6 Perkara Penyebab Datangnya Rezeki, Salah Satunya karena Pernikahan
Kamis, 14 September 2023 - 12:06 WIB
Islam telah memotivasi kita untuk mencari rezeki , bahkan Islam menjadikannya di antara ibadah yang paling penting sebagai wasilah untuk mencari keridhoan Allah ta’ala. Di antara motivasi Islam bagi pemeluknya untuk mencari rezeki adalah dalam firman Allah ta’ala:
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya”. (QS. QS Al-Mulk:15).
“dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah”. (Al-Muzammil:20)
Dalam tafsirnya Imam al-Qurtubi mengomentari ayat di atas:
“Dalam ayat ini Allah menyamakan derajat para mujahidin dengan orang yang mencari harta halal dengan tujuan sebagai nafkah untuk dirinya, keluarganya dan berbuat ihsan dengan harta tersebut, ini menunjukkan bahwa usaha mencari harta halal bisa sejajar dengan berjihad, karena Allah menghimpunnya dengan amaliah jihad di jalan Allah”. (al-Jami Li Ahkami al-Quran juz:19 hal:55)
Menurut Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I, perlu diketahui bahwa rezeki itu kesemuanya ada di tangan Allah ta’ala, dan manusia seberapa besar pun usahanya dalam mencari rezeki maka tidak akan ia mendapatkan melainkan apa yang sudah dituliskan untuknya. "Sebaliknya seberapa besar pun usaha menghalangi rezeki seseorang maka rezeki itu akan tetap datang padanya sebagaimana ajal mendatanginya,"ungkap dai yang juga pengasuh laman Bimbingan Islam ini.
Dalam hadis riwayat al-Tabarani dari sahabat Abu Darda dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
“Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seorang hamba lebih banyak daripada ajal mencari dirinya”. Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami.
Namun walau demikian, bukan berarti lantas kita meninggalkan sebab-sebab dan upaya untuk meraih rezeki, hal itu tetap dituntut demi kesempurnaan tawakkal. Ustadz Setiawan Tugiyono menjelaskan, di antara sebab-sebab datangnya rezeki yang bisa diupayakan oleh seorang hamba, antara lain :
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. (Al-Talak:2-3).
“Barangsiapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hendaklah berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturrahim”. (HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/156).
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya”. (QS. QS Al-Mulk:15).
وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ
“dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah”. (Al-Muzammil:20)
Dalam tafsirnya Imam al-Qurtubi mengomentari ayat di atas:
سوى الله تعالى في هذه الآية بين درجة المجاهدين والمكتسبين المال الحلال للنفقة على نفسه وعياله والإحسان والإفضال فكان دليلا على أن كسب المال بمنزلة الجهاد، لأنه جمعه مع الجهاد في سبيل الله
“Dalam ayat ini Allah menyamakan derajat para mujahidin dengan orang yang mencari harta halal dengan tujuan sebagai nafkah untuk dirinya, keluarganya dan berbuat ihsan dengan harta tersebut, ini menunjukkan bahwa usaha mencari harta halal bisa sejajar dengan berjihad, karena Allah menghimpunnya dengan amaliah jihad di jalan Allah”. (al-Jami Li Ahkami al-Quran juz:19 hal:55)
Menurut Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I, perlu diketahui bahwa rezeki itu kesemuanya ada di tangan Allah ta’ala, dan manusia seberapa besar pun usahanya dalam mencari rezeki maka tidak akan ia mendapatkan melainkan apa yang sudah dituliskan untuknya. "Sebaliknya seberapa besar pun usaha menghalangi rezeki seseorang maka rezeki itu akan tetap datang padanya sebagaimana ajal mendatanginya,"ungkap dai yang juga pengasuh laman Bimbingan Islam ini.
Dalam hadis riwayat al-Tabarani dari sahabat Abu Darda dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
إن الرزق ليطلب العبد أكثر مما يطلبه أجله
“Sesungguhnya rezeki itu akan mencari seorang hamba lebih banyak daripada ajal mencari dirinya”. Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami.
Namun walau demikian, bukan berarti lantas kita meninggalkan sebab-sebab dan upaya untuk meraih rezeki, hal itu tetap dituntut demi kesempurnaan tawakkal. Ustadz Setiawan Tugiyono menjelaskan, di antara sebab-sebab datangnya rezeki yang bisa diupayakan oleh seorang hamba, antara lain :
1. Bertakwa kepada Allah dan beramal shalih
Allah berfirman:وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. (Al-Talak:2-3).
2. Berbakti pada orang tua dan menyambung silaturrahim
Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:من سره أن يمد له في عمره ويزاد في رزقه فليبر والديه وليصل رحمه
“Barangsiapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hendaklah berbakti kepada orang tua dan menyambung tali silaturrahim”. (HR. Ahmad dalam al-Musnad 3/156).