Kisah Pilu di Akhir Syawal, Rasulullah SAW Berduka Ketika Putranya Ibrahim Wafat

Sabtu, 21 Mei 2022 - 17:46 WIB
Rasulullah SAW berduka pada tanggal 29 Syawal 10 H, atau bertepatan dengan 27 Maret 632 M. Putra beliau dengan Sayyidah Mariyatul Qibthiyah yang bernama Ibrahim wafat. Foto/Ilustrasi : Ist
Rasulullah SAW berduka pada tanggal 29 Syawal 10 H, atau bertepatan dengan 27 Maret 632 M. Putra beliau dengan Sayyidah Mariyatul Qibthiyah yang bernama Ibrahim wafat. Air mata beliau deras membasahi dan hati beliau dirundung kesedihan yang teramat mendalam.

Para sahabat menyaksikan sendiri betapa Nabi merasa sangat kehilangan atas kepergian putra tercintanya itu. Dalam satu hadis dijelaskan,

إنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، والقَلْبَ يَحْزَنُ، ولَا نَقُولُ إلَّا ما يَرْضَى رَبُّنَا، وإنَّا بفِرَاقِكَ يا إبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ.

Artinya, “Sungguh mata ini meneteskan air mata dan hati ini sedang dirundung duka. Namun, kami tidak mengatakan sesuatu yang tidak diridhai Rabb kami. Sungguh, kami bersedih atas kepergianmu, wahai Ibrahim.” (HR Bukhari)





Maumud Basya dalam kitab "Natâijul Afhâm" menyebut hari duka itu 29 Syawal 10 H. Namun ada versi lain yang berpendapat dengan tanggal dan bulan yang berbeda, akan tetapi para sejarawan sepakat bahwa Ibrahim wafat pada tahun 10 H ketika usianya yang baru dua tahun.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menggambarkan setelah istri tercinta Siti Khadijah wafat, Rasulullah SAW kehilangan putri-putrinya pula, satu demi satu, setelah mereka bersuami dan menjadi ibu. Kala itu, tak ada lagi yang masih hidup, selain Sayyidah Fathimah .

Putra-putra dan putri-putri itu, yang satu demi satu berguguran di tangannya dan dengan tangannya sendiri pula beliau menguburkan mereka ke dalam pusara, yang telah meninggalkan luka yang begitu pedih dalam hatinya. Pada saat Ibrahim lahir, hati beliau terasa terobati.

Tetapi harapan ini tidak berlangsung lama; hanya selama beberapa bulan saja. Sesudah itu Ibrahim jatuh sakit, sakit yang sangat mengkhawatirkan. Ia dipindahkan ke sebuah tempat dengan kebun kurma di samping Masyraba Umm Ibrahim.

Haekal menuturkan Maria (Sayyidah Mariyatul Qibthiyah) dan Sirin adiknya selalu menjaga dan merawatnya. Bayi ini tidak lama sakitnya. Tatkala ajal sudah dekat dan Nabi diberi tahu, karena rasa sedih yang sangat mendalam, beliau berjalan dengan memegang tangan Abdur-Rahman bin 'Auf sambil bertumpu kepadanya.

Bila beliau sudah sampai ke tempat itu di samping 'Alia - tempat Masyraba yang sekarang - dijumpainya Ibrahim dalam pangkuan ibunya, sedang menarik napas terakhir.

Diambilnya anak itu, lalu diletakkannya di pangkuannya dengan hati yang remuk-redam rasanya. Tangannya menggigil. Kalbu yang duka dan pilu rasa mencekam seluruh sanubari.



Lukisan hati yang sedih mulai membayang dalam raut wajahnya. Sambil meletakkan anak itu di pangkuan ia berkata: "Ibrahim, kami tak dapat menolongmu dari kehendak Allah SWT."

Dalam keadaan hening yang menekan itu kemudian airmatanya berderai bercucuran, sementara anak itu sedang menarik napas terakhir. Sang ibu dan Sirin menangis menjerit-jerit; oleh Rasulullah dibiarkan mereka begitu.

Setelah tubuh Ibrahim tiada bergerak lagi, sudah tiada bernyawa, dan dengan kematiannya itu padam pula semua harapan yang selama ini membuka hati Nabi, makin deras pula airmata Rasulullah mengucur, sambil ia berkata:

"Oh Ibrahim, kalau bukan karena soal kenyataan, dan janji yang tak dapat dibantah lagi, dan bahwa kami yang kemudian akan menyusul orang yang sudah lebih dahulu daripada kami, tentu akan lebih lagi kesedihan kami dari ini." Dan setelah diam sejenak, katanya lagi: "Mata boleh bercucuran, hati dapat merasa duka, tapi kami hanya berkata apa yang menjadi perkenan Tuhan, dan bahwa kami, O Ibrahim, sungguh sedih terhadapmu."

Wafat di Usia Dini

Ibrahim merupakan salah satu dari tiga putra Rasulullah SAW yang semuanya wafat dalam usia dini. Mereka adalah Ibrahim, Qasim yang yang dijuluki Ath-Thayyib (yang baik), dan ‘Abdullah yang berjuluk Ath-Thahir (yang suci).
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
اِذۡ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ اذۡكُرۡ نِعۡمَتِىۡ عَلَيۡكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ‌ ۘ اِذۡ اَيَّدْتُكَ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِىۡ الۡمَهۡدِ وَكَهۡلًا ‌ ۚوَاِذۡ عَلَّمۡتُكَ الۡـكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَالتَّوۡرٰٮةَ وَالۡاِنۡجِيۡلَ‌ ۚ وَاِذۡ تَخۡلُقُ مِنَ الطِّيۡنِ كَهَيْئَةِ الطَّيۡرِ بِاِذۡنِىۡ فَتَـنۡفُخُ فِيۡهَا فَتَكُوۡنُ طَيۡرًۢا بِاِذۡنِىۡ‌ وَ تُبۡرِئُ الۡاَكۡمَهَ وَالۡاَبۡرَصَ بِاِذۡنِىۡ‌ ۚ وَاِذۡ تُخۡرِجُ الۡمَوۡتٰى بِاِذۡنِىۡ‌ ۚ وَاِذۡ كَفَفۡتُ بَنِىۡۤ اِسۡرَآءِيۡلَ عَنۡكَ اِذۡ جِئۡتَهُمۡ بِالۡبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا مِنۡهُمۡ اِنۡ هٰذَاۤ اِلَّا سِحۡرٌ مُّبِيۡنٌ
Dan ingatlah ketika Allah berfirman, Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.

(QS. Al-Maidah Ayat 110)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More