Tips Meningkatkan Spiritualitas Selama Wabah Covid-19

Jum'at, 17 April 2020 - 14:51 WIB
Ustadz Dr H Muhammad Ziyad, MA. Foto: Youtube
DOSEN Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Ustadz Dr H Muhammad Ziyad, MA mengiingatkan kiat jitu dalam menghadapi wabah corona atau covid-19.

“Dalam konteks saat ini, kita menghadapi ujian al-khauf (takut) oleh virus Covid-19 dan al-ju’ (rasa lapar) karena tidak dapat keluar rumah untuk bekerja mencari rizki,” ujar Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah ini, pada pengajian online yang diselenggarakan Majelis Tabligh dan Dakwah PCIM Malaysia, Selasa (14/4/2020) lalu.

Pengajian online yang mengangkat tema “Meningkatkan Spiritualitas di Masa Kawalan Pergerakan” itu merespon Pemberlakuan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) oleh Pemerintah Malaysia yang sudah berjalan lima minggu lebih.

Ustaz Ziyad mengingatkan bahwa dalam kehidupan, kita pasti akan diberi ujian oleh Allah SWT. Menurutnya, Allah sedang memberi kesempatan untuk ‘cuci gudang’, berupa tazkiyatun nafs, yaitu memperbaiki diri dan bermuhasabah.

“Kita ini mahluk sosial, namun harus melakukan social distancing. Ini tentu ujian yang luar biasa. Saya paham bahwa Kawalan Pergerakan ini sangat menyulitkan hidup warga di Malaysia,” imbuhnya.



Selanjutnya Ustaz Ziyad menawarkan kiat jitu untuk menghadapi ujian ini. “Yang utama adalah manajemen kalbu. Ketika sesuatu yang kita cintai hilang, pasti kita akan bersedih. Kesedihan muncul ketika hati jauh dari pemiliknya. Siapa pemilik hati? Allah SWT,” jelasnya.

Ia menerangkan bahwa rasa stress muncul karena hati kotor, sehingga tidak mampu menerima cahaya. “Jika hati kita baik, maka seluruh badan kita akan membaik. Sebaliknya, jika hati kita buruk, maka seluruh badan akan memburuk. Mari berdamai dengan hati kita dengan senantiasa berhusnudzon kepada Allah SWT.”

Ia pun memberi beberapa tips untuk meningkatkan spiritualitas selama masa kawalan pergerakan:

Pertama, meningkatkan kesabaran yang tinggi, berlapang dada seraya melakukan ikhtiar maksimal. “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Artinya yang menang itu adalah orang yang sabar,” ujarnya.

Kedua, meminta pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat. Menurutnya, salat berjamaah di rumah dalam kondisi seperti ini adalah ibarat memindahkan satu sunnah ke sunnah yang lain. Ziyad lalu mengaitkannya dengan kisah Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah saat terjadi wabah th'oun di Syam.

Ketiga, memperbanyak zikir dan menguatkan jiwa yang ikhlas. “Semua orang dapat diperdaya oleh setan kecuali orang-orang yang ikhlas.”

Keempat, alumni Pondok Karangasem Paciran ini menyarankan untuk memperbanyak tilawah Al Quran. “Salah satu fungsi Al-Quran adalah asy-syifa’ (kesembuhan),” ujarnya.

Ustaz Ziyad mengajak untuk memperbanyak kesyukuran meski ditimpa musibah. “Belajar dari Nabi Ayyub RA, betapa beliau diberi ujian yang luar biasa, namun tetap bersyukur atas kenikmatan yang Allah karuniakan sebelum beliau mendapat ujian tersebut.”

Ustaz Ziyad juga memotivasi untuk memperbanyak sedekah, karena menurutnya sedekah dapat mencegah bala, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Kelima, atau yang terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah bertawakkal, yaitu menyerahkan diri kepada Allah SWT. “Tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali dengan ketetapan Allah SWT,” jelasnya. Wallahu A'lam Bishawab.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)
cover top ayah
وَقُلْ لِّـلۡمُؤۡمِنٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ اَبۡصَارِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوۡجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَا‌ وَلۡيَـضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوۡبِهِنَّ‌ۖ وَلَا يُبۡدِيۡنَ زِيۡنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اٰبَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اٰبَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآٮِٕهِنَّ اَوۡ اَبۡنَآءِ بُعُوۡلَتِهِنَّ اَوۡ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اِخۡوَانِهِنَّ اَوۡ بَنِىۡۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوۡ نِسَآٮِٕهِنَّ اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيۡنَ غَيۡرِ اُولِى الۡاِرۡبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفۡلِ الَّذِيۡنَ لَمۡ يَظۡهَرُوۡا عَلٰى عَوۡرٰتِ النِّسَآءِ‌ۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِاَرۡجُلِهِنَّ لِيُـعۡلَمَ مَا يُخۡفِيۡنَ مِنۡ زِيۡنَتِهِنَّ‌ ؕ وَتُوۡبُوۡۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيۡعًا اَيُّهَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُوۡنَ
Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.

(QS. An-Nur Ayat 31)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More