Kisah Naqsyaband Berlagak Tuli dan Bodoh dalam Pengajaran Langsung

Jum'at, 06 November 2020 - 09:55 WIB
Bahauddin Naqsabandi/Foto/Ilustrasi/ist/mhy


PENGAJARAN TAK LANGSUNG

Seorang murid menghadiri asy-Syah Bahauddin di Bukhara. Setelah duduk dalam pertemuannya selama beberapa hari, ketua murid Bahauddin memberi tanda padanya untuk mendekati Syaikh dan berbicara.

"Aku datang," ujarnya, "dari Syaikh Ridwan. Aku harap kau akan memberiku sesuatu."

"Dari siapa?"

"Dari Syaikh Ridwan."

Bahauddin memintanya mengulangi apa yang ia katakan. Dan ia kemudian bertanya lagi padanya, dan lagi, sampai ia yakin bahwa Naqsyaband tuli dan mungkin bodoh.

Ketika kesimpang-siuran ini berlalu selama satu jam atau lebih, Bahauddin berkata:

"Aku tidak dapat mendengarmu. Aku tidak mendengar kata-kata yang kau ucapkan."

Si murid berdiri dan mulai meninggalkan tempat, sambil bergumam, "Semoga Allah mengampunimu!"

Asy-Syah tidak lagi tuli, segera menjawab, "Dan engkau, dan juga Syaikh Ridwan."

===

MENGAPA AKU MELAKUKANNYA


Suatu hari seorang laki-laki mendatangi guru agung, Bahauddin .

Ia minta bantuan untuk masalahnya, dan bimbingan di jalan Ajaran.

Bahauddin mengatakan padanya untuk meninggalkan pelajaran spiritual, dan meninggalkan halaman saat itu juga.

Seorang pengunjung yang baik hati memprotes Bahauddin.

"Seharusnya kau menunjukkan," ujar guru.

Pada saat itu, seekor burung terbang memasuki ruangan, berputar ke sana ke mari, tidak tahu ke mana akan keluar.

Sang Sufi menunggu sampai burung itu hinggap di dekat jendela yang terbuka di ruangan tersebut. Tiba-tiba ia menepukkan tangannya.

Ketakutan, burung itu terbang langsung melalui jendela yang terbuka untuk kebebasan.

"Baginya, suara itu haruslah sesuatu yang mengejutkan, bahkan sebuah penghinaan, kau tidak setuju?" ujar Bahauddin.

(mhy)
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَذَرِ الَّذِيۡنَ اتَّخَذُوۡا دِيۡنَهُمۡ لَعِبًا وَّلَهۡوًا وَّغَرَّتۡهُمُ الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا‌ ۚ وَ ذَكِّرۡ بِهٖۤ اَنۡ تُبۡسَلَ نَفۡسٌ ۢ بِمَا كَسَبَتۡ‌ۖ لَـيۡسَ لَهَا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِىٌّ وَّلَا شَفِيۡعٌ‌ ۚ وَاِنۡ تَعۡدِلۡ كُلَّ عَدۡلٍ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡهَا‌ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اُبۡسِلُوۡا بِمَا كَسَبُوۡا‌ ۚ لَهُمۡ شَرَابٌ مِّنۡ حَمِيۡمٍ وَّعَذَابٌ اَ لِيۡمٌۢ بِمَا كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ
Tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda-gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Qur'an agar setiap orang tidak terjerumus (ke dalam neraka), karena perbuatannya sendiri. Tidak ada baginya pelindung dan pemberi syafaat (pertolongan) selain Allah. Dan jika dia hendak menebus dengan segala macam tebusan apa pun, niscaya tidak akan diterima. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan (ke dalam neraka), karena perbuatan mereka sendiri. Mereka mendapat minuman dari air yang mendidih dan azab yang pedih karena kekafiran mereka dahulu.

(QS. Al-An'am Ayat 70)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More