4 Sumber Keburukan yang Menyesatkan Manusia, Nomor Terakhir Picu Malapetaka
Senin, 04 Juli 2022 - 10:01 WIB
Godaan dan bisikan setan akan terus melemahkan manusia ke jurang kesesatan. Setan akan riang gembira bila misinya itu berhasil, dan membuat banyak manusia menjadi pengikutnya. Syaikul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya "Tazkiyatun Nafs" menyatakan bahwa sumber keburukan manusia itu ada 4 yang utama yakni, kelalaian, hawa nafsu (syahwat), kezaliman dan kebodohan. Berikut penjelasannya:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengingatkan agar menjauhi orang lalai dan mengumbar hawa nafsu . Seperti disebutkan dalam firman-Nya:
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al Kahfi : 28)
Sifat lalai itu boleh jadi karena terlalu berorientasi kepada kehidupan dunia. Mungkin pula karena telah bertumpuknya perilaku maksiat dan hawa nafsu yang diperturutkan. Hawa nafsu pun tidak berdiri sendiri dalam melakukan keburukan kecuali disertai dengan kebodohan , sebab jika ia mengetahui bahwa sesuatu itu berbahaya dan berdosa untuk dilakukan, maka secara otomatis ia akan tetap menolak untuk mengerjakan hal tersebut. Karena Allah telah menjadikan dalam jiwa kecintaan terhadap apa yang mendatangkan manfaat dan membenci sesuatu yang mendatangkan mudharat. Dan jika seseorang mengerjakan sesuatu yang berbahaya misalnya, maka hal itu disebabkan oleh kelemahan pikirannya.
Oleh karenanya, musibah terbesar adalah yang datang dari setan bukan hanya dari nafsu semata, karena setan membuat indah kejelekan dan menyuruhnya untuk melakukannya serta menyebutkan kebaikan-kebaikan yang terdapat padanya tetapi tidak menyebutkan madharatnya. Sebagaimana yang dilakukan iblis terhadap Adam dan Hawa.
Firman Allah Ta'ala :
"Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS Thaha : 120)
dan ayat :
"Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia." (QS Thaha : 121)
Ada juga firman Allah :
"Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS Fathir : 8)
Kebodohan pun akan menyeret kepada perbuatan buruk . Ketiadaan ilmu akan membawa manusia kepada bahaya yang lebih besar. Allah Ta'ala mengingatkannya dalam firman-Nya :
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang untuk mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS A-A'raf : 199)
Dalam sebuah riwayat dari Qatadah ia berkata,"Para sahabat Rasulullah telah bersepakat bahwa setiapyang mendurhakai Rabbnya maka dia berada dalam kebodohan , baik sengaja maupun tidak. Dan setiap yang mendurhakai Allahh maka dia bodoh, " Dari Mujahid dan Adh-Dhahhak keduanya berkata,"Bukanlah suatu kebodohan bahwa seseorang itu tidak mengetahui yang halal dan yang haram, akan tetapi kebodohan itu ketika melakukan apa yang diharamkan." Ikrimah berkata,"Dunia semuanya adalah kebodohan," Dari Hasan Basri, bahwa ia ditanya tentang kebodohan , Maka ia menjawab,"Mereka adalah kaum yang tidak mengetahui hak mereka dari kewaajiban mereka." :Lalu dikatakan kepadanya,"Bagaimana pendapat Anda jika mereka telah mengetahuinya?' Ia menjawab,"Hendaknya mereka keluar darinya."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengingatkan agar menjauhi orang lalai dan mengumbar hawa nafsu . Seperti disebutkan dalam firman-Nya:
وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِٱلْغَدَوٰةِ وَٱلْعَشِىِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُۥ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُۥ عَن ذِكْرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمْرُهُۥ فُرُطًا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS Al Kahfi : 28)
Sifat lalai itu boleh jadi karena terlalu berorientasi kepada kehidupan dunia. Mungkin pula karena telah bertumpuknya perilaku maksiat dan hawa nafsu yang diperturutkan. Hawa nafsu pun tidak berdiri sendiri dalam melakukan keburukan kecuali disertai dengan kebodohan , sebab jika ia mengetahui bahwa sesuatu itu berbahaya dan berdosa untuk dilakukan, maka secara otomatis ia akan tetap menolak untuk mengerjakan hal tersebut. Karena Allah telah menjadikan dalam jiwa kecintaan terhadap apa yang mendatangkan manfaat dan membenci sesuatu yang mendatangkan mudharat. Dan jika seseorang mengerjakan sesuatu yang berbahaya misalnya, maka hal itu disebabkan oleh kelemahan pikirannya.
Oleh karenanya, musibah terbesar adalah yang datang dari setan bukan hanya dari nafsu semata, karena setan membuat indah kejelekan dan menyuruhnya untuk melakukannya serta menyebutkan kebaikan-kebaikan yang terdapat padanya tetapi tidak menyebutkan madharatnya. Sebagaimana yang dilakukan iblis terhadap Adam dan Hawa.
Firman Allah Ta'ala :
فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ ٱلشَّيْطَٰنُ قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَىٰ
"Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS Thaha : 120)
dan ayat :
فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۚ وَعَصَىٰٓ ءَادَمُ رَبَّهُۥ فَغَوَىٰ
"Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia." (QS Thaha : 121)
Ada juga firman Allah :
أَفَمَن زُيِّنَ لَهُۥ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ فَرَءَاهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِى مَن يَشَآءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَٰتٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ
"Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS Fathir : 8)
Kebodohan pun akan menyeret kepada perbuatan buruk . Ketiadaan ilmu akan membawa manusia kepada bahaya yang lebih besar. Allah Ta'ala mengingatkannya dalam firman-Nya :
خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang untuk mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (QS A-A'raf : 199)
Dalam sebuah riwayat dari Qatadah ia berkata,"Para sahabat Rasulullah telah bersepakat bahwa setiapyang mendurhakai Rabbnya maka dia berada dalam kebodohan , baik sengaja maupun tidak. Dan setiap yang mendurhakai Allahh maka dia bodoh, " Dari Mujahid dan Adh-Dhahhak keduanya berkata,"Bukanlah suatu kebodohan bahwa seseorang itu tidak mengetahui yang halal dan yang haram, akan tetapi kebodohan itu ketika melakukan apa yang diharamkan." Ikrimah berkata,"Dunia semuanya adalah kebodohan," Dari Hasan Basri, bahwa ia ditanya tentang kebodohan , Maka ia menjawab,"Mereka adalah kaum yang tidak mengetahui hak mereka dari kewaajiban mereka." :Lalu dikatakan kepadanya,"Bagaimana pendapat Anda jika mereka telah mengetahuinya?' Ia menjawab,"Hendaknya mereka keluar darinya."