Catatan Harian Mualaf Jerman Wilfred Hoffman tentang Islam dan Stres

Kamis, 15 Desember 2022 - 17:32 WIB
Murad Wilfred Hoffman, mualaf asal Jerman. Foto/Ilustrasi: saphirnews
Mualaf asal Jerman Murad Wilfred Hoffman membuat catatan harian tentang Islam dan Stres . Catatan yang ditulis di Bonn pada 14 Juni 1985 ini yang dihimpun dalam buku berjudul "Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman" (Gema Insani Press, 1998). Berikut isi catatan tersebut:



Ketika menerima satu tugas di Bonn, aku tiba-tiba bertemu dengan teman lamaku, Dr Alois Martis, Menteri Luar Negeri Jerman. Karena tertawan oleh jadwal-jadwal protokolernya, ia tergesa-gesa menjauh setelah berbicara denganku, tidak lebih dari dua menit. Keesokan harinya, ia jatuh meninggal karena penyumbatan pembuluh darah. Apakah ia terkena stres?

Pada saat ini, seluruh perhatian di Barat tervokus ke istilah ini. Ia adalah bahaya akibat manusia mengikuti suatu gaya hidup yang merusak kehidupannya.

Contohnya gaya pria modern, seperti direktur yang bekerja tidak lebih berat daripada orang-orang zaman dulu. Namun, yang baru --yang menyebabkan stres sebagai fenomena modern-- adalah perasaan manusia atas ketidakmampuannya untuk hidup di bawah tekanan terus-menerus untuk mewujudkan kesuksesan yang lebih baik.

Tampak banyak orang di Barat yang tidak melihat di depan mereka, kecuali dua alternatif: berjuang total atau lari dari kenyataan. Mereka tidak lagi mampu melirik alternatif ketiga, yaitu membebaskan beban-beban berat mereka.

Akhirnya, para eksekutif, dalam perjuangan mereka berkompetisi mengejar harta dan kesuksesan (melawan waktu, kondisi, dan bos-bos mereka), menempuh cara-cara sampai melawan batas kemampuan tubuh mereka dengan menggunakan obat-obat terlarang, seperti: alkohol, rokok, pil penenang, doping, dan pil tidur. Akibatnya bisa ditebak, daya tahan tubuh mereka merosot, plus kondisi jantung, paru-paru, hati, sirkulasi darah, dan sistem saraf jadi memburuk.

Karenanya, para dokter menyarankan pasien agar berpantangan terhadap alkohol, rokok, dan makan yang berlebihan. Selain menyarankan meditasi untuk menenangkan sistem saraf mereka.



Bagiku, semua fenomena ini memperkuat argumentasi bahwa cara hidup islami sesuai dengan karakter manusia, seperti yang diidealkan Allah. Dan, Islam adalah solusi ideal bagi problematika kesehatan akhir-akhir ini.

Sebenarnya, tidaklah berlebihan, apabila aku mengatakan seorang muslim sejati tidak mungkin terkena stres dan depresi.

Alkohol? Haram hukumnya. Nikotin? Makruh hukumnya karena ada syubhat syirik yang tersirat dalam segala bentuk kebergantungan.

Kolesterol? Problem yang mudah dipecahkan selama tidak mengkonsumsi daging babi. Kegemukan? Bisa dikurangi dengan puasa Ramadhan, Takut gagal? Sungguh proklamasi, "Allahu Akbar" berarti selalu menyerahkan diri terhadap kekuasaan yang lebih besar, yaitu Allah.

Meditasi? Apa yang bisa melebihi dari shalat lima waktu sehari semalam?

Waktu adalah emas? Tidak bagi seorang muslim. Kebugaran? Sholat memiliki pengaruh positif dalam hal ini.

Kelancaran sirkulasi darah? Sungguh, wudhu bisa menstimulasi jaringan saraf.

Apa daftar di atas tidak cukup menjadi petunjuk penting bahwa gaya hidup ala Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah yang sehat dan menyehatkan.



Ada satu alasan lagi mengapa aku berkeyakinan bahwa Islam adalah obat penawar yang berbeda dengan obat bius dalam menghadapi problem-problem utama pada masyarakat industri modern. Hal itu karena kapasitasku sebagai direktur. Aku tahu betul apa yang kuucapkan. Aku adalah direktur yang selalu membawa sajadah dalam tas kerjaku."

Mualaf Jerman

Wilfred Hoffman adalah nama sebelum ia masuk Islam. Begitu memeluk Islam, namanya ditambah menjadi Murad Wilfred Hoffman atau lebih populer dengan Murad Hoffman.

Dia terlahir pada 6 Juli 1931, dari sebuah keluarga Katholik, di Jerman. Pendidikan Universitasnya dilalui di Union College, New York. Dia Doktor dalam bidang Undang-Undang Jerman, juga magister dari Universitas Harvard dalam bidang Undang-Undang Amerika.

Ia bekerja di kementerian luar negeri Jerman, semenjak tahun 1961 hingga tahun 1994. Ia terutama bertugas dalam masalah pertahanan nuklir. Murad pernah menjadi direktur penerangan NATO di Brussel, Duta Besar Jerman di Aljazair dan terakhir Duta Besar Jerman di Maroko, hingga tahun 1994.



Pengalamannya sebagai duta besar dan tamu beberapa negara Islam mendorongnya untuk mempelajari Islam, terutama Al-Qur'an. Dengan tekun ia mempelajari Islam dan belajar mempraktikkan ibadah-ibadahnya.

Setelah lama ia rasakan pergolakan pemikiran dalam dirinya yang makin mendekatkan dirinya kepada keimanan, pada tanggal 25 September 1980, di Islamic Center Colonia, ia mengucapkan dua kalimat syahadat.

Ketika ia menjadi duta besar Jerman di Maroko, pada tahun 1992, ia mempublikasikan bukunya yang menggegerkan masyarakat Jerman: Der Islam als Alternative (Islam sebagai Alternatif).

Dalam buku tersebut, ia tidak saja menjelaskan bahwa Islam adalah alternatif yang paling baik bagi peradaban Barat yang sudah keropos dan kehilangan justifikasinya, namun ia secara eksplisit mengatakan bahwa alternatif Islam bagi masyarakat Barat adalah suatu keniscayaan.

(mhy)
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Seorang tidak disebut mukmin saat berzina, seorang tidak disebut mukmin saat mencuri, seorang tidak disebut mukmin saat minum khamer (mabuk), dan pintu taubat akan selalu dibuka setelahnya.

(HR. Sunan Abu Dawud No. 4069)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More