3 Keutamaan Bulan Safar dan Doa yang Dianjurkan Nabi

Rabu, 31 Agustus 2022 - 21:14 WIB
Dinamakan Safar karena pada bulan ini orang-orang Arab terdahulu mengosongkan rumah-rumah mereka dan beralih ke medan perang. Foto/Ist
Shafar (صفر) atau Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Islam (Hijriyah). Hari ini kita sudah memasuki 3 Safar 1444 Hijriyah bertepatan 31 Agustus 2022.

Meski tidak seagung bulan Muharram, bulan Safar memiliki keutamaan tersendiri. Shafar merupakan satu suku kata dengan Shifr (صفر) yang berarti kosong. Dinamakan Shafar atau shifr, karena pada bulan ini orang-orang Arab terdahulu mengosongkan rumah-rumah mereka yang beralih ke medan perang.

Pada bulan ini, banyak terjadi peperangan di masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Di antaranya (1) Perang Al-Abwa atau Waddan (2) Peristiwa Mata Air Roji' (3) Perang Bi'r Ma'unah (Peristiwa Sumur Maunah) (4) Penaklukan Kaum Yahudi di Perang Khaibar (5) Pengepungan Khats'am (6) Masuk Islamnya Bani Udzrah. Dan masih banyak peristiwa lainnya.

Berikut Keutamaan Bulan Safar:

1. Bulan Menolak Khurafat

Istilah khurafat berarti cerita rekaan atau khayalan. Dulu orang Arab Jahiliyah menganggap bulan Safar sebagai bulan sial. Hal ini dibantah langsung oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits berikit:

لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر

Artinya: "Tidak ada kesialan karena 'adwa (keyakinan adanya penularan penyakit), tidak ada thiyarah (menganggap sial sesuatu hingga tidak jadi beramal), tidak ada hammah (keyakinan jahiliyah tentang rengkarnasi) dan tidak pula Safar (menganggap bulan Safar sebagai bulan haram atau keramat)." (HR Al-Bukhari)

2. Bulan Menolak Pesimis

Bulan Safar juga dikenal dengan sikap pesimisnya orang Arab Jahiliyah. Mereka melakukan kemungkaran besar di bulan Safar dengan menjadikan Safar sebagai pengganti bulan mulia Muharam.

Dalam Hadis dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: "Mereka dahulu berpendapat bahwa umrah di bulan Haji kedurhakaan paling besar di muka bumi. Mereka menjadikan Muharam sebagai bulan Shafar. Mereka mengatakan: Jika unta jamaah haji telah kembali, bekas-bekas tapak kakinya telah hilang, bulan Shafar telah habis, maka dihalalkan umrah bagi yang ingin menunaikan umrah." (HR Al-Bukhari, Muslim)

3. Bulan yang Baik untuk Menikah

Keutamaan bulan Safar lainnya adalah momentum yang baik untuk menikah sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah SAW. Pada bulan Safar, Beliau menikahkan putrinya Sayyidah Fatimah radhiyallahu 'anha dengan Sayyidina Ali bin Abi Thalib pada Tahun ke-2 Hijriyah. Dalam riwayat juga disebut Nabi menikahi Sayyidah Khadijah pada bulan Safar. Ada yang mengatakan bulan Rabiul Awal. Beliau juga Hijrah dari Makkah ke Madinah pada bulan Safar dan tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal.

Doa yang Diajarkan Rasulullah SAW

Berikut doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika kita memasuki bulan Safar. Doa ini disunnahkan dibaca di malam pergantian bulan.Dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhu, dia berkata:

النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا رأى الهلال قال: (اللهم أهله علينا بالامن والإيمان والسلام والإسلام ربي وربك الله)

Artinya: "Nabi shollallahu 'alaihi wasallam apbila melihat bulan hilal berdoa: "Ya Allah, tampakkan al-Hilal itu kepada kami (jadikanlah ini bulan) membawa keamanan dan keimanan, dengan keselamatan dan Islam." (HR At-Tirmidzi 3451, Hasan)

اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلَامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ


Allaahumma Ahillahuu 'Alainaa bil Amni wal iimaani, was Salaami, wal Islaami, Rabbii wa Rabbukallaahu Hilaalu Rusydin wa Khair.

Artinya: "Ya Allah, jadikanlah ini bulan membawa keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, wahai bulan petunjuk dan kebaikan." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi)

Baca Juga: Sejarah Kalender Hijriyah dan Arti 12 Bulan Islam
(rhs)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More