Tausyiah Ramadhan Wapres: Perbanyak Istighfar dan Baca Al-Qur’an
Senin, 04 Mei 2020 - 16:22 WIB
JAKARTA - Hari-hari turunnya ampunan Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau Ayyamul maghfirah dan nuzulul Qur’an (turunnya Al-Qur’an) menjadi momen penting memasuki 10 hari kedua Ramadan. Untuk itu umat Islam di Indonesia diharapkan memanfaatkan momen tersebut dengan memperbanyak istighfar (memohon ampun) dan membaca Al-Qur’an, apalagi di tengah menghadapi pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
“Selain memohon ampun supaya dosa-dosa kita diampuni, kita juga diselamatkan dari godaan setan dan juga dari siksa,” imbau Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin dalam rekaman video tausiah Ramadan sepuluh hari kedua di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Senin (04/05/2020).
Menurut Wapres, Ramadhan identik dengan peristiwa nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar, malam kemuliaan. Masyarakat juga mengenalnya sebagai malam seribu bulan karena Al-Qur’an juga diturunkan pada malam itu.
Wapres menambahkan, hal ini merujuk beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali.
Pertama, Al-Qur’an turun sekaligus dari lauhul mahfudz yakni kitab yang terjaga, kitab di mana Allah mencatat seluruh peristiwa alam semesta, ke langit dunia pada peristiwa Lailatul Qadar. Peristiwan ini terjadi pada al ‘asyrul awakhir min Ramadhan, 10 hari terakhir Ramadan, yakni dimulai pada malam ke-21.
Kedua, Al-Qur’an turun secara bertahap yang ditandai dengan penerimaan wahyu oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam, berupa Surah Al-A’laq ayat 1 hingga 5, di Gua Hira.
Peristiwa ini terjadi pada 10 hari kedua, tepatnya 17 Ramadhan. Turunnya Al-Qur’an ini sesuai dengan Surah Al-Anfal ayat 1, wamaa anzalna ‘alaa 'abdina yaumal furqoni yaumal talqal jam’aan, yang berarti "Apa yang Kami turunkan kepada hamba kami (Nabi Muhammad) di hari Al- Furqan (Al-Qur’an) yaitu pada hari bertemunya dua pasukan".
Maksud ayat ini adalah Perang Badar yang terjadi antara Umat Islam dan Kafir Quraisy bertepatan dengan waktu turunnya Al-Qur’an, 17 Ramadhan. Peristiwa ini dikenal dengan Nuzulul Qur’an.
Wapres pun mengajak masyarakat muslim untuk memanfaatkan momentum 10 hari kedua Ramadan ini dengan banyak memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena Allah adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.
Mengakhiri tausiahnya, Wapres berharap dalam kesempatan Ramadan kali ini, terlebih di masa menghadapi pandemi Covid-19 masyarakat muslim dapat memanfaatkan waktu lebih banyak untuk memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
“Mudah-mudahan [Ramadan] ini akan memberikan suasana yang mencerahkan supaya pertama, Covid-19 juga segera berlalu dengan izin Allah, dengan banyak kita memohon ampun, dan kedua, saat-saat yang baik ini, saat-saat kita harus di rumah, kita manfaatkan dengan banyak berdoa, ber-istighfar dan membaca Qur’an,” tutup Wapres.
“Selain memohon ampun supaya dosa-dosa kita diampuni, kita juga diselamatkan dari godaan setan dan juga dari siksa,” imbau Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin dalam rekaman video tausiah Ramadan sepuluh hari kedua di kediaman dinas Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Senin (04/05/2020).
Menurut Wapres, Ramadhan identik dengan peristiwa nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar, malam kemuliaan. Masyarakat juga mengenalnya sebagai malam seribu bulan karena Al-Qur’an juga diturunkan pada malam itu.
Wapres menambahkan, hal ini merujuk beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali.
Pertama, Al-Qur’an turun sekaligus dari lauhul mahfudz yakni kitab yang terjaga, kitab di mana Allah mencatat seluruh peristiwa alam semesta, ke langit dunia pada peristiwa Lailatul Qadar. Peristiwan ini terjadi pada al ‘asyrul awakhir min Ramadhan, 10 hari terakhir Ramadan, yakni dimulai pada malam ke-21.
Kedua, Al-Qur’an turun secara bertahap yang ditandai dengan penerimaan wahyu oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam, berupa Surah Al-A’laq ayat 1 hingga 5, di Gua Hira.
Peristiwa ini terjadi pada 10 hari kedua, tepatnya 17 Ramadhan. Turunnya Al-Qur’an ini sesuai dengan Surah Al-Anfal ayat 1, wamaa anzalna ‘alaa 'abdina yaumal furqoni yaumal talqal jam’aan, yang berarti "Apa yang Kami turunkan kepada hamba kami (Nabi Muhammad) di hari Al- Furqan (Al-Qur’an) yaitu pada hari bertemunya dua pasukan".
Maksud ayat ini adalah Perang Badar yang terjadi antara Umat Islam dan Kafir Quraisy bertepatan dengan waktu turunnya Al-Qur’an, 17 Ramadhan. Peristiwa ini dikenal dengan Nuzulul Qur’an.
Wapres pun mengajak masyarakat muslim untuk memanfaatkan momentum 10 hari kedua Ramadan ini dengan banyak memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena Allah adalah Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.
Mengakhiri tausiahnya, Wapres berharap dalam kesempatan Ramadan kali ini, terlebih di masa menghadapi pandemi Covid-19 masyarakat muslim dapat memanfaatkan waktu lebih banyak untuk memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
“Mudah-mudahan [Ramadan] ini akan memberikan suasana yang mencerahkan supaya pertama, Covid-19 juga segera berlalu dengan izin Allah, dengan banyak kita memohon ampun, dan kedua, saat-saat yang baik ini, saat-saat kita harus di rumah, kita manfaatkan dengan banyak berdoa, ber-istighfar dan membaca Qur’an,” tutup Wapres.
(mhy)