Khotbah Jumat: Menjaga Lisan di Era Digital
Kamis, 24 Oktober 2024 - 13:29 WIB
Berikut ini teks khotbah Jumat berjudul "Menjaga Lisan di Era Digital" yang dinukil dari laman resmi Pimpinan Pusat Muhammadiyah .
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah Swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu wujud ketakwaan kita adalah menjaga lisan, terutama di era digital saat ini, di mana kata-kata dan informasi dapat dengan mudah tersebar melalui media sosial. Menjaga lisan bukan sekadar menjaga ucapan kita secara lisan, tetapi juga termasuk dalam hal apa yang kita tulis dan bagikan melalui dunia maya.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Banyak faktor yang dapat mendorong kita untuk tergelincir dalam perbuatan yang mudharat dalam menjaga lisan, baik itu karena pengaruh lingkungan keluarga, pertemanan, maupun tekanan sosial. Untuk tetap istiqomah dalam menjaga lisan, kita memerlukan niat yang kuat dan keteguhan iman. Kita harus senantiasa berhati-hati dalam menyikapi segala sesuatu, mengingat besarnya dampak dari setiap perkataan yang kita lontarkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Allah SWT mengingatkan kita dalam surah Az-Zumar ayat 9, yang artinya:
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu dan berhati-hati dalam setiap langkahnya adalah orang yang lebih beruntung. Mereka selalu berpikir sebelum berbicara atau bertindak, dan mereka khawatir akan akibat yang mungkin timbul dari ucapan maupun perbuatan mereka.
Allah juga memperingatkan kepada kita bahwa setiap ucapan kita akan dicatat oleh malaikat. Hal ini tertuang dalam surah Qaaf ayat 18:
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَقَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَقَالَ الله تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah Swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu wujud ketakwaan kita adalah menjaga lisan, terutama di era digital saat ini, di mana kata-kata dan informasi dapat dengan mudah tersebar melalui media sosial. Menjaga lisan bukan sekadar menjaga ucapan kita secara lisan, tetapi juga termasuk dalam hal apa yang kita tulis dan bagikan melalui dunia maya.
Hadirin jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Banyak faktor yang dapat mendorong kita untuk tergelincir dalam perbuatan yang mudharat dalam menjaga lisan, baik itu karena pengaruh lingkungan keluarga, pertemanan, maupun tekanan sosial. Untuk tetap istiqomah dalam menjaga lisan, kita memerlukan niat yang kuat dan keteguhan iman. Kita harus senantiasa berhati-hati dalam menyikapi segala sesuatu, mengingat besarnya dampak dari setiap perkataan yang kita lontarkan, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Allah SWT mengingatkan kita dalam surah Az-Zumar ayat 9, yang artinya:
اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ سَاجِدًا وَّقَاۤىِٕمًا يَّحْذَرُ الْاٰخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهٖۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ ࣖ
(Apakah kamu orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.
Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu dan berhati-hati dalam setiap langkahnya adalah orang yang lebih beruntung. Mereka selalu berpikir sebelum berbicara atau bertindak, dan mereka khawatir akan akibat yang mungkin timbul dari ucapan maupun perbuatan mereka.
Allah juga memperingatkan kepada kita bahwa setiap ucapan kita akan dicatat oleh malaikat. Hal ini tertuang dalam surah Qaaf ayat 18:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
“Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”