Perhatikan! Ternyata Perkara Ini yang Membuat Lancar Tidaknya Rezeki Seorang Muslim
loading...
A
A
A
Allah Ta'ala berkuasa untuk menahan dan memudahkan rezeki seorang hamba . Hal itu tergantung dosa dan ketaatan yang diperbuatnya. Salah satu titik terpenting dalam menentukan rezeki seorang hamba adalah bagaimana kadar ibadah salatnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut : 45)
Lalu Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda : "Barangsiapa yang meninggalkan salat dengan sengaja, maka sesungguhnya jaminan Allah telah lepas darinya." (HR. Ahmad).
Dalam kitab berjudul Al Kaba'ir karya Imam Dzahabi (Imam penghafal hadis yang sejarawan kelahiran Damaskus. Lahir 673 H dan wafat 748 H), disebutkan bahwa Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata bahwa sesungguhnya tidak akan beuntung orang yang mengaku muslim, tetapi tidak mau salat.
Dalam surat Al Ankabut ayat 45 tersebut di atas, terdapat perintah khusus untuk mengerjakan salat. Hal ini menunjukkan salat memiliki banyak keutamaan, kemuliaan dan akibat-akibat yang sangat indah. Di antaranya, ssungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.
Syaikh Shalih al-Utsaimin yang menjelaskan isi kitab Al Kaba'ir karya Imam Dzahabi menegaskan bahwa dosa orang yang meremehkan salat sangat besar. Bahkan yang sengaja meninggalkan sholat, berarti dia telah menyatakan ketidaktaatannya kepada Allah Ta'ala. Orang seperti ini dihukumi kafir (menutup diri) dari syariat Allah.
Jika Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak lagi memberi jaminan untuk orang yang meninggalkan salat, maka bagaimana dia akan mudah mendapat rezekinya? Maka dosa meremehkan sholat dan meninggalkannya akan mempersulit jalannya rezeki.
Dosa yang dilakukan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya. Allah menahan rezeki orang -orang yang berbuat maksiat. Sedang orang yang ta'at menjalankan salat dijanjikan kemurahan dan keberkahan rezeki.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS Al-A’raf : 96)
Karena itulah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan kaitan yang erat antara salat dan rezeki seseorang.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (131). Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (132).” (QS Thaha 131 & 132).
Orang-orang yang belum bisa mengerjakan salat lima waktu sudah sepantasnya bertaubat kepada Allah dengan segera. Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala Maha Mengampuni hamba-hambanya yang bertaubat kepada-Nya.
Allah berfirman :
“(2) Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3)
Ayat-ayat di atas menunjukkan kaitan yang besar antara rezeki seseorang dengan ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang berbuat maksiat kepada Allah bukanlah orang yang bertakwa kepada-Nya.
Maka, perbuatan dosa seseorang karena meninggalkan salat berakibat akan mempersulit rezeki dan tidak ada keberkahan di dalamnya. Sebaliknya, sholat sangat berpengaruh kepada ketakwaan seseorang dan dapat menjadi sebab dibukakannya pintu rezeki yang halal dan baik.
Wallahu'Alam
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-'Ankabut : 45)
Lalu Nabi Shallahu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda : "Barangsiapa yang meninggalkan salat dengan sengaja, maka sesungguhnya jaminan Allah telah lepas darinya." (HR. Ahmad).
Dalam kitab berjudul Al Kaba'ir karya Imam Dzahabi (Imam penghafal hadis yang sejarawan kelahiran Damaskus. Lahir 673 H dan wafat 748 H), disebutkan bahwa Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu berkata bahwa sesungguhnya tidak akan beuntung orang yang mengaku muslim, tetapi tidak mau salat.
Dalam surat Al Ankabut ayat 45 tersebut di atas, terdapat perintah khusus untuk mengerjakan salat. Hal ini menunjukkan salat memiliki banyak keutamaan, kemuliaan dan akibat-akibat yang sangat indah. Di antaranya, ssungguhnya salat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.
Syaikh Shalih al-Utsaimin yang menjelaskan isi kitab Al Kaba'ir karya Imam Dzahabi menegaskan bahwa dosa orang yang meremehkan salat sangat besar. Bahkan yang sengaja meninggalkan sholat, berarti dia telah menyatakan ketidaktaatannya kepada Allah Ta'ala. Orang seperti ini dihukumi kafir (menutup diri) dari syariat Allah.
Jika Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak lagi memberi jaminan untuk orang yang meninggalkan salat, maka bagaimana dia akan mudah mendapat rezekinya? Maka dosa meremehkan sholat dan meninggalkannya akan mempersulit jalannya rezeki.
Dosa yang dilakukan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya. Allah menahan rezeki orang -orang yang berbuat maksiat. Sedang orang yang ta'at menjalankan salat dijanjikan kemurahan dan keberkahan rezeki.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS Al-A’raf : 96)
Karena itulah Allah Subhaanahu wa Ta’aala menyebutkan kaitan yang erat antara salat dan rezeki seseorang.
Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman :
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى (131) وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى (132)
“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (131). Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (132).” (QS Thaha 131 & 132).
Orang-orang yang belum bisa mengerjakan salat lima waktu sudah sepantasnya bertaubat kepada Allah dengan segera. Sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’aala Maha Mengampuni hamba-hambanya yang bertaubat kepada-Nya.
Allah berfirman :
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ (3)
“(2) Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3)
Ayat-ayat di atas menunjukkan kaitan yang besar antara rezeki seseorang dengan ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang berbuat maksiat kepada Allah bukanlah orang yang bertakwa kepada-Nya.
Maka, perbuatan dosa seseorang karena meninggalkan salat berakibat akan mempersulit rezeki dan tidak ada keberkahan di dalamnya. Sebaliknya, sholat sangat berpengaruh kepada ketakwaan seseorang dan dapat menjadi sebab dibukakannya pintu rezeki yang halal dan baik.
Wallahu'Alam
(wid)