Surat Yusuf 54: Kisah Nabi Yusuf Diangkat Jadi Pejabat Tinggi Istana
Minggu, 17 Juli 2022 - 23:42 WIB
Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam diangkat menjadi pejabat di Kerajaan Mesir menarik untuk dikaji. Nabi Yusuf diberi kedudukan tinggi di Istana karena kekaguman raja terhadap akhlaknya.
Setelah peristiwa yang dialami Nabi Yusuf 'alaihissalam terbukti tak bersalah, sang raja menaruh simpatik kepadanya. Kisahnya diceritakan oleh Allah dalam Surat Yusuf.
Berikut pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik:
Artinya: "Dan raja berkata: 'Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku'. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami." (Surat Yusuf Ayat 54)
Pesan dan Hikmah
1. Investigasi terhadap kasus yang menimpa Nabi Yusuf sudah selesai dilakukan raja. Raja semakin kagum dengan Yusuf kendati dia tidak bersalah namun tetap sabar dan tidak ada rasa dendam. Rajapun simpati dan penasaran ingin bertemu dengannya.
2. Nabi Yusuf dipanggil raja yang bijak ini bukan ingin mendengar pujian atau terima kasih dari Yusuf, lebih dari itu dia menunjukkan tanggung jawabnya sebagai penguasa untuk menegakkan keadilan dan menuntaskan kezaliman. Dipanggilnya Yusuf mengesankan sang raja ingin kenal lebih jauh tentang Yusuf disamping mengutarakan maaf dan terima kasih kepadanya. Orang bijak tidak akan melupakan jasa kebaikan orang lain, namun juga tidak haus terima kasih dan pujian orang lain.
3. Akhlak Nabi Yusuf mengagumkan sang raja yang akhirnya berkata kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami". Sebuah kedudukan yang sangat prestisius dalam kerajaan, yaitu menjadi orang terdekat dan kepercayaan.
4. Kedudukan yang tinggi memang layak diberikan kepada orang yang memiliki iman, ilmu dan akhlak, itulah realisasi janji Allah kepada Nabi Yusuf.
Dai Lulusan Al-Azhar Mesir,
Yayasan Pustaka Afaf
Kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam diangkat menjadi pejabat di Kerajaan Mesir menarik untuk dikaji. Nabi Yusuf diberi kedudukan tinggi di Istana karena kekaguman raja terhadap akhlaknya.
Setelah peristiwa yang dialami Nabi Yusuf 'alaihissalam terbukti tak bersalah, sang raja menaruh simpatik kepadanya. Kisahnya diceritakan oleh Allah dalam Surat Yusuf.
Berikut pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik:
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖٓ اَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِيْۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ
Artinya: "Dan raja berkata: 'Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku'. Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami." (Surat Yusuf Ayat 54)
Pesan dan Hikmah
1. Investigasi terhadap kasus yang menimpa Nabi Yusuf sudah selesai dilakukan raja. Raja semakin kagum dengan Yusuf kendati dia tidak bersalah namun tetap sabar dan tidak ada rasa dendam. Rajapun simpati dan penasaran ingin bertemu dengannya.
2. Nabi Yusuf dipanggil raja yang bijak ini bukan ingin mendengar pujian atau terima kasih dari Yusuf, lebih dari itu dia menunjukkan tanggung jawabnya sebagai penguasa untuk menegakkan keadilan dan menuntaskan kezaliman. Dipanggilnya Yusuf mengesankan sang raja ingin kenal lebih jauh tentang Yusuf disamping mengutarakan maaf dan terima kasih kepadanya. Orang bijak tidak akan melupakan jasa kebaikan orang lain, namun juga tidak haus terima kasih dan pujian orang lain.
3. Akhlak Nabi Yusuf mengagumkan sang raja yang akhirnya berkata kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercaya pada sisi kami". Sebuah kedudukan yang sangat prestisius dalam kerajaan, yaitu menjadi orang terdekat dan kepercayaan.
4. Kedudukan yang tinggi memang layak diberikan kepada orang yang memiliki iman, ilmu dan akhlak, itulah realisasi janji Allah kepada Nabi Yusuf.
(rhs)