Jemaah Haji Indonesia Dapat 84 Kali Makan selama di Makkah, Menu Selera Nusantara
Kamis, 23 Mei 2024 - 11:09 WIB
MADINAH - Jemaah Haji Indonesia akan mendapatkan 3 kali makan dalam sehari atau 84 kali selama 28 hari berada di Makkah . Para duyufurrahman atau tamu Allah akan mendapatkan sajian makanan yang cocok dengan selera Tanah Air.
Selama 28 hari di Makkah, jemaah Indonesia akan mendapatkan makan sebanyak 84 kali. Khusus saat mengikuti puncak haji di Armuzna, mereka akan mendapatkan 15 kali makan.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jemaah haji, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan 57 dapur. Media Centre Haji (MCH) sempat memastikan ketersediaan konsumsi untuk jemaah haji secara langsung.
Mereka menemui para petugas konsumsi yang menyiapkan makanan di dapur yang berada di wilayah Zaidi, Kota Makkah, Arab Saudi. Sebelum masuk dapur, para pengunjung mesti mematuhi sejumlah aturan seperti wajib mengenakan masker, sarung tangan, dan penutup kepala. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar makanan jemaah tetap higienis.
Setelah masuk dapur, puluhan petugas sedang menyiapkan menu makanan yang akan dikonsumsi calon jemaah haji Indonesia. Pada hari ini, kebetulan mereka menyiapkan menu gepuk daging sapi khas Sunda.
Kasie Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah, Beny Darmawan mengatakan, dalam kurun waktu tujuh hari, pihaknya menyiapkan 21 menu untuk jamaah haji Indonesia.
“Dalam seminggu ada 21 menu. Sehari kan tiga kali makan, kalau dikali tujuh berarti 21 menu,” ujar Beny di sela-sela menemani dalam kunjungan Media Center Haji ke Dapur Katering Jamaah Haji Indonesia di wilayah Zaidi, Makkah itu, Kamis (23/5/2024).
Beny mengatakan, Tim PPIH akan memastikan pelayanan konsumsi jamaah berjalan baik dan tidak ada keterlambatan. Menurut dia, juru masak pun mendapatkan pelatihan khusus. “Juru masaknya juga kita latih semua. Pelatihan tiga hari, pelatihan teori narsum dari tenaga profesional,” ucap Beny.
Benny menambahkan, menu makanan juga sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Misalnya saja saat makan pagi ada menu nasi kuning, telur, sayur dan buah. Khusus untuk lansia, menu akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti bubur tim atau makanan yang tidak keras.
“Kita juga memprioritaskan menu untuk jamaah haji lansia. Menunya khusus, misalnya nasi lebih lembut atau nasi tim atau bubur. Harap dikonsumsi sesuai dengan jamnya sesuai yang tertera di boks. Jangan menunda-nunda makan yang telah disediakan di pemondokan,” jelas dia.
Selama 28 hari di Makkah, jemaah Indonesia akan mendapatkan makan sebanyak 84 kali. Khusus saat mengikuti puncak haji di Armuzna, mereka akan mendapatkan 15 kali makan.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jemaah haji, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan 57 dapur. Media Centre Haji (MCH) sempat memastikan ketersediaan konsumsi untuk jemaah haji secara langsung.
Mereka menemui para petugas konsumsi yang menyiapkan makanan di dapur yang berada di wilayah Zaidi, Kota Makkah, Arab Saudi. Sebelum masuk dapur, para pengunjung mesti mematuhi sejumlah aturan seperti wajib mengenakan masker, sarung tangan, dan penutup kepala. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar makanan jemaah tetap higienis.
Setelah masuk dapur, puluhan petugas sedang menyiapkan menu makanan yang akan dikonsumsi calon jemaah haji Indonesia. Pada hari ini, kebetulan mereka menyiapkan menu gepuk daging sapi khas Sunda.
Baca Juga
Kasie Konsumsi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah, Beny Darmawan mengatakan, dalam kurun waktu tujuh hari, pihaknya menyiapkan 21 menu untuk jamaah haji Indonesia.
“Dalam seminggu ada 21 menu. Sehari kan tiga kali makan, kalau dikali tujuh berarti 21 menu,” ujar Beny di sela-sela menemani dalam kunjungan Media Center Haji ke Dapur Katering Jamaah Haji Indonesia di wilayah Zaidi, Makkah itu, Kamis (23/5/2024).
Beny mengatakan, Tim PPIH akan memastikan pelayanan konsumsi jamaah berjalan baik dan tidak ada keterlambatan. Menurut dia, juru masak pun mendapatkan pelatihan khusus. “Juru masaknya juga kita latih semua. Pelatihan tiga hari, pelatihan teori narsum dari tenaga profesional,” ucap Beny.
Benny menambahkan, menu makanan juga sudah disesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia. Misalnya saja saat makan pagi ada menu nasi kuning, telur, sayur dan buah. Khusus untuk lansia, menu akan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti bubur tim atau makanan yang tidak keras.
“Kita juga memprioritaskan menu untuk jamaah haji lansia. Menunya khusus, misalnya nasi lebih lembut atau nasi tim atau bubur. Harap dikonsumsi sesuai dengan jamnya sesuai yang tertera di boks. Jangan menunda-nunda makan yang telah disediakan di pemondokan,” jelas dia.
(cip)
Lihat Juga :