Ingatkan Jemaah Lansia Tak Memaksa Arbain, Bimbad Sosialisasi Door to Door
loading...
A
A
A
MADINAH - Bimbingan Ibadah (Bimbad) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melakukan sosialisasi door to door ke tempat penginapan jemaah . Upaya jemput bola tersebut untuk mengingatkan jemaah haji agar tidak memaksakan diri melakukan arbain yakni salat 40 waktu di masjid.
Alasannya, karena jemaah haji lansia harus menjaga kesehatannya dan menyiapkan fisiknya menghadapi puncak ibadah haji di Mekkah.
Pembimbing Ibadah Kloter 5 Mirza Deswani mengatakan di Kloter 5 hampir 65% ini masuk kategori lansia. Salah satu tantangan terberat memberi sosialisasi ke lansia adalah soal komunikasi.
“Kami ngomongnya harus pelan-pelan karena memang mereka tidak bisa paham kalau terlalu cepat dan harus berkala. Itu sebenarnya tantangan terberat memberi pemahaman ke lansia,” ujarnya, Selasa (10/5/2023).
Untuk menyiasatinya, kata Mirza, pihaknya melakukan sosialisasi dengan cara door to door yakni masuk satu pintu ke pintu menjemput jemaah lansia. Harus diberi pemahaman secara perlahan untuk bisa menyimpan staminanya agar tidak terlalu lelah.
"Jemaah haji itu beranggapan kalau di Madinah wajib melaksanakan arbain. Tapi bagi lansia, arbain itu berat, apalagi harus bolak-balik masjid hotel sehari lima kali,” ucapnya.
Mirza menegaskan arbain adalah sunnah. Sedangkan rukun haji wajib dilaksanakan. Sehingga, perlu ada pengaturan stamina dan tenaga. Jangan sampai sunnahnya dikejar tapi yang wajib tertinggal. Itu justru hajinya menjadi tidak sah karena meninggalkan yang wajib.
“Saya keliling masuk satu pintu ke pintu yang lain. Temui jemaah lansia dan yang ada di kamar itu. Kami berikan sosialisasi, kami beri wawasan agar tidak memaksa melakukan arbain,” kata Mirza
Mirza mengaku, beberapa kali sempat menghentikan jemaah lansia yang akan pergi arbain. Bukan melarang, tapi mengimbau untuk tidak memaksakan arbain. “Jangan memaksa harus lima kali dalam sehari. Itu berat dan akan menguras tenaga jemaah lansia. Jadi harus pintar-pintar mengatur ritme,” katanya.
Dia mengakui soslialisasi yang dilakukannya berdampak signifikan. Banyak jemaah yang patuh tidak memaksakan salat berjamaah di Nabawi.
“Bahkan, kami juga dibantu jemaah lainnya. Semisal ada jemaah lansia di satu kamar, nanti bergantian jemaah yang tidak ke Nabawi. Jemaah itu mendampingi jemaah lansia yang tidak pergi ke masjid sehingga jemaah lansia bisa istirahat dan staminanya prima," ucapnya.
Warsini, jemaah lansia asal Medan mengaku ikhlas tidak melaksanakan arbain di Masjid Nabawi agar tidak mudah sakit dan staminanya terjaga selama di Madinah atau Mekkah.
“Iya saya ikhlas. Tadi kata bapak-ibu petugas, yang paling penting itu ibadah wajib, rukun haji harus dilaksakan semuanya. Kalau sunnah, jangan memaksakan agar tetap sehat sampai selesai wajib haji,” tutupnya.
Alasannya, karena jemaah haji lansia harus menjaga kesehatannya dan menyiapkan fisiknya menghadapi puncak ibadah haji di Mekkah.
Pembimbing Ibadah Kloter 5 Mirza Deswani mengatakan di Kloter 5 hampir 65% ini masuk kategori lansia. Salah satu tantangan terberat memberi sosialisasi ke lansia adalah soal komunikasi.
“Kami ngomongnya harus pelan-pelan karena memang mereka tidak bisa paham kalau terlalu cepat dan harus berkala. Itu sebenarnya tantangan terberat memberi pemahaman ke lansia,” ujarnya, Selasa (10/5/2023).
Untuk menyiasatinya, kata Mirza, pihaknya melakukan sosialisasi dengan cara door to door yakni masuk satu pintu ke pintu menjemput jemaah lansia. Harus diberi pemahaman secara perlahan untuk bisa menyimpan staminanya agar tidak terlalu lelah.
"Jemaah haji itu beranggapan kalau di Madinah wajib melaksanakan arbain. Tapi bagi lansia, arbain itu berat, apalagi harus bolak-balik masjid hotel sehari lima kali,” ucapnya.
Mirza menegaskan arbain adalah sunnah. Sedangkan rukun haji wajib dilaksanakan. Sehingga, perlu ada pengaturan stamina dan tenaga. Jangan sampai sunnahnya dikejar tapi yang wajib tertinggal. Itu justru hajinya menjadi tidak sah karena meninggalkan yang wajib.
“Saya keliling masuk satu pintu ke pintu yang lain. Temui jemaah lansia dan yang ada di kamar itu. Kami berikan sosialisasi, kami beri wawasan agar tidak memaksa melakukan arbain,” kata Mirza
Mirza mengaku, beberapa kali sempat menghentikan jemaah lansia yang akan pergi arbain. Bukan melarang, tapi mengimbau untuk tidak memaksakan arbain. “Jangan memaksa harus lima kali dalam sehari. Itu berat dan akan menguras tenaga jemaah lansia. Jadi harus pintar-pintar mengatur ritme,” katanya.
Dia mengakui soslialisasi yang dilakukannya berdampak signifikan. Banyak jemaah yang patuh tidak memaksakan salat berjamaah di Nabawi.
“Bahkan, kami juga dibantu jemaah lainnya. Semisal ada jemaah lansia di satu kamar, nanti bergantian jemaah yang tidak ke Nabawi. Jemaah itu mendampingi jemaah lansia yang tidak pergi ke masjid sehingga jemaah lansia bisa istirahat dan staminanya prima," ucapnya.
Warsini, jemaah lansia asal Medan mengaku ikhlas tidak melaksanakan arbain di Masjid Nabawi agar tidak mudah sakit dan staminanya terjaga selama di Madinah atau Mekkah.
“Iya saya ikhlas. Tadi kata bapak-ibu petugas, yang paling penting itu ibadah wajib, rukun haji harus dilaksakan semuanya. Kalau sunnah, jangan memaksakan agar tetap sehat sampai selesai wajib haji,” tutupnya.
(kri)