: 'adam al-Haraj (tidak adanya kesulitan), taqlil al-takalif (pengurangan tanggungan ibadah), al-tadarruj (tahapan-tahapan ibadah), dan ri'ayah mashalih al-Nas Jami'an (menjaga kemaslahatan semua manudsia).
Kedua, Allah SWT sendiri berkehendak kemudahan untuk hamba-Nya, menebarkan kasih sayangnya, mengampuni, dan sebagainya. Ketiga, manusia memiliki banyak keterbatasan: fisik, psikis, pengalaman, pengetahuan, finansial.
Keempat, Islam melalui banyak nash khususnya urusan haji ini, memberikan banyak perkecualian untuk kemudahan pelaksanaannya.
Mantan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Jawa Timur itu menambahkan, untuk menghadapi situasi ibadah haji seperti ini perlu memberikan pandangan keagamaan yg mudah, ringan, mashlahah, bagi para jamaah secara umum.
Terkait kemudahan, Saad mencontohkan, bagaimana membayar dam. Jika tidak punya uang untuk membayar, maka bisa puasa 3 hari di Makkah dan 7 hari di Tanah Air.
"Sepanjang ada pendapat yang paling ringan dari aimmatul madzahib, ambil pendapat itu. Jika tidak ada, walaupun hampir pasti ada, gunakan kemampuan yang amat terbatas ini untuk memberi solusi real bagi semuanya itu, solusi yang memudahkan jamaah," ucapnya.
Mantan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur itu berharap semua jemaah mendapat haji mabrur dan seluruh jerih payah dibalas dengan kebaikan. "Dan semoga dosa serta kesalahan diampuni oleh Allah," ujarnya.
"Ibadah haji juga berat, karena terkait dengan cuaca, medan, situasi yang asing, makanan, ketersediaan air, penginapan, manajemen, hubungan antar jamaah, dan sebagainya," katanya, Sabtu (8/7/2023).
Kompleks dan beratnya penyelenggaraan haji, kata Saad, hampir dipastikan penyelenggaraan haji tidak akan pernah sempurna meskipun telah berupaya secara optimal.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Tabligh, Dakwah Komunitas, Kepesantrenan, dan Pembinaan Haji-Umrah itu menilai secara umum haji tahun ini sudah baik.
"Kendati masih ada kekurangan, itu hal yang lazim. Apalagi pelaksanaannya tergantung banyak pihak. "Inilah yang dapat dilakukan secara optimal, selebihnya kita serahkan kepada Allah SWT," imbuh Saad.
Pakar Ushul Fikih UIN Malang itu menyatakan pentingnya pandangan keagamaan yang mudah dalam beribadah. Ada empat alasan terkait pandangan keringanan dalam beribadah.
Keempatnya yakni pertama, Mabadi' al-fiqh (dasar-dasar ilmu fikih) itu sendiri meliputi: 'adam al-Haraj (tidak adanya kesulitan), taqlil al-takalif (pengurangan tanggungan ibadah), al-tadarruj (tahapan-tahapan ibadah), dan ri'ayah mashalih al-Nas Jami'an (menjaga kemaslahatan semua manudsia).
Kedua, Allah SWT sendiri berkehendak kemudahan untuk hamba-Nya, menebarkan kasih sayangnya, mengampuni, dan sebagainya. Ketiga, manusia memiliki banyak keterbatasan: fisik, psikis, pengalaman, pengetahuan, finansial.
Keempat, Islam melalui banyak nash khususnya urusan haji ini, memberikan banyak perkecualian untuk kemudahan pelaksanaannya.
Mantan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Jawa Timur itu menambahkan, untuk menghadapi situasi ibadah haji seperti ini perlu memberikan pandangan keagamaan yg mudah, ringan, mashlahah, bagi para jamaah secara umum.
Terkait kemudahan, Saad mencontohkan, bagaimana membayar dam. Jika tidak punya uang untuk membayar, maka bisa puasa 3 hari di Makkah dan 7 hari di Tanah Air.
"Sepanjang ada pendapat yang paling ringan dari aimmatul madzahib, ambil pendapat itu. Jika tidak ada, walaupun hampir pasti ada, gunakan kemampuan yang amat terbatas ini untuk memberi solusi real bagi semuanya itu, solusi yang memudahkan jamaah," ucapnya.
Mantan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur itu berharap semua jemaah mendapat haji mabrur dan seluruh jerih payah dibalas dengan kebaikan. "Dan semoga dosa serta kesalahan diampuni oleh Allah," ujarnya.
(abd)