Siksaan saat Bersafar, Apa Maksudnya?

Minggu, 25 Agustus 2024 - 09:18 WIB
Siksa dalam safar ini, yakni adanya kesusahan dan ketidakmudahan yang dialami seseorang dalam perjalanan, terutama dari sisi psikisnya. Foto ilustrasi/dok SINDOnews.
Ketika hendak safar atau bepergian , umat muslim dianjurkan berdoa terlebih dahulu. Salah satu sebabnya ternyata ada 'siksa' dalam safar tersebut. Apa maksudnya dan bagaimana bentuk siksaan bersafar tersebut?

Ibnu Hajar al-Asqhalani dalam 'Fathu al-Bari' menjelaskan siksa dalam safar ini, yakni adanya kesusahan dan ketidakmudahan yang dialami seseorang dalam perjalanan.

Bagi sebagian orang mungkin siksaan itu hanya berbentuk kesusahan fisik saja, seperti lelahnya badan, sulitnya makan dan minum, serta panasnya perjalanan sebagaimana dijelaskan dan digambarkan dalam hadis.

Padahal, ada bentuk siksaan lain berupa non-fisik , yaitu siksa psikis. Apa maksudnya? Siksa psikis adalah bentuk kesusahan yang mendera jiwa atau hati, seperti ketakutan, kekhawatiran, dan ketidaktenangan. Contoh sederhananya adalah orang yang merasa takut dan khawatir ketika pesawat atau kapal yang dinaikinya akan jatuh atau tenggelam.

Seperti dilansir laman dakwah.id, para ulama juga memberikan contoh gambaran tentang salah satu bentuk siksa ini.

Imam al-Haramain al-Juwaini ketika ditanya, “Mengapa safar itu dikatakan bagian dari siksa?”

Beliau langsung menjawab,

لِأَنَّ فِيْهِ فِرَاقَ الْأَحْبَابِ


“Karena dengan safar seseorang berpisah dari hal-hal dan orang-orang yang ia cintai.” (Ibnu Hajar al-Asqhalani, Fathu al-Bari, 3/728)

Adapun kekhawatiran dan ketakutan saat berpisah dengan apa dan siapa yang dicintai merupakan di antara bentuk siksaan tersendiri. Takut sesuatu itu hilang, rusak, atau terjadi suatu hal buruk yang tidak inginkan.

Lalu, khusus bagi seorang muslim, satu hal yang sangat ditakutkan dan dikhawatirkan adalah kesulitan untuk melaksanakan ibadah.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Said al-Maqbari, ketika memberi ta’lil hadits Rasul tersebut, beliau mengatakan,

السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ لِأَنَّ الرَّجُلَ يَشْتَغِلُ فِيْهِ عَنْ صَلَاتِهِ وَصِيَامِهِ


“Safar adalah bagian dari siksaan karena seseorang akan disibukkan (disulitkan) dari shalat dan puasa.” (Ibnu Hajar al-Asqhalani, Fathu al-Bari, 3/728)

Berangkat dari ini, maka anggapan bahwa kemajuan teknologi transportasi menghilangkan semua bentuk kesusahan dalam safar tidak benar. Sebab bentuk kesusahan itu bisa berupa fisik dan nonfisik (psikis).

Berdoa Ketika Hendak Bersafar

Kesusahan saat safar merupakan hal yang sudah pasti akan didapatkan. Dengan demikian, yang patut dilakukan oleh seorang muslim ketika hendak safar adalah memohon kemudahan kepada Allah dengan melantunkan doa safar.

Doa safar yang diajarkan oleh Rasulullah mengandung beberapa fadhilah atau keutamaan.

Syaikh Abdurahman as-Sa’di menyebutkan bahwa dalam doa ini terdapat berbagai faedah yang besar. Doa ini menandung unsur permohonan untuk datangnnya maslahat dunia dan akhirat, permohonan datangnya karunia dan dijauhkan dari mara bahaya serta bencana, rasa syukur atas besarnya nikmat yang diberikan, serta harapan agar safar yang dilakukan penuh dengan nilai ibadah. (Abdurrahman as-Sa’di, Bahjah Qulub al-Abrar, 195)

Bacaan Doa Safar yang Diajarkan Nabi

Berikut bacaan doa safar yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

اَللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ.

سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هٰذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى.

اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ.

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ


Allâhu akbar, Allâhu akbar, Allâhu akbar.

Subḥânal-ladzî sakhkhara lanâ hâdzâ wa mâ kunnâ lahû muqrinîna, wa innâ ilâ rabbinâ lamunqalibûn.

Allâhumma innâ nas-aluka fî safarinâ hâdzâ al-birra wat-taqwâ wa minal-‘amali mâ tardhâ.

Allâhumma hawwin ‘alainâ safaranâ hâdzâ wath-wi ‘annâ bu’dahu.

Allâhumma antash-shâḥibu fis-safari, wal-khalîfatu fil-ahli.

Allâhumma innî a’ûdzu bika min wa’tsâ-is-safari wa ka-âbatil-manzhari wa sû-il-munqalabi fil-mâli wal-ahli.

Artinya : Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. Mahasuci Allah yang telah menundukkan untuk kami kendaraan ini, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, ketakwaan, dan amal yang Engkau ridhai dalam perjalanan kami ini.

Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga.

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta serta keluarga. (HR. Muslim no. 1342)



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفۡسًا اِلَّا وُسۡعَهَا ‌ؕ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا اكۡتَسَبَتۡ‌ؕ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَاۤ اِنۡ نَّسِيۡنَاۤ اَوۡ اَخۡطَاۡنَا ‌ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَاۤ اِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهٗ عَلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِنَا ‌‌ۚرَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖ‌ ۚ وَاعۡفُ عَنَّا وَاغۡفِرۡ لَنَا وَارۡحَمۡنَا ۚ اَنۡتَ مَوۡلٰٮنَا فَانۡصُرۡنَا عَلَى الۡقَوۡمِ الۡكٰفِرِيۡنَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan dia mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya. Mereka berdoa, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.

(QS. Al-Baqarah Ayat 286)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More