Cara Mengetahui Tobat Kita Diterima Allah

Minggu, 26 April 2020 - 16:18 WIB
Bulan Ramadhan adalah momentum yang baik untuk bertobat dan memperbaiki diri dari kesalahan masa lalu. Foto/Ist
Setiap manusia pasti memiliki dosa dan kesalahan kecuali para Nabi dan Rasul yang ma'shum (dijaga dari kesalahan). Bagaimana cara mengatahui tobat kita diterima Allah Ta'ala?

Berikut penjelasan Ustaz Adi Hidayat (Direktur Quantum Akhyar Institute) dalam kajian online di kediamannya Perumahan Pondok Timur Mas, Vila Jaka Setia, Bekasi. Bagaimana ciri orang yang mendapat ampunan Allah Ta'ala sehingga dia bisa melihat keadaan dirinya terbebas dari dosa dan kesalahan.

Kalau kita kembalikan ke Al-Qur'an , orang-orang yang diampuni dosanya, maka disifati oleh Al-Qur'an dengan kalimat singkat namun padat yaitu taubat. Secara sederhana makna kata tobat itu adalah kembali.

Dalam bahasa Arab, ketika seseorang kembali menuju jalan yang benar, bukan sekadar kembali. Karena kembali bahasa Arabnya banyak, tapi Ta Ba khusus kembali ke jalan yang benar yang diarahkan kepada nilai-nilai kebaikan. Ketika kembali ke jalan benar dan mengikuti petunjuk yang benar, maka itu disebut dengan tobat. Pekerjaannya disebut Ta Ba Yatubu. Simak firman Allah ini:

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS An-Nisa: 17)

Kata Allah Ta'ala, tobat yang diterima hanya orang-orang yang pernah berbuat salah, sumbernya nafsu.

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي ۚ إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي ۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Yusuf: ayat 53)

Manusia kata Allah tidak bisa menganggap dirinya suci karena ada nafsu dalam dirinya. Jika berbuat kesalahan jalan satu-satunya segera tobat. Ciri orang yang diterima Allah tobatnya, ia beramal saleh. Dia merasakan kenikmatan salatnya, kenikmatan membaca Al-Qur'an.

"Tak sadar dia teringat dosa-dosa hingga ia meneteskan air mata. Ya Allah saya pernah berbuat dosa, ke mana saja saya selama ini gak baca Al-Qur'an? Ke mana aja saya selama ini meninggalkan salat? Engkau titipkan harta yang banyak tapi enggan bersedekah sementara semua ini akan dihisab," papar Ustaz Adi Hidayat.

Jadi sifat orang yang bertobat itu dijelaskan di Al-Qur'an adalah orang-orang yang ingin segera kembali ke jalur kesalehannya. Jadi kalau ada yang bertanya, bagaimana caranya saya mengetahui dosa saya telah diampuni Allah?

Maka lihat yang pertama kamu punya sifat tobat tidak? Kalau punya sifat tobat, berita baiknya itu yang diampuni oleh Allah sebagai tanda bagian tobatnya. Apa sifat tobatnya? Sederhananya meninggalkan jalan yang salah tadi, kembali kepada jalan yang benar.

"Ketika anda merasakan bagian yang pertama ini berbahagialah itu tanda pertama Allah menerima taubat kita dan mengampuni dosa-dosa kita," jelas Dai yang pernah menimba ilmu di Tripoli Libya ini.

Orang yang diterima tobatnya oleh Allah, dia akan mengganti perbuatan salah dengan amalan Misalnya, selama ini suka melihat pandangan yang haram, tontonan yang haram, kemudian ia meninggalkannya dan menggantinya dengan tontonan yang baik dan bermanfaat.

Jadi secara singkat di hari kedua Ramadhan kemarin, kita bisa mengukur apakah dosa kita diampuni oleh Allah Ta'ala. Setidaknya kita bisa bersegera menuju perbuatan baik untuk menutup kesalahan yang lalu.

Jika anda tidak mampu berlomba dengan orang saleh dalam meningkatkan ketakwaan. Setidaknya berlomba dengan para pendosa untuk bertobat kepada Allah Ta'ala.
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Aisyah Ummul Mukminin, bahwa ia berkata:  Sudah biasa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa beberapa hari, hingga kami mengira bahwa beliau akan berpuasa terus. Namun beliau juga biasa berbuka (tidak puasa) beberapa hari hingga kami mengira bahwa beliau akan tidak puasa terus. Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyempurnakan puasanya sebulan penuh, kecuali Ramadhan.  Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya ketika bulan Sya'ban.

(HR. Muslim No. 1956)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More