Apakah Nabi Muhammad Berolahraga?

Jum'at, 17 Desember 2021 - 16:54 WIB
Ustaz Ahmad Sarwat, pengasuh Rumah Fiqih Indonesia. Foto/Ist
Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA

Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia,

Lulusan Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Suud LIPIA, Jurusan Perbandingan Mazhab

Tergantung apa yang dimaksud dengan olahraga. Kalau yang dimaksud olahraga itu seperti kita orang kota dengan cara jogging, sepedaan, tred-mill, jalan sehat, dan sejenisnya, tentu saja tidak dilakukan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Apalagi dalam bentuk permainan atau pertandingan, seperti bikin kesebelasan sepak-bola, atau turmanem bulu tangkis, basket, voli, catur, dan seterusnya, tentu saja tidak dilakukan oleh Nabi.



Di masa kenabian, aktivitas berolahraga belum jadi kegiatan yang spesifik seperti di zaman kita sekarang ini. Juga belum ada cabang-cabang olahraga seperti yang kita kenal. Namun kalau dikaitkan secara aktivitas fisik, aktivitas manusia di masa mereka mungkin jauh lebih banyak.

Jangan lupa kalau di masa itu belum ada mobil, motor atau kendaraan macam kita zaman sekarang. Kemana-mana jalan kaki pastinya. Atau kalau keluar kota, naik kuda, keledai atau unta.

Nyaris semua kegiatan dilakukan secara fisik, sehingga meskipun orang-orang di masa itu tidak melakukan aktivitas olahraga seperti kita hari ini , tidak pernah jadi masalah buat mereka. Mereka tetap bugar dan sehat, karena aktivitas fisik mereka cukup untuk kebugaran dan kesehatan.

Maka jangan bandingkan kebutuhan olahraga kita dengan di masa kenabian. Beda jauh dengan kita di masa modern ini. Di masa kita ini sarana penunjang hidup sudah sedemikian majunya. Segala sesuatu tinggal pencet, sama sekali tidak butuh aktifitas fisik.

Butuh air tinggal putar kran dan air bersih mengucur deras. Bandingkan di masa kenabian, persediaan air di rumah untuk mandi, cuci dan masak harus diangkut secara fisik pakai bejana dari sumur di Madinah ke rumah-rumah.

Kita zaman sekarang mau masak tinggal menyalakan kompor gas, seketika memasak jadi aktifitas yang simpel. Yang lebih modern, makanan tinggal dimasukkan saja ke microwave, matang sendiri.

Di masa kenabian, mau masak kudu cari kayu bakar dulu ke kebun dan hutan. Blusukan ke tempat-tempat yang tidak jelas. Dan semua itu pakai tenaga fisik.

Di masa kita, mau buang air tinggal masuk kamar mandi sambil nyanyi-nyanyi. Semua tersedia, kran, shower, bathub, air dingin, air panas, sabun, shampo, sikat gigi, pasta gigi, handuk, bahkan di kamar mandi ada audio systemnya.

Di masa kenabian, buang air itu sebuah perjuangan, karena hanya bisa dilakukan di luar rumah, dengan meninggalkan perkampungan, masuk ke padang pasir liar, dan hanya bisa dilakukan di malam hari, biar tidak kelihatan orang.

Mana sempat bernyanyi atau bersiul-siul, yang ada malah berdoa biar tidak dipatuk ular, disengat kalajengking atau diterkam hewan liar yang berkeliaran di malam hari. Maka kehidupan fisik di masa kenabian itu sudah lebih dari cukup untuk menjaga kebugaran mereka. Sebab semua dilakukan secara fisik.

Tidak seperti kita yang lebih banyak diam santai. Bahkan bekerja di kantor pun tidak pernah keluar keringat. Sebab kantornya ber-AC dan aktivitasnya lebih banyak duduk-duduk saja, nyaris tidak ada aktivitas fisik.

Makanya kita orang kota ini perlu mengkhususkan diri untuk berolahraga dengan tujuan demi mendapatkan kebugaran dan kesehatan. Maka kalau dikaitkan dengan kebugaran jenis ini, pastinya Rasulullah SAW dan para sahabat di masa itu tidak butuh nge-Gym, tred-mill, angkat barbel, dan sejenisnya. Toh aktivitas keseharian mereka sudah bikin mereka bugar terus.

Lalu bagaimana dengan memanah, berkuda dan berenang? Bukankah semua itu olahraga yang dilakukan oleh Nabi?

Nah, ini dia yang perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Benar sekali bahwa Nabi dan para shahabat itu memanah, naik kuda atau berenang. Namun konteksnya di masa itu sama sekali tidak sama dengan konteks kita di masa sekarang.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Anas radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbiasa membaca doa: YA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII 'ALAA DIINIKA (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku berada di atas agamamu). Kemudian aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, kami beriman kepadamu dan kepada apa yang anda bawa. Lalu apakah anda masih khawatir kepada kami? Beliau menjawab: Ya, karena sesungguhnya hati manusia berada di antara dua genggaman tangan Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Dia bolak-balikkan menurut yang dikehendaki-Nya.

(HR. Tirmidzi No. 2066)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More