Kisah Imam Syafi'i Mimpi Bertemu Rasulullah, Berikut Ceritanya

Kamis, 26 Agustus 2021 - 05:00 WIB
Imam Syafii wafat Tahun 204 Hijriyah (Tahun 819 M) di Mesir tepatnya di Kota Al-Qarafah Ash-Shurga. Di kota inilah beliau dimakamkan. Foto/dok Channel Khalifah Jelajah Dunia
Imam Syafi'i tidak hanya dikenal karena kecerdasan dan keluasan ilmunya, tetapi akhlak dan kesalehan beliau tercatat dalam sejarah dan kesaksian para ulama. Dikisahkan beliau pernah bermimpi bertemu Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa melihatku di dalam mimpi, niscaya ia akan bertemu denganku dalam keadaan terjaga dan setan tidak dapat menyerupaiku." (HR Al-Bukhari, Muslim)



Imam Syafi'i bernama asli Muhammad bin Idris lahir di Gaza pada Tahun 150 H, nasab beliau bertemu dengan Nabi Muhammad pada Abdi Manaf (kakek ketiga Rasulullah). Kedalaman ilmu beliau tak diragukan lagi, saat beliau masih berusia 15 tahun, gurunya bernama Muslim bin Kholid az-Zanji sudah memberinya ijazah untuk berfatwa.

Pengajar Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Galih Maulana Lc menceritakan kisah Imam Syafi'i bertemu Baginda Nabi. Kisah ini tercatat dalam Manaqib Imam Syafi'i (1/98) di mana beliau sendiri yang menceritakan pertemuan beliau dengan Rasulullah dalam mimpinya,Imam Syafi'i berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam mimpi, kemudian berkata kepadaku: "Wahai anak muda, Labbaika Ya Rasulullah. Darimana asalmu? dari golonganmu ya Rasulullah. Mendekatlah kepadaku. Kemudian aku mendekat, maka Rasulullah mengambil ludahnya dan mengusapkannya ke mulut dan bibirku kemudian berkata: "Pergilah, semoga Allah memberkahimu."

Mimpi yang sangat indah, Rasulullah secara khusus mendoakan Imam Syafi'i di akhir pertemuannya. Mengenai keluasan ilmu Imam Syafi’i ini, Imam Nawawi dalam kitabnya "Tahdzibu al-Asma wa al-Lughot", membawakan sebuah hadits masyhur dari Rasulullah yang berbunyi:

إن عالم قريش يملأ طباق الأرض علمًا

"Sesungguhnya seorang alim dari Quraisy akan memenuhi dunia dengan ilmunya." (Ibnu 'Asakir (14/817)

Kata Ustaz Galih, para ulama dari kalangan mutaqodimin dan mutaakhirin mengatakan, bahwa yang diisyaratkan dalam hadis tersebut adalah Imam Syafi'i. [Tahdzibul Asma' wal Lughot (1/52)]

Kitab Risalah dan Kelahiran Usul Fiqih



Suatu hari, Al-Imam Al-Hafizh Abdurohman bin Mahdi, seorang muhadits ternama di Basrah, mendengar kabar kedatangan Imam Syafi'i di Kota Baghdad, beliau segara menulis surat yang isinya meminta Imam Syafi'i untuk menulis sebuah tulisan yang menjelaskan bagaimana cara memahami Al-Qur'an dan Sunnah dengan benar, yang dengan tulisan itu beliau dan ulama-ulama lainnya bisa mengambil manfaat.

Dari sinilah Imam Syafi'i menulis Kitab Ar-Risalah, kitab pertama yang membahas tentang ushul fiqih secara khusus. Dengan Ushul fiqih inilah para ulama dari kalangan salaf maupun kholaf memahami teks-teks Al-Qur'an maupun Hadis yang pada akhirnya pemahaman itu menjadi hukum atas suatu masalah.

Imam Al-Ghozali pernah berkata: "Imam Syafi'i adalah orang yang paling mengetahui tentang Ushul Fiqih". Imam Juwaini juga memuji beliau: "Belum ada seorangpun yang mengungguli Imam Syafi'i baik dalam penulisan ushul fiqih maupun dalam pengetahuan tentangnya."

Bahkan Imam Ahmad Bin Hanbal sampai berkata: "Kami belum mengetahui umum dan khusus sampai Imam Syafi'i datang kepada kami."

Ustaz Galih mengatakan, Imam Syafi'i adalah orang yang diakui paling unggul. Jadi, barangsiapa yang ingin menjadi seorang faqih atau ingin memahami Al-Qur'an dan as-Sunnah dengan benar, hendaklah belajar ilmu ushul fiqih ini kepada alim yang terpercaya. Semoga Allah memuliakan Imam Syafi'i dan memberi kita kefahaman agama yang benar.

Wallahu A'lam

(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
مَا الۡمَسِيۡحُ ابۡنُ مَرۡيَمَ اِلَّا رَسُوۡلٌ‌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِهِ الرُّسُلُؕ وَاُمُّهٗ صِدِّيۡقَةٌ‌  ؕ كَانَا يَاۡكُلٰنِ الطَّعَامَ‌ؕ اُنْظُرۡ كَيۡفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الۡاٰيٰتِ ثُمَّ انْظُرۡ اَ نّٰى يُؤۡفَكُوۡنَ
Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka).

(QS. Al-Maidah Ayat 75)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More