Sebab dan Tanda-tanda Kelapangan Dada seorang Hamba
Selasa, 21 November 2023 - 11:31 WIB
Ada sebab-sebab yang dapat melapangkan dada seseorang. Sebab-sebab tersebut merupakan ikhtiar dalam upaya memperbaiki hati.
Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr dalam kitabnya menjelaskan, sesungguhnya, kelapangan hati dan keselamatan dari kesedihan dan gundah gulana adalah tujuan setiap manusia, harapan yang ingin dicapai semua orang. Dan itu adalah karunia Allah yang sangat besar.
Dan yang dimaksud dengan انشراح الصدر yaitu ketenangannya, ketentramannya, dan hilangnya segala kesedihan dan gangguan-gangguan darinya. Kemudian, hati itu selalu bahagia dan berada di atas kehidupan yang bahagia, dan kehidupan yang mulia.
Dan apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kepada hamba-Nya, Allah melapangkan dadanya, Allah mudahkan urusannya, dan Allah hilangkan darinya kesedihan, maka dia akan mendapatkan kebaikan-kebaikan agama dan kebaikan-kebaikan dunia. Dia akan mendapatkan apa yang dia harapkan, apa yang ia cita-citakan, dan akan mudah baginya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akan ringan baginya melaksanakan ketaatan-ketaatan, dan ia pun akan mudah melaksanakan apa yang dia inginkan. Sebaliknya, jika seseorang banyak mengalami kesedihan, banyak kegalauan, maka banyak urusannya akan terbengkalai. Tidak ada kemampuan dia untuk bekerja, tidak ada semangat untuk memasuki pintu-pintu kebaikan, dan dia akan berpindah dari satu kesedihan kepada kesedihan yang lain. Maka, kelapangan dada adalah sebab terbesar bagi seorang hamba untuk merealisasikan tujuan-tujuannya dan mendapatkan apa yang dia harapkan dan inginkan.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam untuk pergi kepada manusia yang paling sombong (Fir’aun) untuk memperingatkan bahaya kesombongannya. Ketika Musa berangkat menuju Fir’aun, ia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.” (QS. Tha Ha: 25-26)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan tentang karunia yang Allah berikan kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dengan firman-Nya:
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?” (QS. Al-Insyirah : 1)
Ini adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pemberian dari Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat besar. yaitu kelapangan dada yang merupakan sebab terbesar seseorang mendapatkan hidayah. Dan Kesempitan hati, adalah sebab terbesar kesesatan. Sebagaimana lapang dan luasnya hati seseorang adalah nikmat yang terbesar, sementara sempitnya hati adalah adzab yang terbesar.
Dan tidak mungkin seorang mendapatkan karunia yang besar ini kecuali dengan melaksanakan agamanya dengan baik. Semakin perhatian dan semakin besar semangat seorang hamba untuk istiqamah, teguh dan konsisten di atas agama ini, maka sebesar itu pulalah kelapangan dada yang akan dia dapatkan. Makanya tidak mungkin seseorang bisa mendapatkan kelapangan dada kecuali dengan melaksanakan dan mengumpulkan dua perkara ini:
"Dia harus mengetahui bahwasanya kelapangan dada tidak mungkin didapatkan kecuali dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pertolongan dariNya.
Karunia dan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala ini tidak mungkin didapatkan kecuali dengan taat kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya.
Karena hati-hati itu di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah bolak-balikkan sesuai kehendakNya. Hati kita di bawah kendali dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang Allah tidak kehendaki tidak mungkin terjadi. Allah Ta’ala berfirman:
“Siapa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin beri petunjuk kepadanya, maka Allah akan lapangkan dadanya, masuk ke dalam Islam. Dan barangsiapa yang Allah ingin sesatkan, maka Allah jadikan hatinya sempit, seakan-akan dia naik ke langit. Demikianlah Allah yang jadikan siksaan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Apakah orang yang Allah lapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam dan dia berada diatas cahaya dari Tuhannya sama dengan orang yang hatinya keras dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala? Mereka itulah orang-orang yang berada diatas kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 22)
Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr dalam kitabnya menjelaskan, sesungguhnya, kelapangan hati dan keselamatan dari kesedihan dan gundah gulana adalah tujuan setiap manusia, harapan yang ingin dicapai semua orang. Dan itu adalah karunia Allah yang sangat besar.
Dan yang dimaksud dengan انشراح الصدر yaitu ketenangannya, ketentramannya, dan hilangnya segala kesedihan dan gangguan-gangguan darinya. Kemudian, hati itu selalu bahagia dan berada di atas kehidupan yang bahagia, dan kehidupan yang mulia.
Dan apabila Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia kepada hamba-Nya, Allah melapangkan dadanya, Allah mudahkan urusannya, dan Allah hilangkan darinya kesedihan, maka dia akan mendapatkan kebaikan-kebaikan agama dan kebaikan-kebaikan dunia. Dia akan mendapatkan apa yang dia harapkan, apa yang ia cita-citakan, dan akan mudah baginya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Akan ringan baginya melaksanakan ketaatan-ketaatan, dan ia pun akan mudah melaksanakan apa yang dia inginkan. Sebaliknya, jika seseorang banyak mengalami kesedihan, banyak kegalauan, maka banyak urusannya akan terbengkalai. Tidak ada kemampuan dia untuk bekerja, tidak ada semangat untuk memasuki pintu-pintu kebaikan, dan dia akan berpindah dari satu kesedihan kepada kesedihan yang lain. Maka, kelapangan dada adalah sebab terbesar bagi seorang hamba untuk merealisasikan tujuan-tujuannya dan mendapatkan apa yang dia harapkan dan inginkan.
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Musa ‘Alaihis Salam untuk pergi kepada manusia yang paling sombong (Fir’aun) untuk memperingatkan bahaya kesombongannya. Ketika Musa berangkat menuju Fir’aun, ia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku.” (QS. Tha Ha: 25-26)
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan tentang karunia yang Allah berikan kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dengan firman-Nya:
أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ
“Bukankah Kami telah melapangkan dadamu?” (QS. Al-Insyirah : 1)
Ini adalah karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pemberian dari Allah ‘Azza wa Jalla yang sangat besar. yaitu kelapangan dada yang merupakan sebab terbesar seseorang mendapatkan hidayah. Dan Kesempitan hati, adalah sebab terbesar kesesatan. Sebagaimana lapang dan luasnya hati seseorang adalah nikmat yang terbesar, sementara sempitnya hati adalah adzab yang terbesar.
Dan tidak mungkin seorang mendapatkan karunia yang besar ini kecuali dengan melaksanakan agamanya dengan baik. Semakin perhatian dan semakin besar semangat seorang hamba untuk istiqamah, teguh dan konsisten di atas agama ini, maka sebesar itu pulalah kelapangan dada yang akan dia dapatkan. Makanya tidak mungkin seseorang bisa mendapatkan kelapangan dada kecuali dengan melaksanakan dan mengumpulkan dua perkara ini:
"Dia harus mengetahui bahwasanya kelapangan dada tidak mungkin didapatkan kecuali dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pertolongan dariNya.
Karunia dan pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala ini tidak mungkin didapatkan kecuali dengan taat kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan senantiasa melaksanakan perintah-perintahNya.
Karena hati-hati itu di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang Allah bolak-balikkan sesuai kehendakNya. Hati kita di bawah kendali dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi, dan apa yang Allah tidak kehendaki tidak mungkin terjadi. Allah Ta’ala berfirman:
فَمَن يُرِدِ اللَّهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Siapa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin beri petunjuk kepadanya, maka Allah akan lapangkan dadanya, masuk ke dalam Islam. Dan barangsiapa yang Allah ingin sesatkan, maka Allah jadikan hatinya sempit, seakan-akan dia naik ke langit. Demikianlah Allah yang jadikan siksaan bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-An’am: 125)
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِّن رَّبِّهِ ۚ فَوَيْلٌ لِّلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
“Apakah orang yang Allah lapangkan dadanya untuk memeluk agama Islam dan dia berada diatas cahaya dari Tuhannya sama dengan orang yang hatinya keras dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala? Mereka itulah orang-orang yang berada diatas kesesatan yang nyata.” (QS. Az-Zumar: 22)