Kisah Sufi: Saudagar, Jalaluddin Rumi, dan Darwis Kristen
Minggu, 15 Desember 2024 - 20:40 WIB
Seorang saudagar kaya dari Tabriz datang ke Konia mencari orang paling bijaksana di sana karena ia sedang dalam masalah. Setelah mencoba mendapat nasihat dari para pemuka agama, pengacara dan lainnya, ia mendengar tentang Jalaluddin Rumi , dan ia pun dibawa kepada Jalaluddin Rumi.
Saudagar itu membawa lima puluh keping emas sebagai persembahan. Ketika dilihatnya Sang Maulana di ruang pertemuan, sangat haru dalam hatinya. Rumi pun berkata kepadanya:
"Lima puluh keping emasmu diterima. Tetapi, engkau telah kehilangan dua ratus, itulah sebabnya engkau kemari. Tuhan telah menghukummu dan menunjukkan sesuatu kepadamu. Sekarang segalanya akan beres bagimu."
Saudagar itu terkesima akan pengetahuan Sang Maulana. Rumi pun melanjutkan:
"Engkau dilanda banyak kesulitan karena pada suatu hari jauh di negeri barat sana, engkau melihat seorang darwis Kristen rebah di jalan. Engkau meludahinya. Sekarang pergilah ke sana dan mintalah maaf, dan sampaikan salam kami kepadanya."
Sementara saudagar itu berdiri ketakutan karena rahasianya diketahui, Rumi pun berkata: "Perlukah kami tunjukkan dia kepadamu sekarang?" Rumi menyentuh dinding ruangan, dan seketika saudagar itu melihat orang suci itu di sebuah pasar di Eropa. Ia pun terhuyung-huyung pergi dari hadapan Sang Maulana, tercengang-cengang.
Segera raja ia menempuh perjalanan untuk menemui bijak Kristen itu, dan ia mendapatinya terlentang lesu di tanah. Ketika darwis Kristen itu pun berkata, "Guru kami, Jalal, telah memberitahu saya."
Saudagar itu melirik ke arah yang ditunjukkan darwis tersebut dan melihat, layaknya pada sebuah gambar, Jalaludin mengucapkan kata-kata berikutl "Entah permata entah kerikil, ada tempat di bukit-Nya, ada tempat untuk semua ..."
Saudagar itu pulang menyampaikan salam darwis Kristen tersebut kepada Rumi, dan memutuskan untuk tinggal di tengah-tengah komunitas darwis di Ionia.
***
Idries Shah dalam bukunya berjudul "Tales of The Dervishes" yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi" menjelaskan luasnya pengaruh Jalaluddin Rumi terbadap khazanah pemikiran dan sastra Barat saat ini semakin jelas lewat penelitian akademis.
Tak disangsikan lagi bahwa ia mempunyai banyak pengagum di Barat, dan kisah-kisahnya muncul dalam karya-karya Hans Anderson, dalamGesta Romanorumtahun 1324. Bahkan dalam karya Shakespeare.
Di Timur, banyak pihak yang mengatakan bahwa Rumi memiliki kedekatan tertentu dengan para pemikir dan mistikus Barat. Versi "Saudagar dan Darwis Kristen" ini diterjemahkan dariMunaqib Al-Arifinkarya Aflaki, yang memuat tentang kehidupan para darwisMevleviawal, yang selesai ditulis pada tahun 1353.
Saudagar itu membawa lima puluh keping emas sebagai persembahan. Ketika dilihatnya Sang Maulana di ruang pertemuan, sangat haru dalam hatinya. Rumi pun berkata kepadanya:
"Lima puluh keping emasmu diterima. Tetapi, engkau telah kehilangan dua ratus, itulah sebabnya engkau kemari. Tuhan telah menghukummu dan menunjukkan sesuatu kepadamu. Sekarang segalanya akan beres bagimu."
Saudagar itu terkesima akan pengetahuan Sang Maulana. Rumi pun melanjutkan:
"Engkau dilanda banyak kesulitan karena pada suatu hari jauh di negeri barat sana, engkau melihat seorang darwis Kristen rebah di jalan. Engkau meludahinya. Sekarang pergilah ke sana dan mintalah maaf, dan sampaikan salam kami kepadanya."
Baca Juga
Sementara saudagar itu berdiri ketakutan karena rahasianya diketahui, Rumi pun berkata: "Perlukah kami tunjukkan dia kepadamu sekarang?" Rumi menyentuh dinding ruangan, dan seketika saudagar itu melihat orang suci itu di sebuah pasar di Eropa. Ia pun terhuyung-huyung pergi dari hadapan Sang Maulana, tercengang-cengang.
Segera raja ia menempuh perjalanan untuk menemui bijak Kristen itu, dan ia mendapatinya terlentang lesu di tanah. Ketika darwis Kristen itu pun berkata, "Guru kami, Jalal, telah memberitahu saya."
Saudagar itu melirik ke arah yang ditunjukkan darwis tersebut dan melihat, layaknya pada sebuah gambar, Jalaludin mengucapkan kata-kata berikutl "Entah permata entah kerikil, ada tempat di bukit-Nya, ada tempat untuk semua ..."
Saudagar itu pulang menyampaikan salam darwis Kristen tersebut kepada Rumi, dan memutuskan untuk tinggal di tengah-tengah komunitas darwis di Ionia.
***
Idries Shah dalam bukunya berjudul "Tales of The Dervishes" yang diterjemahkan Ahmad Bahar menjadi "Harta Karun dari Timur Tengah - Kisah Bijak Para Sufi" menjelaskan luasnya pengaruh Jalaluddin Rumi terbadap khazanah pemikiran dan sastra Barat saat ini semakin jelas lewat penelitian akademis.
Tak disangsikan lagi bahwa ia mempunyai banyak pengagum di Barat, dan kisah-kisahnya muncul dalam karya-karya Hans Anderson, dalamGesta Romanorumtahun 1324. Bahkan dalam karya Shakespeare.
Di Timur, banyak pihak yang mengatakan bahwa Rumi memiliki kedekatan tertentu dengan para pemikir dan mistikus Barat. Versi "Saudagar dan Darwis Kristen" ini diterjemahkan dariMunaqib Al-Arifinkarya Aflaki, yang memuat tentang kehidupan para darwisMevleviawal, yang selesai ditulis pada tahun 1353.
(mhy)
Lihat Juga :