Bukan Salat dan Puasa, Inilah Amalan Paling Disukai Allah dari Nabi Musa
loading...
A
A
A
Setiap amalan manusia pasti memiliki nilai di sisi Allah termasuk salat dan puasa. Dalam Islam, salat dan puasa memiliki kedudukan sangat agung dan istimewa.
Bahkan ibadah puasa mendapatkan ganjaran langsung dari Allah. Tapi taukah Anda, ada satu amalan yang paling dicintai Allah dari Nabi Musa alaihissalam. Mari simak kisah berikut ini.
Seperti diketahui Nabi Musa adalah Nabi yang bisa berbicara dengan Allah 'Azza wa Jalla sehingga dijuluki Kaliimullah (كليم الله). Kisah beliau paling banyak diceritakan dalam Al-Qur'an.
Setiap kali hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah beliau akan berbicara, bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah satu kelebihan beliau dari Nabi lainnya.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub mengisahkan dialog Nabi Musa dengan Allah 'Azza wa Jalla. Berikut kisahnya diceritakan Gus Musa Muhammad dalam satu kajiannya.
"Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah salatku? Allah kemudian menjawab pertanyaan Nabi Musa: "Salatmu itu hanya untumu sendiri, Karena salat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar."
Kemudian Nabi Musa bertanya lagi, "apakah zikirku?" Allah menjawab: "Zikirmu itu untuk dirimu sendiri, Karena zikir membuat hatimu menjadi tenang."
Nabi Musa masih penasaran, Apakah puasaku? Allah menjawab: "Puasamu itu hanya untukmu saja, karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu."
"Lalu ibadah apa yang Engkau sukai Ya Rabb?" Kemudian Allah menjawab: "Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya Aku berada di sampingnya."
Kisah Hikmah
Suatu ketika hiduplah sepasang suami istri yang merasa hidupnya penuh kemiskinan, saat mereka sedang beristirahat, sang istri bertanya pada sang suami: "Wahai suamiku, bukankah Musa adalah seorang Nabi yang bisa berbicara dengan Tuhannya (Allah)?"
Kemudian suaminya menjawab: "Ya, benar." "Kalau begitu kenapa kita tidak pergi mendatanginya dan mengadukan keadaan kita kepadanya. Kita meminta padanya agar berbicara kepada Tuhannya tentang keadaan kita dan memintakan diberi kekayaan," ucap sang istri.
Esok harinya, sepasang suami istri ini mendatangi Nabi Musa dan menyampaikan keinginannya tersebut. Nabi Musa kemudian bermunajat menghadap Allah dan menyampaikan keinginan mereka.
Allah berfirman: "Wahai Musa, katakanlah kepada mereka, aku akan memberikan kepada mereka kekayaan, namun kekayaan itu aku berikan hanya satu tahun. Dan setelah satu tahun, akan aku kembalikan mereka menjadi orang miskin kembali."
Nabi Musa menyampaikan kepada sepasang suami istri itu bahwa Allah telah mengabulkan permohonan mereka, dengan syarat kekayaan itu hanya berlangsung satu tahun.
Mendengar kabar itu, mereka sangat bahagia. Beberapa hari kemudian datanglah rezeki melimpah dari jalan tidak diduga. Sepasang suami istri itu akhirnya menjadi orang kaya. Melihat keadaannya sekarang, mereka memutuskan untuk menggunakan hartanya membantu orang-orang yang membutuhkan, hingga membangun tempat singgah para musafir.
Setahun berlalu mereka terus sibuk bersedekah, membantu para musafir dan memuliakan tamu yang berdatangan. Namun kehidupan mereka pun tetap kaya. Nabi Musa terheran, lalu bertanya kepada Allah seraya berkata: "Wahai Rabb, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?"
Allah berfirman: "Wahai Musa, Aku telah membuka satu pintu rezeki kepada mereka, tetapi mereka membuka beberapa pintu rezeki untuk hamba-hamba Ku. Wahai Musa, maka Aku titipkan lebih lama kekayaan itu pada mereka."
Kemudian Nabi Musa menjawab: "Maha Suci Engkau Ya Allah, betapa Maha Mulia urusan-Mu dan Maha Tinggi kedudukan-Mu."
Inilah hikmah dan keutamaan orang yang berjihad dengan harta dan membantu kesulitan orang lain. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
Artinya: "Katakanlah, "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya." Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik." (QS. Saba Ayat 39)
Bahkan ibadah puasa mendapatkan ganjaran langsung dari Allah. Tapi taukah Anda, ada satu amalan yang paling dicintai Allah dari Nabi Musa alaihissalam. Mari simak kisah berikut ini.
Seperti diketahui Nabi Musa adalah Nabi yang bisa berbicara dengan Allah 'Azza wa Jalla sehingga dijuluki Kaliimullah (كليم الله). Kisah beliau paling banyak diceritakan dalam Al-Qur'an.
Setiap kali hendak bermunajat, Nabi Musa akan naik ke Bukit Tursina. Di atas bukit itulah beliau akan berbicara, bertanya dan Allah akan menjawab pada waktu itu juga. Inilah satu kelebihan beliau dari Nabi lainnya.
Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Mukasyafatul Qulub mengisahkan dialog Nabi Musa dengan Allah 'Azza wa Jalla. Berikut kisahnya diceritakan Gus Musa Muhammad dalam satu kajiannya.
"Wahai Allah, aku sudah melaksanakan ibadah yang Engkau perintahkan, manakah antara ibadahku yang Engkau senangi, apakah salatku? Allah kemudian menjawab pertanyaan Nabi Musa: "Salatmu itu hanya untumu sendiri, Karena salat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan mungkar."
Kemudian Nabi Musa bertanya lagi, "apakah zikirku?" Allah menjawab: "Zikirmu itu untuk dirimu sendiri, Karena zikir membuat hatimu menjadi tenang."
Nabi Musa masih penasaran, Apakah puasaku? Allah menjawab: "Puasamu itu hanya untukmu saja, karena puasa melatih diri dan mengekang hawa nafsumu."
"Lalu ibadah apa yang Engkau sukai Ya Rabb?" Kemudian Allah menjawab: "Tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya Aku berada di sampingnya."
Kisah Hikmah
Suatu ketika hiduplah sepasang suami istri yang merasa hidupnya penuh kemiskinan, saat mereka sedang beristirahat, sang istri bertanya pada sang suami: "Wahai suamiku, bukankah Musa adalah seorang Nabi yang bisa berbicara dengan Tuhannya (Allah)?"
Kemudian suaminya menjawab: "Ya, benar." "Kalau begitu kenapa kita tidak pergi mendatanginya dan mengadukan keadaan kita kepadanya. Kita meminta padanya agar berbicara kepada Tuhannya tentang keadaan kita dan memintakan diberi kekayaan," ucap sang istri.
Esok harinya, sepasang suami istri ini mendatangi Nabi Musa dan menyampaikan keinginannya tersebut. Nabi Musa kemudian bermunajat menghadap Allah dan menyampaikan keinginan mereka.
Allah berfirman: "Wahai Musa, katakanlah kepada mereka, aku akan memberikan kepada mereka kekayaan, namun kekayaan itu aku berikan hanya satu tahun. Dan setelah satu tahun, akan aku kembalikan mereka menjadi orang miskin kembali."
Nabi Musa menyampaikan kepada sepasang suami istri itu bahwa Allah telah mengabulkan permohonan mereka, dengan syarat kekayaan itu hanya berlangsung satu tahun.
Mendengar kabar itu, mereka sangat bahagia. Beberapa hari kemudian datanglah rezeki melimpah dari jalan tidak diduga. Sepasang suami istri itu akhirnya menjadi orang kaya. Melihat keadaannya sekarang, mereka memutuskan untuk menggunakan hartanya membantu orang-orang yang membutuhkan, hingga membangun tempat singgah para musafir.
Setahun berlalu mereka terus sibuk bersedekah, membantu para musafir dan memuliakan tamu yang berdatangan. Namun kehidupan mereka pun tetap kaya. Nabi Musa terheran, lalu bertanya kepada Allah seraya berkata: "Wahai Rabb, Engkau telah menetapkan syarat kepada mereka hanya satu tahun. Sekarang, sudah lewat satu tahun tetapi mereka tetap hidup kaya?"
Allah berfirman: "Wahai Musa, Aku telah membuka satu pintu rezeki kepada mereka, tetapi mereka membuka beberapa pintu rezeki untuk hamba-hamba Ku. Wahai Musa, maka Aku titipkan lebih lama kekayaan itu pada mereka."
Kemudian Nabi Musa menjawab: "Maha Suci Engkau Ya Allah, betapa Maha Mulia urusan-Mu dan Maha Tinggi kedudukan-Mu."
Inilah hikmah dan keutamaan orang yang berjihad dengan harta dan membantu kesulitan orang lain. Allah berfirman dalam Al-Qur'an :
قُلۡ اِنَّ رَبِّىۡ يَبۡسُطُ الرِّزۡقَ لِمَنۡ يَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِهٖ وَيَقۡدِرُ لَهٗ ؕ وَمَاۤ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ شَىۡءٍ فَهُوَ يُخۡلِفُهٗ ۚ وَهُوَ خَيۡرُ الرّٰزِقِيۡنَ
Artinya: "Katakanlah, "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya." Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik." (QS. Saba Ayat 39)
(rhs)