Kisah Hikmah : Buka Puasa ala Sayyidah Aisyah

Senin, 21 Maret 2022 - 18:10 WIB
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahuanha adalah sosok sederhana dan sangat gemar bersedekah, tidak pernah berlebih-lebihan dalam segala hal termasuk ketika makan. Foto ilustrasi/pixabay
Bulan Ramadhan adalah bulan kegembiraan, tak heran ketika menjalankan ibadah puasa akan selalu ada menu-menu istimewa baik saat berbuka maupun dalam sahurnya. Hampir semua keluarga, selalu menyajikan makanan teristimewa bagi anggota keluarga yang tengah menjalankan ibadah puasa. Hanya saja, ada kecenderungan menjadi hal yang berlebih-lebihan.

Nah, ada kisah hikmah dan menarik dari Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu'anha tentang hal tersebut yang mengandung banyak hikmah ketika kita menjalankan ibadah puasa. Sebagai keluarga muslim, tentu kita wajib mencontoh dari keluarga Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.



Aisyah radiyallahu'anha adalah sosok yang gemar bersedekah. Dikisahkan, pada suatu ketika 'Aisyah radhiyallahu 'anha mendapat sedekah uang sebesar 100,000 (seratus ribu) dirham. Beliau yang saat itu sedang berpuasa membagi-bagikan uang itu tanpa sisa, padahal di rumah beliau tidak punya apa-apa. Saat sore tiba, Sayyidah Aisyah memanggil pembantunya agar menyiapkan buka puasa. Dalam waktu yang tidak lama si pembantu datang dengan membawa sepotong roti dan minyak.

Kemudian pembantu tersebut mengatakan, "Sesungguhnya jenengan bisa seandainya berkenan menyisakan barang satu dirham dari uang yang tadi dibagikan untuk membeli daging buat buka puasa!"



Sayyidah 'Aisyah mengatakan, "Oh iya. Seandainya kamu tadi mengingatkan aku, tentu aku melakukan hal itu."

Hikmah Kisah

Kedermawanan dan kemurahan hati Aisyah dalam kisah di atas adalah ciri khas dan karakter akhlak yang terpuji serta permata yang sangat mahal dalam dirinya, yang patut menjadi contoh para muslimah.

Dikutip dari buku ‘Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu’anha, Potret Wanita Mulia Sepanjang Zaman’ karya Sayyid Sulaiman An- Nadwi, dijelaskan bahwa sifat-sifat dan kemuliaan akhlaknya benar-benar mewarisi sifat ayahnya, Abu Bakr Ash-Shiddiq.

Abdullah bin Zubair berkata “ Aku tidak pernah melihat dua wanita yang lebih dermawan melebihi Aisyah dan Asma binti Abu Bakr Ash-Shiddiq. Aisyah dia mengumpulkan sesuatu dengan sesuatu, ketika sudah terkumpul banyak, dia membagi-bagikannya, adapun Asma, maka sedikitpun dia tidak menyimpan untuk besok.” ( HR. Bukhari).

Pada suatu ketika ada orang miskin menemuinya dan meminta diberi makan, saat itu di hadapan Aisyah terdapat anggur. Lalu dia berkata kepada seseorang, “Ambillah biji gandum dan berikan kepadanya,”. Namun si miskin tersebut terus-menerus memandangi gandum tersebut”.



Aisyah pun bertanya “Apakah anda terheran-heran? Menurutmu biji gandum ini berapa mitsqal?” Aisyah seakan menyinggung firman Allah :

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Az Zalzalah:7)

Dalam riwayat lain, Muawiyah pernah mengirimkan 100.000 dirham kepada Aisyah, lalu Aisyah membagi-baginya sampai tidak tersisa sedikitpun. Barirah berkata, “Anda sedang berpuasa. Kenapa anda tidak membeli daging untuk kita seharga satu dirham?” Lalu Aisyah berkata, “Kalau aku ingat, maka aku akan lakukan”.

Aisyah lebih mementingkan orang lain yang lebih membutuhkan dibanding dirinya sendiri dalam masalah berbuka puasa. Pada suatu ketika ada seorang miskin yang datang dan meminta-minta kepada Aisyah, saat itu sedang berpuasa, dan dirumahnya ia hanya memiliki sekeping roti.

Lalu Aisyah berkata kepada pembantunya “Berikan kepadanya!”.

Pembantunya berkata, “Tapi anda tidak memiliki makanan untuk berbuka puasa nanti”,
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٌ مِّنۡ قَوۡمٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا خَيۡرًا مِّنۡهُمۡ وَلَا نِسَآءٌ مِّنۡ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنۡ يَّكُنَّ خَيۡرًا مِّنۡهُنَّ‌ۚ وَلَا تَلۡمِزُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوۡا بِالۡاَلۡقَابِ‌ؕ بِئۡسَ الِاسۡمُ الۡفُسُوۡقُ بَعۡدَ الۡاِيۡمَانِ‌ ۚ وَمَنۡ لَّمۡ يَتُبۡ فَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.

(QS. Al-Hujurat Ayat 11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More