Kisah Agus Yusuf, Pelukis Difabel Asal Madiun yang 'Dihajikan' Karyanya

Sabtu, 03 Juni 2023 - 11:23 WIB
loading...
Kisah Agus Yusuf, Pelukis Difabel Asal Madiun yang Dihajikan Karyanya
Agus Yusuf, pelukis kaki dan mulut bersama sang istri akhirnya bisa berhaji ke Tanah Suci. Foto/MCH
A A A
JAKARTA - Agus Yusuf, 56, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun tak pernah menyangka bakal bisa naik haji. Apalagi dia memiliki keterbatasan fisik. Namun niat sucinya dijawab Allah SWT.

Saat ini, penyandang disabilitas ini sedang berada di Tanah Suci bersama istrinya, Siti Rohmatiah, 46. "Alhamdulillah," ucapnya di Madinah, Jumat (2/6/2023).

Pelukis mulut dan kaki ini bercerita awal 2011 bersama istrinya mendaftar haji. Ketika itu, Agus mendapatkan informasi dari Kemenag Kabupaten Madiun soal perkiraan keberangkatannya pada 2023.

Informasi itu ternyata terbukti, Agus dan Siti Rohmatiah akhirnya berangkat ke Tanah Suci dari Embarkasi Surabaya, kloter 15 rombongan 10.

"Alhamdulillah, tahun 2023 nama saya ada paling bawah sendiri dan bisa berangkat," kata Yusuf yang mengaku tidak ada kendala apa pun, saat ditemui di Madinah, Jumat (2/6/2023).



Meski disabilitas, namun Agus memiliki kelebihan yakni melukis dengan menggunakan mulut dan kaki sejak kecil saat masih duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar (SD). Bahkan, saat kelas 5 SD Agus banyak memenangkan turnamen.

Prestasinya itu membuat Agus masuk sebagai anggota Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA). "Proses sejak saya mendaftar dan mengumpulkan seluruh persyaratan seperti keterangan dokter dan menyerahkan enam lukisan asli, butuh waktu sembilan bulan. Tepat 9 September 1989 saya dipanggil AMFPA perwakilan di Jakarta untuk pembuktian," tuturnya

Sebulan setelah itu, dia diterima dalam AMFPA sebagai calon anggota. Karyanya dikirimkan untuk menjadi hak mereka, dan dirinya mulai mendapatkan upah. "Untuk mendaftar haji, uang dari melukis saya buat pos-pos. Pos untuk naik haji, pos untuk biaya hidup sehari-hari, dan lain-lain," ujarnya.

Keinginan Agus mendaftar haji sangat kuat. Bekal agama sejak kecil yang menekankan bahwa dunia hanya sementara, tempatnya ujian, dan ibadah haji sangat penting sebagai bekal kembali kepada-Nya sangat mempengaruhinya.

Mengenai fisik tubuhnya yang terbatas dan berpengaruh dengan rangkain ibadah haji yang harus dijalani, Agus hanya berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT.

"Saya sudah pasrah kepada Yang Maha Kuasa, sudah memiliki tekad bulat menjadi tamu Allah, bisanya ya berserah kepada Yang Kuasa," ucapnya.



Agus mengaku baru memakai kursi roda sejak 2020, karena radang sendi terjadi akibat pengapuran. Beruntung, Agus didampingi oleh seorang istri yang sholehah dan setia.

Selama di Madinah, Agus dilayani oleh sang istri meski keduanya berada di lantai berbeda. Agus menginap di lantai 7 sedangkan istrinya di lantai 10. "Wudhu dan lainnya dibantu istri. Kalau ke masjid, pakai kursi roda," ujarnya.

Di Tanah Suci, Agus memanjatkan doa agar menjadi haji mabrur dan anak-anaknya menjadi anak saleh dan salehah.

"Haji adalah ibadah istimewa, saya sudah dikasih kenikmatan dari Allah begitu banyak, di dunia banyak dosa, usia mulai tua, maka harus meminta ampunan agar mendapatkan kenikmatan di akhirat," kata Agus.

Sri Rohmatiah, yang menikah dengan Agus Yusuf sejak 2003 mengaku terharu dan senang berkesempatan mendampingi suaminya. "Senang bisa melayani suami beribadah, mendorong kursi roda. Alhamdulillah dari KBIHU Multazam serta pemerintah, membantu sekali," katanya.

Sehari-hari, Sri memprioritaskan suami seperti membantu mandi, makan, wudhu, berpakaian dan lainnya. "Sempat was-was, beda lantai hotel bagaimana. Alhamdulillah dari teman-teman saling memahami," jelasnya.

Bagi Sri, kesetiaan dan kesabarannya membantu suami adalah ibadah yang akan membuahkan pahala. "Ibadah saya pribadi, tidak terganggu karena sudah diatur atau ada caranya. Di Masjid Nabawi misalnya, perempuan kan beda tempat, bapak saya minta jangan ke mana-mana, sebelum saya datang," paparnya.

Dia berprinsip, ke Tanah Suci untuk beribadah, maka akan menghindari emosi dan berusaha tetap sabar. "Yakin selalu akan ada yang membantu, dari awal mulai urusan koper, semua dibantu, alhamdulillah," ungkap Sri.

Sementara itu, KH Mustaqim Basyari, pembimbing ibadah dari KBIHU Multazam Kabupaten Madiun selalu meminta Agus Yusuf bersyukur dan meminta kepada jemaah yang lebih muda banyak membantu.

"Karena bisa jadi kemabruran berasal dari langkah menolongnya itu. Ahamdulillah, haji ramah lansia banyak perhatiannya," kata Pengasuh Ponpes Al Basyariyah Pilangkenceng, Kabupaten Madiun itu.
(muh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1390 seconds (0.1#10.140)