Jangan Meremehkan Amalan-amalan Kecil, Begini Pahalanya!
Selasa, 09 Januari 2024 - 12:58 WIB
Sungguh para salaf atau orang-orang saleh terdahulu memiliki prinsip dalam beramal saleh, yaitu mereka tidak pernah meremehkan amalan kecil apa pun karena hal itu termasuk al-makruf atau kebajikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah engkau memandang rendah sedikit pun suatu kebajikan, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR Muslim no 2626)
Ustaz Amir Sahidin MAg, Pengajar PPTQ Ibnu Mas’ud, Purbalingga menjelaskan, selain hadis di atas dalam banyak riwayat lain Rasulullah menegaskan bahwa amalan remeh semisal berbicara dengan senyum pun termasuk al-makruf.
Seperti dalam hadis berikut:
“Janganlah engkau memandang remeh perkara makruf. Berbicaralah dengan saudaramu dengan wajah penuh senyum dan berseri-seri sebab itu termasuk perkara makruf.”(HR Abu Dawud)
Menurut Pengajar PPTQ Ibnu Mas’ud, Purbalingga itu, kedua hadis tersebut secara tegas menjelaskan agar kita tidak meremehkan amalan baik sekecil apa pun. Karena bisa jadi, amal kecil tersebut Allah ridhai dan menjadi sebab kita masuk ke dalam surga Allah subhanahu wata’ala.
Hal ini sebagaimana hadis riwayat al-Bukhari no. 3143 dan Muslim no. 2245, yang mengisahkan tentang seorang pelacur yang diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala lantaran memberi air minum seekor anjing.
Rasulullah bersabda dalam redaksi al-Bukhari,
“Telah diampuni seorang wanita pezina. Sebab ia pernah melewati seekor anjing di dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi hampir mati kehausan. Wanita pelacur tersebut segera melepas sepatunya dan mengikatnya dengan kerudungnya, kemudian ia mengambil air dari sumur itu. Karena perbuatannya itulah dosa-dosanya diampuni.”
"Sebaliknya, kita pun tidak boleh meremehkan perbuatan buruk sekecil apa pun. Karena bisa jadi, perbuatan itu mengundang murka Alllah dan menjadi sebab kita diseret ke dalam neraka Allah subhanahu wata’ala,"ujarnya dalam salah satu ceramahnya yang dilansir laman dakwah baru-baru ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya terkait seseorang yang rajin beribadah kepada Allah, namun sering menyakiti tetangga dengan lisannya. Maka Rasulullah pun mengabarkan bahwa ia termasuk penghuni neraka.
Rasulullah bersabda, hadits riwayat al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, nomor 119,
Dikatakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah rajin mengerjakan shalat malam dan berpuasa sunah di siang hari, dia juga gemar mengerjakan kebaikan dan bersedekah. Namun, ia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada kebaikan padanya, ia termasuk penghuni neraka.”
Lebih dari itu, Rasulullah juga pernah menggambarkan bahwa ada seseorang yang dimasukkan ke dalam neraka lantaran seekor kucing, yaitu karena ia mengurung kucing tersebut hingga mati kelaparan.
Rasulullah bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah engkau memandang rendah sedikit pun suatu kebajikan, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR Muslim no 2626)
Ustaz Amir Sahidin MAg, Pengajar PPTQ Ibnu Mas’ud, Purbalingga menjelaskan, selain hadis di atas dalam banyak riwayat lain Rasulullah menegaskan bahwa amalan remeh semisal berbicara dengan senyum pun termasuk al-makruf.
Seperti dalam hadis berikut:
وَلَا تَحْقِرَنَّ شَيْئًا مِنْ الْمَعْرُوفِ وَأَنْ تُكَلِّمَ أَخَاكَ وَأَنْتَ مُنْبَسِطٌ إِلَيْهِ وَجْهُكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ الْمَعْرُوفِ
“Janganlah engkau memandang remeh perkara makruf. Berbicaralah dengan saudaramu dengan wajah penuh senyum dan berseri-seri sebab itu termasuk perkara makruf.”(HR Abu Dawud)
Menurut Pengajar PPTQ Ibnu Mas’ud, Purbalingga itu, kedua hadis tersebut secara tegas menjelaskan agar kita tidak meremehkan amalan baik sekecil apa pun. Karena bisa jadi, amal kecil tersebut Allah ridhai dan menjadi sebab kita masuk ke dalam surga Allah subhanahu wata’ala.
Hal ini sebagaimana hadis riwayat al-Bukhari no. 3143 dan Muslim no. 2245, yang mengisahkan tentang seorang pelacur yang diampuni oleh Allah subhanahu wata’ala lantaran memberi air minum seekor anjing.
Rasulullah bersabda dalam redaksi al-Bukhari,
غُفِرَ لِامْرَأَةٍ مُومِسَةٍ مَرَّتْ بِكَلْبٍ عَلَى رَأْسِ رَكِيٍّ يَلْهَثُ، قَالَ: كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ، فَنَزَعَتْ خُفَّهَا، فَأَوْثَقَتْهُ بِخِمَارِهَا، فَنَزَعَتْ لَهُ مِنَ الْمَاءِ، فَغُفِرَ لَهَا بِذَلِكَ
“Telah diampuni seorang wanita pezina. Sebab ia pernah melewati seekor anjing di dekat sebuah sumur yang sedang menjulurkan lidahnya dalam kondisi hampir mati kehausan. Wanita pelacur tersebut segera melepas sepatunya dan mengikatnya dengan kerudungnya, kemudian ia mengambil air dari sumur itu. Karena perbuatannya itulah dosa-dosanya diampuni.”
"Sebaliknya, kita pun tidak boleh meremehkan perbuatan buruk sekecil apa pun. Karena bisa jadi, perbuatan itu mengundang murka Alllah dan menjadi sebab kita diseret ke dalam neraka Allah subhanahu wata’ala,"ujarnya dalam salah satu ceramahnya yang dilansir laman dakwah baru-baru ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya terkait seseorang yang rajin beribadah kepada Allah, namun sering menyakiti tetangga dengan lisannya. Maka Rasulullah pun mengabarkan bahwa ia termasuk penghuni neraka.
Rasulullah bersabda, hadits riwayat al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, nomor 119,
قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا رَسُوْلَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةً تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ وَتَفْعَلُ وَتَصَدَّقُ، وَتُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا خَيْرَ فِيْهَا هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
Dikatakan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya fulanah rajin mengerjakan shalat malam dan berpuasa sunah di siang hari, dia juga gemar mengerjakan kebaikan dan bersedekah. Namun, ia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak ada kebaikan padanya, ia termasuk penghuni neraka.”
Lebih dari itu, Rasulullah juga pernah menggambarkan bahwa ada seseorang yang dimasukkan ke dalam neraka lantaran seekor kucing, yaitu karena ia mengurung kucing tersebut hingga mati kelaparan.
Rasulullah bersabda,