Keistimewaan dan Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
loading...
A
A
A
Bulan Dzulhijjah termasuk bulan yang di dalamnya terdapat banyak keistimewaan dan keutamaan. Karena itu, Syariat Islam memerintahkan umat Islam untuk menyemarakkannya dengan berbagai amal shaleh yang istimewa.
Mengapa disebut bulan istimewa dan banyak keutamaannya? Bulan Dzulhijjah disebut banyak keutamaan karena ada banyak amalan yang disunnahkan pada bulan tersebut, terutama di 10 hari pertama bulan yang dikenal sebagai bulan haji atau bulan kurban tersebut.
“Demi waktu fajar. Dan demi sepuluh malam.” (QS. Al-Fajr : 1-2)
Makna sepuluh malam dalam ayat yang mulia ini adalah sepuluh malam yang pertama dalam bulan Dzulhijjah, menurut mayoritas ulama tafsir, dan inilah pendapat yang benar menurut penelitian Imam Ibnu Katsir ad-Dimasyqi.
“Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Haj : 28)
Menurut mayoritas ulama tafsir, termasuk di antaranya sahabat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, maksud dari menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari-hari di dunia yang paling utama adalah sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah).”
Para sahabat bertanya, “Hari-hari yang dipergunakan (jihad) di jalan Allah juga tidak menandinginya?”
Beliau menjawab, “Hari-hari yang dipergunakan di jalan Allah juga tidak mampu menandinginya, kecuali seseorang yang wajahnya terjerembab di dalam debu (gugur di medan jihad hingga wajahnya beralaskan tanah).” (HR. Al-Bazzar)
“Haji adalah (wuquf di) Arafah.” (HR. At-Tirmidzi; HR. An-Nasai; HR. Ibnu Majah; HR. Ahmad. Hadits shahih)
Sebagian ulama bahkan berpendapat hari tersebut merupakan hari paling mulia dalam satu tahun, sebagaimana hadis dari Abdullah bin Qurth radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari penyembelihan dan hari sesudahnya.” (HR. Ahmad; HR. An-Nasai; HR. Ibnu Khuzaimah; HR. Ibnu Hibban; HR. Ath-Thabarani; HR. Al-Hakim; HR. Al-Baihaqi; HR. Abu Nu’aim al-Asbahani. Dinyatakan shahih oleh Al-Arnauth dan Al-Albani)
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada hari-hari yang amal shalih pada waktu tersebut lebih dicintai Allah melebihi hari-hari sepuluh (bulan Zulhijjah ini).”
Mengapa disebut bulan istimewa dan banyak keutamaannya? Bulan Dzulhijjah disebut banyak keutamaan karena ada banyak amalan yang disunnahkan pada bulan tersebut, terutama di 10 hari pertama bulan yang dikenal sebagai bulan haji atau bulan kurban tersebut.
Berikut Keutamaan di 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah:
1. Allah ‘azza wa jalla bersumpah dengannya
Allah Ta'ala berfirman,وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْر
“Demi waktu fajar. Dan demi sepuluh malam.” (QS. Al-Fajr : 1-2)
Makna sepuluh malam dalam ayat yang mulia ini adalah sepuluh malam yang pertama dalam bulan Dzulhijjah, menurut mayoritas ulama tafsir, dan inilah pendapat yang benar menurut penelitian Imam Ibnu Katsir ad-Dimasyqi.
2. Ia merupakan hari-hari yang disyariatkan secara khusus untuk memperbanyak zikir
Allah Ta'ala berfirman,لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ
“Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” (QS. Al-Haj : 28)
Menurut mayoritas ulama tafsir, termasuk di antaranya sahabat Ibnu Umar dan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, maksud dari menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
3. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah hari-hari di dunia yang paling mulia
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis berikut ini.عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ – يَعْنِي عَشْرَ ذِي الْحِجَّةِ – قِيلَ: وَلَا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا مِثْلُهُنَّ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ عَفَّرَ وَجْهَهُ فِي التُّرَابِ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari-hari di dunia yang paling utama adalah sepuluh hari (pertama bulan Dzulhijjah).”
Para sahabat bertanya, “Hari-hari yang dipergunakan (jihad) di jalan Allah juga tidak menandinginya?”
Beliau menjawab, “Hari-hari yang dipergunakan di jalan Allah juga tidak mampu menandinginya, kecuali seseorang yang wajahnya terjerembab di dalam debu (gugur di medan jihad hingga wajahnya beralaskan tanah).” (HR. Al-Bazzar)
4. Hari Arafah
Wuquf di Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah setiap tahun. Hari wuquf di Arafah adalah hari yang sangat agung. Pada saat tersebut Allah mengabulkan doa, mengampuni dosa, menerima taubat, dan membebaskan hamba-hamba yang diridhai-Nya dari siksa api neraka. Begitu agungnya hari tersebut, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,الحَجُّ عَرَفَةُ
“Haji adalah (wuquf di) Arafah.” (HR. At-Tirmidzi; HR. An-Nasai; HR. Ibnu Majah; HR. Ahmad. Hadits shahih)
5. Hari penyembelihan
Hari penyembelihan atau biasa disebut yaum an-nahr dan idul Adha, jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah setiap tahun. Ia merupakan hari raya seluruh umat Islam, dan bagi para jamaah haji merupakan salah satu rangkaian manasik haji yang sangat penting.Sebagian ulama bahkan berpendapat hari tersebut merupakan hari paling mulia dalam satu tahun, sebagaimana hadis dari Abdullah bin Qurth radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَعْظَمُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ
“Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari penyembelihan dan hari sesudahnya.” (HR. Ahmad; HR. An-Nasai; HR. Ibnu Khuzaimah; HR. Ibnu Hibban; HR. Ath-Thabarani; HR. Al-Hakim; HR. Al-Baihaqi; HR. Abu Nu’aim al-Asbahani. Dinyatakan shahih oleh Al-Arnauth dan Al-Albani)
6. Induk berbagai ibadah terkumpul pada hari-hari tersebut
Al-hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari mengatakan, “Tampaknya hal yang menyebabkan keistimewaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah berkumpulnya induk-induk ibadah pada hari-hari tersebut, yaitu sholat, shaum, sedekah, dan haji. Hal itu tidak mungkin terkumpul pada hari-hari yang lain.”Keutamaan Amal Shaleh Bulan Dzulhijjah
Karena keistimewaannya, maka 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini juga memberikan keutamaan terhadap amal shaleh yang dilakukan setiap muslim. Terdapat beberapa hadis shahih yang menerangkan keutamaan amal shalih pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Di antaranya adalah:عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ الله، وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَلَا الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ، إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada hari-hari yang amal shalih pada waktu tersebut lebih dicintai Allah melebihi hari-hari sepuluh (bulan Zulhijjah ini).”