Melihat Kematangan Berpikir Anak dalam Islam, Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Salah satu yang perlu dikawal dan diperhatikan oleh para orang tua terhadap anak-anak mereka adalah kematangan berpikirnya. Apa sebenarnya yang dimaksud kematangan berpikir dalam perspektif Islam? Dan bagaimana penjelasannya?
Dalam perkembangan dan tumbuh kembang anak, tentu ada fase-fase yang dijalani oleh anak mulai dari dia bocah sampai remaja dan sampai menjadi orang dewasa. Pakar parenting islami Ustadz Abu Ihsan Al Atsaary menjelaskan, kematangan berpikir ini juga dikenal dengan sebutan kedewasaan. Tentunya ini akan tumbuh sejalan dan sesuai dengan perkembangan fisik dan usianya.
Maka para orang tua juga harus memperhatikan perkembangan akal anak-anak mereka. Dai yang sering mengisi kajian sunah ini menyebutkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa semua manusia lahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Ibarat hardisk dia adalah hardisk yang kosong, ibarat lembaran dia lembaran yang putih bersih belum ada isinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu…” (QS. An-Nahl[16]: 78)
"Itulah kita dulu. Kita lahir dalam keadaan jahil dan tidak berilmu. Akan tetapi manusia diberikan kecerdasan yang dengan kecerdasan itu ia bisa mempelajari banyak hal yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan kepada mereka,"ujarnya.
Berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya, misalnya binatang yang berumur pendek. Binatang hidup dengan naluri. Lebah, laba-laba, semut, itu dilahirkan lengkap dengan kemampuan untuk membuat sarang tanpa harus belajar dari induknya. Karena dia tidak memiliki kecerdasan dan umur yang cukup untuk mempelajari ilmu membuat sarang,
Berbeda dengan anak manusia yang perlu belajar dari orang lain terutama orang tuanya. Sehingga dia mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak dia ketahui. Ini yang disebut dengan perkembangan akal atau kematangan berpikir. Dimulai dari mungkin suatu yang masih sangat mentah (tidak tahu apa-apa), lalu sedikit demi sedikit bisa berkomunikasi. Itu adalah tahapan yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Ini berkaitan dengan pertumbuhan akalnya. Kalau tidak normal pasti ada sesuatu yang lain.
Secara fisik, otak manusia itu lembek seperti buah alpukat yang matang. Dan ternyata otak itu tersusun dari sel-sel yang jumlahnya sangat banyak sekali. Sel-sel ini terdiri dari sel utama yang disebut neuron dan sel-sel pendukung yang disebut neuroglia. Jumlah sel dalam otak manusia yang berusia 18 tahun (puncak usia remaja) diperkirakan berjumlah 100 miliar neuron dan 5 triliun neuroglia.
Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa sel otak ini terdiri atas sekitar 50 juta jenis yang berbeda. Maka kemampuan otak manusia itu sesuatu yang masih misteri. Yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala penciptanya. Mungkin manusia baru menggunakan maksimal 30% dari kemampuan akalnya. Artinya belum maksimal. Begitulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia.
Jalur komunikasi antar sel otak dibangun dengan sedemikian rapi dan akurat. Neuron yang jumlahnya ratusan miliar ini saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dengan menggunakan arus listrik yang kecepatannya mencapai 360 km/jam.
Begitulah kecerdasan yang Allah berikan kepada manusia. Sehingga kadang-kadang kita berpikir sesuatu yang kita tidak duga. Terkadang kita ingat sesuatu, kemudian tidak ingat, bisa memecahkan sesuatu, berpikir tentang sesuatu. Begitulah cara kerjanya. Maka kalau kita merasa orang pintar, jangan sombong, tawadhu’lah. Bahwa neuron yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya itu bekerja atas perintah dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau dia tidak bekerja sebagaimana mestinya manusia bisa tiba-tiba blank (tidak tahu apa-apa).
Wallahu A'lam
Dalam perkembangan dan tumbuh kembang anak, tentu ada fase-fase yang dijalani oleh anak mulai dari dia bocah sampai remaja dan sampai menjadi orang dewasa. Pakar parenting islami Ustadz Abu Ihsan Al Atsaary menjelaskan, kematangan berpikir ini juga dikenal dengan sebutan kedewasaan. Tentunya ini akan tumbuh sejalan dan sesuai dengan perkembangan fisik dan usianya.
Maka para orang tua juga harus memperhatikan perkembangan akal anak-anak mereka. Dai yang sering mengisi kajian sunah ini menyebutkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa semua manusia lahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Ibarat hardisk dia adalah hardisk yang kosong, ibarat lembaran dia lembaran yang putih bersih belum ada isinya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا…
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu…” (QS. An-Nahl[16]: 78)
"Itulah kita dulu. Kita lahir dalam keadaan jahil dan tidak berilmu. Akan tetapi manusia diberikan kecerdasan yang dengan kecerdasan itu ia bisa mempelajari banyak hal yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ajarkan kepada mereka,"ujarnya.
Berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya, misalnya binatang yang berumur pendek. Binatang hidup dengan naluri. Lebah, laba-laba, semut, itu dilahirkan lengkap dengan kemampuan untuk membuat sarang tanpa harus belajar dari induknya. Karena dia tidak memiliki kecerdasan dan umur yang cukup untuk mempelajari ilmu membuat sarang,
Berbeda dengan anak manusia yang perlu belajar dari orang lain terutama orang tuanya. Sehingga dia mengetahui hal-hal yang sebelumnya tidak dia ketahui. Ini yang disebut dengan perkembangan akal atau kematangan berpikir. Dimulai dari mungkin suatu yang masih sangat mentah (tidak tahu apa-apa), lalu sedikit demi sedikit bisa berkomunikasi. Itu adalah tahapan yang harus diperhatikan oleh para orang tua. Ini berkaitan dengan pertumbuhan akalnya. Kalau tidak normal pasti ada sesuatu yang lain.
Cara Kerja Otak Manusia
Ustadz Abu Ihsan juga menjellaskan, manusia tidak bisa tiba-tiba pintar. Ada proses-proses yang harus mereka jalani. Maka kita harus mengetahui bagaimana cara kerja otak manusia yang berbeda dengan otak makhluk-makhluk lain.Secara fisik, otak manusia itu lembek seperti buah alpukat yang matang. Dan ternyata otak itu tersusun dari sel-sel yang jumlahnya sangat banyak sekali. Sel-sel ini terdiri dari sel utama yang disebut neuron dan sel-sel pendukung yang disebut neuroglia. Jumlah sel dalam otak manusia yang berusia 18 tahun (puncak usia remaja) diperkirakan berjumlah 100 miliar neuron dan 5 triliun neuroglia.
Para ilmuwan juga memperkirakan bahwa sel otak ini terdiri atas sekitar 50 juta jenis yang berbeda. Maka kemampuan otak manusia itu sesuatu yang masih misteri. Yang mana Allah Subhanahu wa Ta’ala penciptanya. Mungkin manusia baru menggunakan maksimal 30% dari kemampuan akalnya. Artinya belum maksimal. Begitulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia.
Jalur komunikasi antar sel otak dibangun dengan sedemikian rapi dan akurat. Neuron yang jumlahnya ratusan miliar ini saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dengan menggunakan arus listrik yang kecepatannya mencapai 360 km/jam.
Begitulah kecerdasan yang Allah berikan kepada manusia. Sehingga kadang-kadang kita berpikir sesuatu yang kita tidak duga. Terkadang kita ingat sesuatu, kemudian tidak ingat, bisa memecahkan sesuatu, berpikir tentang sesuatu. Begitulah cara kerjanya. Maka kalau kita merasa orang pintar, jangan sombong, tawadhu’lah. Bahwa neuron yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya itu bekerja atas perintah dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau dia tidak bekerja sebagaimana mestinya manusia bisa tiba-tiba blank (tidak tahu apa-apa).
Baca Juga
Wallahu A'lam
(wid)