Mutiara Kisah Aa Gym: Carilah Rezeki Seperti Tawakkalnya Burung
Senin, 22 Maret 2021 - 12:08 WIB
Pengasuh Ponpes Daarut Tauhiid Bandung KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) mengajarkan kita bagaimana cara mencari rezeki yang diridhoi Allah Ta'ala. Setiap orang harus meyakini bahwa rezeki datangnya dari Allah.
Adapun manusia diperintahkan untuk ikhtiar (berusaha), mengenai hasilnya kita harus menyerahkannya kepada Allah. Inilah konsep tawakkal yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Berikut pesan Nabi tentang hakikat tawakkal yang sesungguhnya. Dari 'Umar bin Khottob, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
"Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. la pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang" (HR. Tirmidzi No 2344)
Abu "Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.Hadits ini sekaligus menunjukkan bahwa yang disebut tawakkal berarti melakukan usaha dan perbuatan. Bukan hanya sekadar menyandarkan hati pada Allah, sebab burung saja pergi di pagi hari untuk mengais rezeki. Maka tentu manusia yang berakal tentu melakukan usaha, bukan bertopang dagu menunggu rezeki turun dari langit.
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah menjelaskan, tidaklah hewan melata di muka bumi melainkan Allah yang beri rezeki, lantas beliau berkata, "Bukanlah yang dimaksud meninggalkan sebab lalu berpangku tangan pada makhluk lain supaya bisa mendapatkan rezeki. Sikap malas-malasan seperti ini yang enggan berusaha bertolak belakang dengan maksud tawakkal.
Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid sambil berkata, 'Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang'.
Imam Ahmad berkata, "Orang ini benar-benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda -sebagaimana hadits burung di atas-Disebutkan bahwa burung saja bekerja dengan berangkat di pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik baik teladan." (Fathul Bari, 11:306)
Kesimpulan tawakkal dalam mencari rezeki ini sejalan dengan salah satu firman Allah Ta'ala:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali 'Imran Ayat 159)
Semoga Allah menjadikan hati kita penuh tawakkal, lemah lembut dan rasa takut pada-Nya.
Sumber:
Buku Asmaul Husna Untuk Hidup Lebih Bermakna
Adapun manusia diperintahkan untuk ikhtiar (berusaha), mengenai hasilnya kita harus menyerahkannya kepada Allah. Inilah konsep tawakkal yang diajarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Berikut pesan Nabi tentang hakikat tawakkal yang sesungguhnya. Dari 'Umar bin Khottob, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
"Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. la pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang" (HR. Tirmidzi No 2344)
Abu "Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih.Hadits ini sekaligus menunjukkan bahwa yang disebut tawakkal berarti melakukan usaha dan perbuatan. Bukan hanya sekadar menyandarkan hati pada Allah, sebab burung saja pergi di pagi hari untuk mengais rezeki. Maka tentu manusia yang berakal tentu melakukan usaha, bukan bertopang dagu menunggu rezeki turun dari langit.
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah menjelaskan, tidaklah hewan melata di muka bumi melainkan Allah yang beri rezeki, lantas beliau berkata, "Bukanlah yang dimaksud meninggalkan sebab lalu berpangku tangan pada makhluk lain supaya bisa mendapatkan rezeki. Sikap malas-malasan seperti ini yang enggan berusaha bertolak belakang dengan maksud tawakkal.
Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid sambil berkata, 'Aku tidak mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang'.
Imam Ahmad berkata, "Orang ini benar-benar bodoh. Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda -sebagaimana hadits burung di atas-Disebutkan bahwa burung saja bekerja dengan berangkat di pagi hari. Para sahabat Nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka. Merekalah sebaik baik teladan." (Fathul Bari, 11:306)
Kesimpulan tawakkal dalam mencari rezeki ini sejalan dengan salah satu firman Allah Ta'ala:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS. Ali 'Imran Ayat 159)
Semoga Allah menjadikan hati kita penuh tawakkal, lemah lembut dan rasa takut pada-Nya.
Sumber:
Buku Asmaul Husna Untuk Hidup Lebih Bermakna
(rhs)