Disebut oleh Nabi, Inilah Sayuran yang Dapat Mengobati Kesedihan Hati
Kamis, 21 Oktober 2021 - 21:07 WIB
Dari banyak tanaman di bumi, ada satu sayuran yang berkhasiat mengobati kesedihan hati. Hal ini disebutkan oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dalam satu sabdanya.
Sayuran ini juga diabadikan dalam Al-Qur'an dan banyak banyak tumbuh di Indonesia. Sayuran apakah itu? Mari kita simah firman Allah berikut:
"Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu." (QS. As-Shaffat Ayat 146)
Labu dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Sansekerta alabu. Dalam bahasa Arab disebut Qar', dubba dan yaqthin. Dalam bahasa Inggris bottlegourd dan Calabaza dalam bahasa Spanyol.
Akan tetapi, kata yaqthin lebih populer dan bersifat umum. Sebab dari segi bahasa yaqthin berarti pohon yang tak berbatang, misalnya semangka, mentimun, dan sejenisnya. Labu merupakan makanan segar, lezat, dan bergizi dan berkhasiat menambah kekuatan.
Dalam sebuah riwayat shahih dituturkan dari Malik mengatakan: "Suatu hari ada seorang penjahit mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk makan bersama di kediamannya, dengan suguhan hidangan masakannya sendiri."
Anas menuturkan: "Maka aku pun ikut pergi bersama Rasulullah. Dihidangkan kepada kami roti gandum, sayur berisi labu manis, dan dendeng. Aku melihat Rasulullah mencari labu yang disuguhkan di nampan makanan tersebut. Sejak itulah aku gemar menyantap labu."
Abu Thalut mengatakan, "Aku pernah mendapati Anas Ibnu Malik memakan labu, seraya berkata: "Sesungguhnya kau (labu) berasal dari pohon yang paling aku gemari, sebab Nabi sangat menggemarimu."
Dalam Kitab Al-Ghailaniyat disebutkan Hadis riwayat Hisyam Ibnu Urwah yang diterima dari ayahnya dari Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa Nabi pernah bersabda kepadaku: "Wahai Aisyah! Jika engkau memasak makanan, perbanyaklah labunya, sesungguhnya labu dapat mengobati kesedihan hati".
Imam An-Nawawi mengomentari hadis di atas dengan berkata, "Hadis ini mengandung makna keutamaan labu air dan anjuran untuk menyukainya (demikian pula hal-hal lain yang disukai Rasulullah) serta merupakan hal yang perlu diperhatikan".
Jenis-jenis Labu
Adapun labu itu sendiri bermacam-macam jenisnya. Di antaranya adalah labu siam, merupakan jenis sayur-sayuran yang paling mudah didapat dan mencernanya. Karena itulah labu sangat cocok untuk orang yang mempunyai organ perut yang kondisinya lemah.
Begitu pun bagi anak-anak. Ada juga jenis labu lainnya yaitu labu manis (labu madu) Al-Qor'u 'Asali atau disebut dengan Labu Istambuly. Jenis labu ini lebih kaya kandungan nutrisi dan gizinya dibandingkan dengan labu siam.
Sementara itu jenis labu lainnya, yaitu Al-Qar'u Baladi (labu lokal). Jenis labu ini memiliki kandungan nutrisi dan nilai gizi yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan dua jenis labu yang sebelumnya.
Labu yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang diperuntukkan Nabi Yunus, diabadikan dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS Al-Baqarah: 267)
Sayuran ini juga diabadikan dalam Al-Qur'an dan banyak banyak tumbuh di Indonesia. Sayuran apakah itu? Mari kita simah firman Allah berikut:
وَاَنۡۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةً مِّنۡ يَّقۡطِيۡنٍۚ
"Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu." (QS. As-Shaffat Ayat 146)
Labu dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Sansekerta alabu. Dalam bahasa Arab disebut Qar', dubba dan yaqthin. Dalam bahasa Inggris bottlegourd dan Calabaza dalam bahasa Spanyol.
Akan tetapi, kata yaqthin lebih populer dan bersifat umum. Sebab dari segi bahasa yaqthin berarti pohon yang tak berbatang, misalnya semangka, mentimun, dan sejenisnya. Labu merupakan makanan segar, lezat, dan bergizi dan berkhasiat menambah kekuatan.
Dalam sebuah riwayat shahih dituturkan dari Malik mengatakan: "Suatu hari ada seorang penjahit mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk makan bersama di kediamannya, dengan suguhan hidangan masakannya sendiri."
Anas menuturkan: "Maka aku pun ikut pergi bersama Rasulullah. Dihidangkan kepada kami roti gandum, sayur berisi labu manis, dan dendeng. Aku melihat Rasulullah mencari labu yang disuguhkan di nampan makanan tersebut. Sejak itulah aku gemar menyantap labu."
Abu Thalut mengatakan, "Aku pernah mendapati Anas Ibnu Malik memakan labu, seraya berkata: "Sesungguhnya kau (labu) berasal dari pohon yang paling aku gemari, sebab Nabi sangat menggemarimu."
Dalam Kitab Al-Ghailaniyat disebutkan Hadis riwayat Hisyam Ibnu Urwah yang diterima dari ayahnya dari Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan bahwa Nabi pernah bersabda kepadaku: "Wahai Aisyah! Jika engkau memasak makanan, perbanyaklah labunya, sesungguhnya labu dapat mengobati kesedihan hati".
Imam An-Nawawi mengomentari hadis di atas dengan berkata, "Hadis ini mengandung makna keutamaan labu air dan anjuran untuk menyukainya (demikian pula hal-hal lain yang disukai Rasulullah) serta merupakan hal yang perlu diperhatikan".
Jenis-jenis Labu
Adapun labu itu sendiri bermacam-macam jenisnya. Di antaranya adalah labu siam, merupakan jenis sayur-sayuran yang paling mudah didapat dan mencernanya. Karena itulah labu sangat cocok untuk orang yang mempunyai organ perut yang kondisinya lemah.
Begitu pun bagi anak-anak. Ada juga jenis labu lainnya yaitu labu manis (labu madu) Al-Qor'u 'Asali atau disebut dengan Labu Istambuly. Jenis labu ini lebih kaya kandungan nutrisi dan gizinya dibandingkan dengan labu siam.
Sementara itu jenis labu lainnya, yaitu Al-Qar'u Baladi (labu lokal). Jenis labu ini memiliki kandungan nutrisi dan nilai gizi yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan dua jenis labu yang sebelumnya.
Labu yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang diperuntukkan Nabi Yunus, diabadikan dalam firman-Nya: "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS Al-Baqarah: 267)
(rhs)