Inilah Keutamaan Wanita Menjaga Kehormatan Diri saat Jauh dari Suami

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 18:31 WIB
Wanita yang taat kepada suaminya adalah wanita-wanita yang menjaga diri-diri mereka ketika suami-suami mereka tidak ada. Foto ilustrasi/ist
Wanita shaleha adalah wanita yang beramal shalih dalam dua kondisi, yakni ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala dan meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ


"Maka wanita-wanita yang shalihah ialah yang taat (kepada Allah dan kepada suami) serta memelihara diri saat suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An-Nisa : 34).

Dalam ayat yang mulia ini Allah ta’ala menjelaskan tentang sifat wanita shaleha adalah yang senantiasa taat kepada Allah, dan taat patuh kepada suami mereka Demikian pula Allah ta’ala menerangkan bahwa wanita shaleha adalah yang menjaga dirinya ketika suaminya tidak ada atau sedang jauh dari istri.



Menjadi wanita shaleha butuh keimanan kuat dan perjuangan berat. Ada pesan Rasulullah Shallalahu "Alaihi wa Sallam pada haji Wada:“Bertakwalah kalian dalam urusan para perempuan (istri-istri kalian), karena sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanah dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Hak kalian atas mereka adalah mereka tidak boleh mengizinkan seorang pun yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian.”(HR Muslim).

Dalam kitab Tafsir At Thobari, Al-Imam Ath-Thobari rahimahullah menegaskan bahwa wanita yang taat kepada suaminya adalah wanita-wanita yang menjaga diri-diri mereka ketika suami-suami mereka tidak ada. Yaitu menjaga kemaluan dan harta suami, serta menjaga hak Allah yang diwajibkan atas mereka dalam hal tersebut maupun dalam hal lainnya.”

Maka menjaga diri yang dimaksud adalah menjaga kemaluan -nya dari berzina dan menjaga harta suami. Hal ini mencakup makna menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengantarkan kepada zina, karena Allah ta’ala telah melarang zina dan melarang semua perbuatan yang mengantarkan kepada zina, seperti, memandang laki-laki lain yang bukan mahramnya, apakah secara langsung maupun melalui media dan media sosial.

Termasuk wanita shalihah adalah tidak berbicara kepada laki-laki lain dengan bersenda gurau atau melembutkan suara, terlebih membicarakan hal-hal yang tidak penting, sama saja apakah secara langsung maupun melalui media-media sosial, WA, dan lain-lain.

Istri Shalihah juga dilarang menampakkan aurat atau mempertontonkan kecantikan (tabarruj). Dilarang campur baur (ikhtilat) dengan kaum lelaki, baik di tempat kerja, sekolah dan lain-lain.

Perintah menjaga kehormatan ini dimaksudkan agar tidak mengundang fitnah dari orang lain yang akan menjadi aib keluarga. Misalnya, istri tidak boleh keluar rumah tanpa izin suami, tidak membolehkan lelaki masuk ke dalam rumah saat suami tidak ada, atau juga tidak membuka aib suami pada orang lain.

Tidak boleh juga bersentuhan dengan laki-laki non mahram, hingga berdua-duaan. Semua ini adalah sarana yang mengantarkan kepada zina maka harus dijauhi.

Allah tabaroka wa ta’ala berfirman :

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا


"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al lIsra: : 32)

Karena itulah hendaklah suami dan istri bertawakkal kepada Allah Ta’ala dalam penjagaan terhadap diri dan pasangannya dari perbuatan-perbuatan dosa dan semua kejelekan, sebab Allah Ta’ala Dia-lah yang menjaga, bukan diri-diri kita yang lemah, inilah makna firman Allah ta’ala,“Memelihara diri ketika suaminya tidak ada"

Dalam kitab Tafsir As-Sa’di karya Asy-Syaikh As-Sa’di rahimahullah disebutkan bahwa wanita-wanita yang taat kepada suami-suami mereka meski ketika suami-suami mereka sedang tidak ada, maka seorang wanita shalihah tetap menjaga dirinya dan harta suaminya.

Dan itu karena penjagaan Allah dan taufiq-Nya terhadap para wanita. Kemampuan menjadi wanita shaleha adalah bukan karena kehebatan diri-diri mereka;akan tetapi barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya dalam perkara yang penting baginya, baik dalam agamanya maupun dunianya.

Al-Imam Ath-Thobari rahimahullah berkata bahwa Surat An Nisa dalam ayat 34 di atas, ada bagian yang tidak disebutkan karena penunjukkannya sudah jelas sehingga tidak perlu disebutkan, yaitu: “Wanita-wanita yang shalihah, ialah yang taat (kepada Allah dan kepada suami) lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada”, maka hendaklah kalian wahai para suami berbuat baik dan melakukan perbaikan kepada mereka.”



Wallahu A'lam.
(wid)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ مِنۡهُ اٰيٰتٌ مُّحۡكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الۡكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ‌ؕ فَاَمَّا الَّذِيۡنَ فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ زَيۡغٌ فَيَتَّبِعُوۡنَ مَا تَشَابَهَ مِنۡهُ ابۡتِغَآءَ الۡفِتۡنَةِ وَابۡتِغَآءَ تَاۡوِيۡلِهٖۚ وَمَا يَعۡلَمُ تَاۡوِيۡلَهٗۤ اِلَّا اللّٰهُ ؔ‌ۘ وَ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ يَقُوۡلُوۡنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ رَبِّنَا ‌ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الۡاَلۡبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur'an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, Kami beriman kepadanya (Al-Qur'an), semuanya dari sisi Tuhan kami. Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal.

(QS. Ali 'Imran Ayat 7)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More