AIPAC, Pelobi Utama Israel di Amerika Serikat Sejak 1951

Selasa, 24 Oktober 2023 - 05:15 WIB
loading...
AIPAC, Pelobi Utama Israel di Amerika Serikat Sejak 1951
AIPAC meraih tingkat kekuasaan dan pengaruh yang baru pada tahun-tahun pemerintahan Reagan. Foto/Ilustrasi: forward
A A A
Mantan anggota Kongres AS , Paul Findley (1921 – 2019), menyebut pengaruh Israel terhadap pemerintah AS telah menjadi legenda, terutama disebabkan oleh apa yang disebut lobi Israel.

Menurutnya, meskipun ada suara-suara yang berusaha untuk mengecilkan kekuatannya, sesungguhnya semua politisi, orang-orang di balik pemberitaan, dan orang-orang lain yang telah berhadapan dengan lobi itu membuktikan pengaruh yang luar biasa besarnya dari para pendukung Israel di Kongres dan dalam perumusan kebijaksanaan luar negeri AS.

"Di antara begitu banyak kelompok pro Israel, tidak ada yang diorganisasi secara lebih baik, lebih aktif, atau lebih kuat dibanding AIPAC, lobi utama yang mendukung Israel di Amerika Serikat sejak 1951," tulis Paul Findley, dalam bukunya berjudul "Deliberate Deceptions: Facing the Facts about the U.S. - Israeli Relationship" yang diterjemahkan Rahmani Astuti menjadi "Diplomasi Munafik ala Yahudi - Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel" (Mizan, 1995).



AIPAC adalah akronim American Israel Public Affairs Committee. Pengaruhnya pada Kongres sangat besar sehingga selama ini Israel dapat menikmati tingkat bantuan keuangan yang luar biasa dan keuntungan-keuntungan istimewa, yang kesemuanya diberikan hanya melalui sepatah kata dalam diskusi serius.

Paul Findley menyebut AIPAC menjadi sasaran iri hati lobi-lobi lainnya karena aksesnya yang sangat mudah ke tingkat-tingkat pemerintahan tertinggi. Kini AIPAC mempunyai anggaran belanja tahunan US$15 juta, kira-kira lima puluh ribu anggota pemberi iuran, dan, selain markas besarnya di Washington, D.C., beberapa kantor lain di delapan kota. Dukungannya terhadap seorang kandidat politik biasanya mendatangkan sumbangan-sumbangan dari hampir seratus komite aksi politik pro Israel di seluruh negeri.

Pengaruh Besar

Pada 1987 New York Times melaporkan bahwa AIPAC telah menjadi kekuatan utama dalam menyusun kebijaksanaan Amerika Serikat di Timur Tengah... Organisasi ini telah meraih kekuasaan untuk mempengaruhi pemilihan kandidat presiden, menghalangi praktis setiap penjualan senjata ke sebuah negara Arab dan bertindak sebagai katalisator bagi hubungan militer yang erat antara Pentagon dan angkatan bersenjata Israel.



Para pejabat puncaknya dimintai nasihat oleh Kementerian Luar Negeri dan para penyusun kebijaksanaan Gedung Putih, para senator, dan jenderal.

Laporan Times itu menyimpulkan bahwa AIPAC "telah menjadi sasaran kecemburuan para pelobi yang saling bersaing dan kecaman para ahli Timur Tengah yang ingin menguatkan ikatan dengan bangsa-bangsa Arab pro Barat".

Satu tahun kemudian, seorang wartawan lepas Eric Alterman menyelidiki AIPAC dan sampai pada penilaian yang sama. Dia melaporkan: "Tak diragukan lagi, AIPAC adalah lobi etnis paling kuat dalam sejarah Amerika belakangan ini. Dapat dikatakan bahwa, sesungguhnya, ia merupakan lobi Washington paling kuat di antara semua lobi lainnya... pengaruh AIPAC dapat dirasakan bukan hanya di Capitol Hill tetapi juga di Gedung Putih, Pentagon, kementerian luar negeri, kantor perbendaharaan negara, dan sejumlah kantor lainnya. Dan pengaruhnya tidak tergantung pada bantuan dari suatu pemerintahan yang bersahabat; lebih sering, justru sebaliknyalah yang terjadi."

Kathleen Christison, mantan analis CIA, menulis pada 1988: "Di bawah [Presiden] Reagan, AIPAC telah menjadi mitra dalam penyusunan kebijaksanaan... Komite Urusan Publik Israel-Amerika itu telah menyusup sedemikian jauh di Gedung Putih dan juga di Kongres sehingga mustahil untuk memastikan di mana tekanan lobi itu akan berhenti dan pemikiran presiden yang independen dimulai."



Superlobi

AIPAC meraih tingkat kekuasaan dan pengaruh yang baru pada tahun-tahun pemerintahan Reagan. Kekuatannya telah tumbuh demikian pesat sehingga koresponden-veteran Hedrick Smith melaporkan dalam The New York Times bahwa ia merupakan suatu "superlobi..."

AIPAC berhasil mengembangkan kekuatan politik yang begitu besar sehingga pada 1985, AIPAC dan sekutu-sekutunya dapat memaksa Presiden Reagan untuk mengingkari perjanjian pembelian senjata yang telah disepakati bersama Raja Hussein [dari Yordania].

Pada 1986, lobi pro Israel itu berhasil mencegah Reagan membuat kesepakatakan pembelian jet tempur dengan Saudi Arabia; dan Menteri Luar Negeri George Shultz harus duduk bersama Direktur Eksekutif AIPAC --bukan para pemimpin kongres-- untuk menentukan sejauh mana penjualan persenjataan kepada Arab Saudi masih dapat diterima AIPAC. "

AIPAC begitu mendominasi pemerintahan Reagan sehingga Direktur Eksekutif AIPAC Thomas A. Dine melaporkan pada konferensi kebijaksanaan tahunan AIPAC kedua puluh tujuh pada 1986 bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan Israel tidak pernah sebaik ini sebelumnya --dan, secara implisit, itu berarti juga hubungan dengan AIPAC.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2336 seconds (0.1#10.140)