Kemenag Siapkan 3 Desain Layanan Haji, Perpendek Masa Tinggal Jemaah hingga Timsus Armuzna
loading...
A
A
A
ARAB SAUDI - Kementerian Agama (Kemenag) mendesain skenario penataan dan perbaikan penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya. Ada tiga desain yang tengah digodok mulai dari waktu tinggal jemaah di Arab Saudi hingga Tim Khusus Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan pihaknya terus berupaya memperbaiki pelayanan haji. Hilman menyebut ada tiga desain yang sedang dibahas.
"Saat ini tim kami sedang mendesain bagaimana sebetulnya kalau konteks keberangkatan dan kepulangan jemaah jadwal pesawat ritmenya mau bagaimana? Landai di awal, tinggi di tengah, dan landai di belakang ataukah rata atau juga naik turun. Itu ritmenya sedang kita pelajari," jelasnya.
Kedua, pihaknya juga tengah mendesain ulang tentang lama tinggal jemaah di Makkah dan Madinah. Hal ini sebagaimana amanah dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kepada Ditjen PHU Kemenag.
"Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia," paparnya.
Desain ketiga yang paling penting yaitu pembentukan special force atau tim khusus untuk menangani jemaah haji selama prosesi di Armuzna atau Masyair.
"Itu juga sedang kita desain. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik. Kita juga berkomunikasi hal ini dengan Pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi," jelasnya.
Apalagi pengumuman kuota haji telah dilakukan lebih awal oleh Pemerintah Arab Saudi. Biasanya pengumuman disampaikan pada Januari seperti tahun ini.
"Sekarang baru selesai haji satu hari sudah diumumkan. Artinya semua negara diminta untuk mempersiapkan lebih panjang lebih baik lebih matang, karena semua itu bisa bergerak kalau ada kuota. Nah dulu kuotanya baru Januari. Sekarang baru selesai haji sudah langsung diumumkan. Insya Allah persiapannya bisa lebih baik," terang Hilman.
Terkait dengan hasil investigasi kasus Armuzna, Hilman menambahkan laporan awal dari mitra karena sempat berhenti selama tiga jam. "Untuk yang lain masih dikaji oleh Pemerintah Saudi karena banyak hal ya dan banyak faktor bagaimana ketidakoptimalan itu terjadi, dan kita masih menunggu secara resmi," tutupnya.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan pihaknya terus berupaya memperbaiki pelayanan haji. Hilman menyebut ada tiga desain yang sedang dibahas.
"Saat ini tim kami sedang mendesain bagaimana sebetulnya kalau konteks keberangkatan dan kepulangan jemaah jadwal pesawat ritmenya mau bagaimana? Landai di awal, tinggi di tengah, dan landai di belakang ataukah rata atau juga naik turun. Itu ritmenya sedang kita pelajari," jelasnya.
Kedua, pihaknya juga tengah mendesain ulang tentang lama tinggal jemaah di Makkah dan Madinah. Hal ini sebagaimana amanah dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kepada Ditjen PHU Kemenag.
"Syukur-syukur bisa diperpendek. Tapi semua itu tergantung dengan regulasi yang ada di Saudi Arabia," paparnya.
Desain ketiga yang paling penting yaitu pembentukan special force atau tim khusus untuk menangani jemaah haji selama prosesi di Armuzna atau Masyair.
"Itu juga sedang kita desain. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih baik. Kita juga berkomunikasi hal ini dengan Pemerintah Saudi Arabia, karena apa pun yang kita lakukan nanti terkait dengan regulasi yang dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi," jelasnya.
Apalagi pengumuman kuota haji telah dilakukan lebih awal oleh Pemerintah Arab Saudi. Biasanya pengumuman disampaikan pada Januari seperti tahun ini.
"Sekarang baru selesai haji satu hari sudah diumumkan. Artinya semua negara diminta untuk mempersiapkan lebih panjang lebih baik lebih matang, karena semua itu bisa bergerak kalau ada kuota. Nah dulu kuotanya baru Januari. Sekarang baru selesai haji sudah langsung diumumkan. Insya Allah persiapannya bisa lebih baik," terang Hilman.
Terkait dengan hasil investigasi kasus Armuzna, Hilman menambahkan laporan awal dari mitra karena sempat berhenti selama tiga jam. "Untuk yang lain masih dikaji oleh Pemerintah Saudi karena banyak hal ya dan banyak faktor bagaimana ketidakoptimalan itu terjadi, dan kita masih menunggu secara resmi," tutupnya.
(kri)