Bercermin dari Kisah Mueeza Kucing Kesayangan Nabi Muhammad SAW

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 16:12 WIB
Kucing sangat dimuliakan dalam Islam. Foto/Ilustrasi: Ist
Kucing belakangan ini jadi pergunjingan, menyusul tindakan brutal Brigjen NA menembaki kucing-kucing yang dianggap mengganggu di Sesko TNI. Lalu, bagaimana sejatinya Islam memandang si meong ini? Mari kita bercermin dari kisah Nabi SAW memuliakan Mueeza.

Prof Dr Sukron Kamil dalam bukunya berjudul "Etika Islam: Kajian Etika Sosial dan Lingkungan Hidup" menceritakan Nabi Muhammad SAW sangat memuliakan kucing. Beliau memberi nama kucingnya Mueeza .

Nabi Muhammad memang selalu memberi nama semua yang menjadi milik pribadinya, sekalipun benda tak bernyawa (nonhayati). Pemberian nama atas benda-benada yang dilakukan Nabi itu menunjukkan adanya persahabatan/kasih sayang/hubungan batin antara Nabi dan benda-benda miliknya. "Karena itu, kasih sayang Nabi atas makhluk lain, hayati dan nonhayati, tidak diragukan," tulis Sukron Kamil.



Terkait Muueza, Sukron Kamil menyebut, persahabatan Nabi dan hewan bisa dilihat dari hubungan Nabi dengan kucing kesayangannya itu.



Suatu kali, saat Nabi hendak mengambil jubahnya, menemukan Mueeza sedang terlelap tidur di atas jubah. Tak ingin mengganggu kucing itu, Nabi memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada Nabi.

Sebagai balasan, Nabi mengekspresikan kasih sayangnya kepada kucing itu dengan mengelus lembut badan kucing yang mungil.

Dalam aktivitas lainnya, ujar Sukron Kamil, hampir setiap kali menerima tamu di rumahnya, Nabi menggendong Mueeza. Mueeza kemudian ditaruh di pahanya. Salah satu sifat Mueeza yang disukai Nabi adalah mengeong ketika mendengar adzan. Seakan suaranya terdengar mengikuti lantunan suara azan.

Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan, agar menyayangi kucing peliharaan, sebagaimana mereka menyayangi keluarga sendiri, seperti yang lakukannya sendiri.

Perhiasan Rumah Tangga

Kucing (nama ilmiah: Felis silvestris catus atau Felis catus) adalah sejenis mamalia karnivora dari keluarga Felidae. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan. Mueeza merupakan kucing dan mulai dipelihara Rasulullah selama Pertempuran Uhud .



Rasulullah SAW tak hanya sayang kepada Mueeza. Semua kucing mendapat perhatian yang baik dari Nabi. “Kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu”. (HR Muslim).

Bahkan air bekas minum kucing tetap suci dan bisa digunakan untuk berwudhu. "Badan, keringat, sisa makanan, serta air liur kucing adalah suci. Air liurnya bahkan bersifat membersihkan. Hidupnya lebih bersih dari manusia'. (HR Malik).

Dalam hadis yang diriwayatkan Muslim disebutkan bahwa tatkala Nabi Muhammad akan berwudhu dihampiri oleh seekor kucing dan kucing tersebut minum di bejana tempat beliau wudhu. Nabi berhenti hingga kucing tersebut selesai minum lalu berwudhu.

Imam Nawawi dalam kitab "Al-Majmu’" menjelaskan: “Jika kucing ini pergi kemudian datang dan meminum air, maka kita yakin bahwa air tersebut adalah suci dan kita meragukan najisnya mulut kucing, maka sisa air yang dijilat oleh kucing tersebut tidak najis. (Kecuali) bila kucing yang di mulutnya masih ada darah dan menjilat air maka dihukumi najis secara pasti.”

Masuk Neraka

Sebagai makhluk hidup, kucing harus diperlakukan dengan baik. Sebuah hadis mengisahkan tentang seorang wanita yang masuk neraka karena menyiksa kucing semasa hidupnya.

عن عبدالله بن عمر رضي الله عنهما، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((عُذِّبَتِ امرأةٌ في هرَّة حبسَتْها حتى ماتت جوعًا، فدخلَتْ فيها النار))، قال: فقال - والله أعلم -: لا أنتِ أطعمتِها ولا سقيتِها حين حبستِها، ولا أنتِ أرسلتِها، فأكلَتْ من خشاش الأرض
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Handlalah bin Ali bahwa Mihjan bin Al Adra' telah menceritakan kepadanya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk ke dalam masjid, lalu beliau mendapati seorang laki-laki membaca tasyahud seusai shalat yang mengucapkan: Allahumma inni as'aluka Ya Allah Al Ahad As Shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad walam yakul lahuu kufuwan ahad antaghfira lii dzunuubi innaka antal ghafuurur rakhiim (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, Dzat yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia, semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Maka beliau bersabda: Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni, Sungguh dosa-dosanya telah di ampuni.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 835)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More