Kisah Leluhur Bani Israel: Bermula dari Saudara Kembar yang Saling Bermusuhan

Sabtu, 28 Oktober 2023 - 06:15 WIB
loading...
A A A
Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sadarlah ia bahwa apa yang dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuai dengan doa ayahnya yang masih tetap mendengung di telinganya.

Akhirnya, Ya'qub sampai di kota Fadan A'ram. Sesampainya di salah satu persimpangan jalan, dia berhenti sebentar bertanya ke salah seorang penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada.

Laban seorang kaya-raya, pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar di kota itu. Tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub: "Kebetulan sekali, itulah dia anak perempuan Laban, Rahil, yang akan dapat membawa kamu ke rumah ayahnya".



Dengan hati yang berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri seorang gadis ayu dan cantik itu, lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat lidahnya, Ya'qub mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri. Rifqah ibunya, saudara kandung dari ayah si gadis itu, Laban.

Diterangkan lagi kepada Rahil, tujuannya datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan. Mendengar kata-kata Ya'qub yang bertujuan hendak menemui ayahnya, Laban, dan untuk menyampaikan pesan Nabi Ishaq. Maka, dengan senang hati, Rahil mempersilakan Ya'qub mengikutinya balik ke rumah untuk menemui ayahnya, Laban.

Setelah berjumpa, Laban bin Batu'il, menyediakan tempat dan bilik khas untuk anak saudaranya itu, Ya'qub, yang tiada bedanya dengan tempat-tempat anak kandungnya sendiri. Dengan senang hati Ya'qub tinggal di rumah Laban seperti rumah sendiri.

Ya'qub tinggal di Harran cukup lama. Beliau lantas menikahi sepupunya, Putri Laban. Kemudian beliau kembali kepada keluarganya (di Kan'an atau Kana'an) setelah Allah menganugerahinya sepuluh putra dari sepupunya dan istrinya yang lain. (

Setelah Ya'qub kembali ke negeri Kan'an, Allah menganugerahinya lagi dua putra, Yaitu Yusuf dan Bunyamin. Dengan demikian, jumlah putranya menjadi 12 orang. Di tempat itulah dia menyempurnakan risalah ayahnya, Ishaq, dan kakeknya, Ibrahim, untuk menyeru pada ajaran Allah.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1542 seconds (0.1#10.140)