Khutbah Jumat: 5 Pelajaran dalam Pergantian Tahun Baru Hijriyah
Jum'at, 14 Juli 2023 - 05:10 WIB
Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang hikmah di balik pergantian Tahun Baru Hijriyah . Besok kita sudah memasuki 25 Dzulhijjah 1444 Hijriyah bertepatan Hari Jumat 14 Juli 2023.
Tahun baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah insya Allah jatuh pada Rabu 19 Juli 2023. Pergantian tahun ini hendaknya kita maknai dan syukuri. Berikut Khutbah Jumat tentang hikmah tahun baru disampaikan oleh Dr Iswahyudi MA, ketua Aswaja Center NU Ponorogo.
Khutbah Pertama
Kaum Muslimin Sidang Jumat rahimakumullah!
Pada kesempatan berharga ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Caranya adalah dengan imtisaalu al-awaamir wa ijtinaabu an-nawaahi (melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya). Ketahuilah! tidak ada bekal yang paling bagus kita bawa di hadapan Allah kecuali takwa kita kepada Allah SWT.
Kaum Muslimin Sidang Jumat rahimakumullah!
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, karena diberi amanah umur yang panjang, diberi amanah kesehatan sehingga kita bisa menemui kembali tahun baru umat Islam. Ini menandakan bahwa secara kuantitatif umur kita semakin banyak dan secara kalkulatif ini menunjukkan bahwa kematian semakin dekat. Pergantian Tahun Baru Hijriyah ini harus kita beri makna. Makna ini penting agar pergantian tahun baru tidak hanya sekadar regularitas yang terjadi setiap tahun, tetapi pergantian tahun yang mengandung hikmah dan pelajaran berharga.
Pertama, sejarah mencatat bahwa Tahun Baru Hijriyah diawali bukan dari hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, bukan pula dari peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, atau yang lainnya. Tetapi diawali dari peristiwa Hijrahnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebabkan karena banyaknya ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang Hijrah. Di antaranya terdapat dalam Surat An-Nisa ayat 100:
Artinya: "Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 100)
Ayat Hijrah tersebut mengandung makna yang dalam yaitu memotivasi umat Islam untuk berhijrah di jalan Allah. Di antaranya adalah umat Islam tidak akan mengalami kemiskinan dan jika ia berhijrah karena Allah. Ingin kebaikan Akhirat dan dunia lalu meninggal akan mendapatkan pahalanya Allah. Ayat-ayat lain yang bicara Hijrah banyak memotivasi manusia untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.
Agar tahun baru Hijriyah ini bermakna bagi kita, monggo kita berubah lebih baik dari sebelumnya. Jika sebelumnya jarang baca Al-Qur'an, tahun baru ini kita tingkatkan baca Al-Qur'annya. Pun demikian jika tahun sebelumnya jarang berjamaah ayo di tahun baru ini kita tingkatnya sholat jamaah kita. Intinya di tahun baru ini, ibadah individual dan ibadah sosial harus lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
Kedua, peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik. Peristiwa Hijrah ini tidak dilakukan secara sembarangan. Akan tetapi dilakukan dengan strategi yang matang dan teknis perjalanan yang cermat. Semisal adanya perencanaan rute perjalanan yang jarang dilalui oleh orang kafir, perbekalan yang cukup, kendaraan yang kuat, adanya mata-mata perjalanan dan lain-lain. Ini adalah peristiwa sangat penting.
Rasulullah SAW melalui peristiwa Hijrah mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir perencanaan yang matang. Jika umat Islam ingin jaya, maju dan umat Islam selalu terdepan, maka perencanaan haruslah matang. Jika tidak matang, maka umat Islam bisa dikalahkan oleh musuh.
Ketiga, setelah Nabi Muhammad SAW Hijrah dan menempati Yastrib, Nabi mengubah daerah itu menjadi Madinah yang berarti bisa tempat yang berbudaya, bisa juga kota. Dua makna ini sama maksudnya yaitu suatu daerah yang maju. Jika kita mengikuti pelajaran ini, ayo umat Islam menjadi umat yang berbudaya tinggi contohnya adalah disiplin, taat aturan, menjadi teladan, saling menghormati, saling menghargai, tepat waktu, dan lain-lain. Sungguh, jika ini dilakukan umat Islam akan menjadi jaya dan maju.
Keempat, setelah Nabi Muhammad SAW sampai di tempat Hijrah, Beliau pertama kali membangun masjid. Ini artinya Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk menjadikan masjid sebagai tempat pemersatu. Caranya adalah ayo memakmurkan masjid dengan aktivitas jamaah. Sholat 5 waktu berjamaah serta menjadikan masjid semarak pengajian dan kegiatan keagamaan. Jika salah ditegur, dan jika benar pemimipin diikuti hingga selesai. Jika ini dilakukan niscaya masyarakat Islam akan damai, tentram dan sejahtera.
Kelima, ada amalan yang bagus dilakukan pada Bulan Muharram yaitu berpuasa tanggal 9 Muharram yang disebut dengan puasa Tasu'a dan 10 Muharram disebut Puasa Asyura. Puasa tanggal 10 disebut sebagai puasanya Nabi Musa dan Rasulullah SAW berkeinginan untuk puasa tanggal 9 untuk membedakan agar tidak sekadar tanggal 10 saja sebagaimana orang Yahudi dan Narani. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharram dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Tahun baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriyah insya Allah jatuh pada Rabu 19 Juli 2023. Pergantian tahun ini hendaknya kita maknai dan syukuri. Berikut Khutbah Jumat tentang hikmah tahun baru disampaikan oleh Dr Iswahyudi MA, ketua Aswaja Center NU Ponorogo.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
وقَالَ اللهُ تَعَالى ااِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
وقَالَ اللهُ تَعَالى ااِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Kaum Muslimin Sidang Jumat rahimakumullah!
Pada kesempatan berharga ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Caranya adalah dengan imtisaalu al-awaamir wa ijtinaabu an-nawaahi (melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya). Ketahuilah! tidak ada bekal yang paling bagus kita bawa di hadapan Allah kecuali takwa kita kepada Allah SWT.
Kaum Muslimin Sidang Jumat rahimakumullah!
Kita patut bersyukur kepada Allah SWT, karena diberi amanah umur yang panjang, diberi amanah kesehatan sehingga kita bisa menemui kembali tahun baru umat Islam. Ini menandakan bahwa secara kuantitatif umur kita semakin banyak dan secara kalkulatif ini menunjukkan bahwa kematian semakin dekat. Pergantian Tahun Baru Hijriyah ini harus kita beri makna. Makna ini penting agar pergantian tahun baru tidak hanya sekadar regularitas yang terjadi setiap tahun, tetapi pergantian tahun yang mengandung hikmah dan pelajaran berharga.
Pertama, sejarah mencatat bahwa Tahun Baru Hijriyah diawali bukan dari hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, bukan pula dari peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, atau yang lainnya. Tetapi diawali dari peristiwa Hijrahnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebabkan karena banyaknya ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang Hijrah. Di antaranya terdapat dalam Surat An-Nisa ayat 100:
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: "Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nisa: 100)
Ayat Hijrah tersebut mengandung makna yang dalam yaitu memotivasi umat Islam untuk berhijrah di jalan Allah. Di antaranya adalah umat Islam tidak akan mengalami kemiskinan dan jika ia berhijrah karena Allah. Ingin kebaikan Akhirat dan dunia lalu meninggal akan mendapatkan pahalanya Allah. Ayat-ayat lain yang bicara Hijrah banyak memotivasi manusia untuk hidup lebih baik dari sebelumnya.
Agar tahun baru Hijriyah ini bermakna bagi kita, monggo kita berubah lebih baik dari sebelumnya. Jika sebelumnya jarang baca Al-Qur'an, tahun baru ini kita tingkatkan baca Al-Qur'annya. Pun demikian jika tahun sebelumnya jarang berjamaah ayo di tahun baru ini kita tingkatnya sholat jamaah kita. Intinya di tahun baru ini, ibadah individual dan ibadah sosial harus lebih meningkat dari tahun sebelumnya.
Kedua, peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik. Peristiwa Hijrah ini tidak dilakukan secara sembarangan. Akan tetapi dilakukan dengan strategi yang matang dan teknis perjalanan yang cermat. Semisal adanya perencanaan rute perjalanan yang jarang dilalui oleh orang kafir, perbekalan yang cukup, kendaraan yang kuat, adanya mata-mata perjalanan dan lain-lain. Ini adalah peristiwa sangat penting.
Rasulullah SAW melalui peristiwa Hijrah mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir perencanaan yang matang. Jika umat Islam ingin jaya, maju dan umat Islam selalu terdepan, maka perencanaan haruslah matang. Jika tidak matang, maka umat Islam bisa dikalahkan oleh musuh.
Ketiga, setelah Nabi Muhammad SAW Hijrah dan menempati Yastrib, Nabi mengubah daerah itu menjadi Madinah yang berarti bisa tempat yang berbudaya, bisa juga kota. Dua makna ini sama maksudnya yaitu suatu daerah yang maju. Jika kita mengikuti pelajaran ini, ayo umat Islam menjadi umat yang berbudaya tinggi contohnya adalah disiplin, taat aturan, menjadi teladan, saling menghormati, saling menghargai, tepat waktu, dan lain-lain. Sungguh, jika ini dilakukan umat Islam akan menjadi jaya dan maju.
Keempat, setelah Nabi Muhammad SAW sampai di tempat Hijrah, Beliau pertama kali membangun masjid. Ini artinya Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk menjadikan masjid sebagai tempat pemersatu. Caranya adalah ayo memakmurkan masjid dengan aktivitas jamaah. Sholat 5 waktu berjamaah serta menjadikan masjid semarak pengajian dan kegiatan keagamaan. Jika salah ditegur, dan jika benar pemimipin diikuti hingga selesai. Jika ini dilakukan niscaya masyarakat Islam akan damai, tentram dan sejahtera.
Kelima, ada amalan yang bagus dilakukan pada Bulan Muharram yaitu berpuasa tanggal 9 Muharram yang disebut dengan puasa Tasu'a dan 10 Muharram disebut Puasa Asyura. Puasa tanggal 10 disebut sebagai puasanya Nabi Musa dan Rasulullah SAW berkeinginan untuk puasa tanggal 9 untuk membedakan agar tidak sekadar tanggal 10 saja sebagaimana orang Yahudi dan Narani. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharram dianjurkan oleh Rasulullah SAW.