Bolehkah Muslimah Memakai Celana Panjang? Bagaimana Hukumnya?

Sabtu, 28 Mei 2022 - 06:44 WIB
Hukum dalam menutup aurat bagi muslimah, salah satunya ketika mengenakan busana muslimah tidak boleh menyerupai busana laki-laki. Foto ilustrasi/ist
Bolehkah seorang muslimah memakai celana panjang? Bagaimana hukumnya dalam syariat Islam? Hukum memakai celana untuk wanita perlu diketahui kaum muslimah, karena hal ini berkaitan dengan cara menutup aurat yang berbeda antara kaum laki-laki dan wanita.

Secara umum, dalam mengenakan pakaian, terdapat perbedaan antara baju yang dipakai pria dan wanita. Kaum lelaki umumnya memakai celana, sedangkan wanita lebih umum memakai rok atau terusan. Lantas bagaimana bila wanita pun menggunakan celana ini? Bagaimana pula menurut pandangan syariat? Pertanyaan tersebut pernah ditanyakan kepada Buya Yahya dalam salah satu ceramahnya yang ditayangkan di Youtube Al BahjahTV.



Pimpinan Pondok Pesantren Al Bahjah Cirebon tersebut menjelaskannya bahwa busana adik-adik perempuan menuju ke model yang lebih syar'i hendaknya dilakukan secara bertahap. Buya Yahya memberikan permisalan bahwa perempuan yang memakai celana panjang masih lumayan daripada memakai celana pendek. Akan lebih baik lagi jika perempuan memakai celana panjang lalu dipasangkan dengan baju atasan yang panjangnya menutupi hingga lutut.

Selain itu, celana panjang yang digunakan perempuan hendaknya yang longgar, bukan celana yang ketat. Kalau pun dia pake celana bajunya itu adalah turun sampai pinggul (lutut). "Itu tingkat martabat. Kaya baju-baju Pakistan itu. Masih lumayan lah begitu. Celananya bukan celana yang ketat," ujar Buya Yahya.

Kemudian, baju atasan yang panjangnya hingga sampai lutut itu berfungsi agar lekuk-lekuk tubuh wanita tidak terlihat. Hal tersebut menurutnya sudah masuk kategori berpakaian perempuan yang masih lumayan dan sudah baik. "Seandainya harus pakai celana, tapi tolong bajunya itu turun sampai ke pinggul, sampai lutut," paparnya.

Berpakaian seperti itu dipandang sudah sangat cukup Islami karena mungkin ia perlu banyak beraktivitas dan harus memakai celana agar bebas bergerak. "Jadi paling ndak itu lekuk tubuhnya ini tidak terlihat. Tapi Adikku, kalau engkau ingin sempurnakan, bertahap dulu pelan-pelan. Kalau kamu ingin menyempurnakan, maka sempurnakanlah dengan baju yang betul-betul longgar sampai tidak terlihat lekuk tubuh semuanya," lanjut Buya Yahya.

Selain itu, Buya Yahya menyebutkan bahwa perempuan disunahkan memakai celana panjang sebagai dalaman ketika menggunakan rok atau gamis. Memakai celana panjang sebagai dalaman dianjurkan dengan tujuan agar jika rok atau gamis semisal tersingkat, maka masih ada yang menutupi auratnya.

Tidak Menyerupai Laki-laki

Sementara itu, perihal larangan wanita berdandan atau memakai baju menyerupai laki-laki (tasyabbuh birrijaal), terdapat hukum lain lagi.

"Kalau memang bajumu adalah kayak laki-laki, bener itu adalah baju laki-laki, khawatir kalian masuk di dalam hadis yang Nabi yang Allah, Nabi menyebutkan 'la‘anallah almutasyabbihat minan nisaa-i birrijal', Allah akan murka mengutuk wanita-wanita yang menyerupai laki-laki dalam dandanannya. Jika itu baju khusus kaum laki-laki, hendaknya jangan kamu pake," tutur Buya Yahya.

Buya Yahya kemudian berpesan jika perempuan masih gemar mengenakan pakaian yang menyerupai laki-laki, maka berdoalah agar diberi hidayah semoga bisa berpakaian yang lebih baik dan syar'i. Dan jangan suka meremehkan, karena dalam syariat ada hal-hal aturan yang wajib kita patuhi.



Wallahu A'lam
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Zaid bin Khalid Al Juhaini bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memimpin kami shalat Shubuh di Hudaibiyyah pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai Beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda: Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau bersabda: Allah berfirman: Di pagi ini ada hamba-hamba Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir, orang yang berkata bahwa Hujan turun kepada kita karena karunia Allah subhanahu wa ta'ala dan rahmat-Nya, maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata bahwa Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.

(HR. Bukhari No. 801)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More